Fimela.com, Jakarta Unit musik indie asal Malang, Monohero menandai setahun perjalanan album perdana mereka berjudul Awake. Momen itu diselebrasikan dengan perilisan komposisi anyar pada Februari lalu, Udara.
Dengan racikan musik psikedelik yang diusung, Monohero bercerita tentang hal yang dekat tapi kadang luput dari kesadaran. Layaknya udara, yang terdiri dari dua unsur yang sepertinya bertolak belakang.
"Konsepnya sendiri mengambil pemaknaan lagu ‘Udara’ sih. Aku membayangkan gimana dua hal yang kesannya berlawanan, ternyata saling punya peran dalam hidup manusia. ” tutur Wafy sebagai konseptor music video Udara.
“Dalam video ini, simbolisasinya Oksigen dan Karbon Dioksida. Kalo gak ada salah satunya, kita gak bisa hidup & keseimbangan bakal terganggu. Aku rasa hal seperti itu berlaku pada banyak hal di dunia," tambahnya.
Sementara Omen, vokalis Monohero punya persepsi tersendiri terkait lagu yang ia lantunkan dalam bahasa Jawa itu. "Kalo dari aku, Udara ini tentang bagaimana caranya mengontrol diri sendiri. Semakin mengudara semakin tidak terkontrol. Semoga tidak," jelasnya.
Proses Kreatif
Monohero punya formula yang mereka terapkan dalam proses berkarya. Proses itu pun berulang secara natural, terbagi menjadi divisi-divisi seiring perjalanan mereka yang sudah menginjak tahun kelima.
"Bikin musiknya dulu siih, aransemen aku bikin, Omen nambahi lirik, alfian bikin visual. Sebenernya gitu sih cara kerja di Monohero yang baru kita bangun 5 tahun ini. Ada 3 divisi, (pendengaran, penyuaraan dan memvisualkannya) kita kerja bikin karya bareng-bareng. gimana setiap divisi saling isi satu sama lain," tutur Wafy.
Selain merilis Udara sebagai peringatan hari jadi album Awake, Monohero juga sudah menyiapkan beberapa rencana. Mau tak mau, mereka harus menyesuaikan konsep lantaran situasi pandemi yang saat ini melanda.
"Rasa syukur pada proses terciptanya Album pertama kami. Tahun lalu yg terlewat begitu saja, sempat terpengaruh karna pandemi. Banyak ide paska rilis yg harus tertunda dan diubah konsepnya mulai dari rencana tour, talkshow, pameran, dll," kata Alfian sebagai konseptor visual Monohero.
Tetap Membumi
Salah satu kekuatan Monohero adalah perpaduan unik modern dan tradisional dalam musik mereka. Genre musik psikedelik melebur dengan lirik berbahasa Jawa, serta tatanan visual yang saling berinteraksi dan menguatkan satu sama lain.
Monoher tetap membumi dengan bahasa daerah yang jadi bagian dari identitas ketiga personel. Mereka punya alasan tersendiri untuk tetap mengangkat unsur budaya dalam lirik-lirik yang dinyanyikan.
"Karena bahasa Jawa akrab dengan keseharian kita, intinya lagu kita itu berperan sebagai vitamin itu sendiri, penutur jalan ini, pengingat bagi diri ini dan yang lainnya. Mungkin ada yang belum bisa bahasa Jawa, terus denger musik kita yg pake lirik bahasa Jawa, dia cari-cari tau apa itu artinya... secara tidak langsung dia ya belajar," pungkas Wafy.