Fimela.com, Jakarta Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada vaksin COVID-19 yang direkomendasikan untuk kelompok usia di bawah 18 tahun oleh WHO. Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia menyebut vaksin COVID-19 untuk usia di bawah 18 tahun masih dalam tahap uji klinis.
Sementara itu, kasus positif COVID-19 di kalangan anak-anak di Indonesia juga kian tinggi. Terhitung sejak 24 Maret 2021 terdapat sekitar 12,1% anak-anak Indonesia terinfeksi COVID-19
dr. Elsye Souvriyanti selaku Dokter Spesial Anak RS Yarsi menyebut dari jumlah tersebut ebanyak 2,8% pasien positif COVID-19 merupakan anak-anak di kelompok usia 0-5 tahun. Sementara 9,3% berada di usia 6-18 tahun. Angka kematian COVID-19 pada kelompok anak usia 0-5 tahun dan 6-18 tahun juga tercatat sebanyak 0,6%.
Dari data tersebut, dr. Elsye tidak merekomendasikan anak-anak untuk melakukan sekolah tatap muka selama pandemi COVID-19 berlangsung.
Tidak direkomendasikan sekolah tatap muka
"Tidak direkomendasikan anak untuk keluar rumah, termasuk kegiatan sekolah tatap muka hingga situasi COVID-19 di Indonesia memenuhi kriteria epidemologi WHO. Kecuali ada kebutuhan yang mendesak, seperti berobat ke rumah sakit," ungkap dr. Elsye dalam webinar beberapa waktu lalu.
Sejumlah vaksin COVID-19 masih terus melakukan uji klinis pada kelompok anak-anak. Seperti yang dilakukan Sinovac yang menguji vaksin buatannya ke kelompok anak usia 3-17 tahun.
Selain itu ada juga Pfizer yang sedang melakukan penelitian vaksin terhadap kelompok anak usia 12-16 tahun. Moderna sendiri juga mempelajari vaksinnya kepada anak-anak usia 12 tahun ke atas. Minggu lalu pihaknya telah mengumumkan studi terbaru yang dilakukan pada anak-anak usia di bawah 12 tahun.
Simak video berikut ini
#elevate women