Seseorang yang Enak Diajak Ngobrol via Teks, Bakal Langsung Cocok jadi Pasangan?

Endah Wijayanti diperbarui 22 Mar 2021, 11:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Cara kita berkomunikasi di era digital sehari-hari sepertinya sudah tak terpisahkan dari chatting app atau aplikasi obrolan. Bahkan mencari kenalan atau pasangan pun bisa dimulai dari ruang obrolan (chatroom) di aplikasi kencan daring. Salah satu hal yang sering dijumpai adalah ketika menemukan seseorang yang enak dan nyaman diajak mengobrol via teks, apakah ketika ketemuan langsung bisa langsung merasa nyaman atau malah jadi canggung?

Jawaban untuk pertanyaan itu bisa berbeda-beda. Ada yang berpendapat bahwa jika seseorang sudah membuat kita nyaman ketika mengobrol via teks, maka ketika ketemuan langsung pun akan membuat kita merasa nyaman. Sebab ketika seseorang sudah apa adanya saat berkirim pesan, maka ketika bertatap muka dengan orang yang menerima pesannya, maka sudah bisa menjadi diri sendiri. Namun, ada juga yang punya pengalaman berkenalan dengan seseorang yang awalnya seru diajak ngobrol via teks, tapi pas ketemuan malah canggung. Karena ada tipe orang yang pemalu ketika berhadapan langsung dengan orang baru, tapi bisa lebih mudah mengekspresikan diri dengan lebih leluasa melalui tulisan.

Text Talk dan Cara Seseorang Berkomunikasi via Teks

Melansir "The Psychology of Text Relationships" yang dipublikasikan di laman truecenterpublishing.com, ada istilah yang disebut text talk. Text talk adalah sebuah kemampuan dan sebuah seni, yang berbeda dari kemampuan berbicara langsung. Namun, kecakapan yang baik dalam bicara lewat teks tidak selalu menjamin adanya kecakapan yang baik juga dalam bicara langsung.

Beberapa penulis dan penyair hebat pun ada yang canggung saat dihadapkan pada percakapan langsung. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi efektif melalui text talk sangat bergantung pada kemampuan menulisnya. Tapi ada yang lebih menarik, yaitu semakin baik seseorang mengekspresikan diri melalui tulisan, semakin baik hubungan bisa terbangun dan terjalin. Kemampuan menulis dalam menyampaikan pesan via teks yang buruk bisa menyebabkan kesalahpahaman dan potensi konflik dalam berkomunikasi. Jadi, bisa dipahami akan ada kemungkinan juga terhadap seseorang yang bisa memberi rasa nyaman saat diajak mengobrol via pesan teks, akan mudah untuk diajak mengobrol juga saat bertatap muka.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Karakter dan Kemampuan Berkomunikasi Tiap Orang Berbeda-beda

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Internet dan aplikasi obrolan (chat apps) membuka peluang besar untuk berkomunikasi dengan lebih leluasa. Seseorang bisa menghadirkan persona tertentu yang ingin ia tampilkan melalui pesan teks. Bila sedari awal seseorang memang berkomunikasi apa adanya seperti cara dia berkomunikasi sehari-hari, maka saat bertemu langsung dengannya akan mudah untuk merasa nyaman bersamanya. Tapi jika seseorang pada dasarnya punya karakter yang masih pemalu, maka akan butuh waktu untuk bisa lebih mengenalnya ketika bertemu langsung.

Memang ada kemungkinan seseorang enak diajak ngobrol via pesan teks, bakal langsung cocok untuk dijadikan pasangan yang potensial. Di sisi lain, bisa jadi seseorang yang tadinya tampak terasa seru diajak mengobrol via teks, ternyata masih kikuk ketika diajak tatap muka dan sulit untuk bisa langsung dekat dalam waktu dekat. Karakter dan kemampuan berkomunikasi tiap orang memang tak bisa disamaratakan.

Biasanya hal ini umum terjadi saat mencoba mencari pasangan via aplikasi kencan. Awalnya match, berkenalan dengan saling sapa di chatroom, lanjut ke berbagai obrolan, eh rasanya kok nyaman dan nyambung. Lalu, ketika akhirnya memutuskan untuk tatap muka ada banyak ekspektasi yang memenuhi isi kepala. Kalau "beruntung" berkenalan dengan seseorang yang memang menjadi dirinya sendiri ketika berkirim pesan, maka hubungan bisa berpeluang menuju ke arah yang lebih saling mengenal satu sama lain. Tapi kalau ternyata si doi tampak canggung dan kikuk, serta tidak sesuai dengan bayangan yang kita miliki ketika berkirim pesan padanya, ya bisa jadi memang dia masih butuh waktu atau memang karakternya memang seperti itu saat bertemu orang baru.

Ada Hal Penting yang Perlu Diingat

Satu hal mendasar yang sepertinya perlu ditekankan saat memutuskan untuk bertemu seseorang yang awalnya berkenalan atau berkomunikasi via teks adalah menjaga ekspektasi. Kalau memang di pertemuan pertama terasa klik, anggap saja itu pertanda baik (yang mungkin bisa mulai dipertimbangkan untuk menjalin hubungan asmara). Tapi kalau ternyata yang terjadi tidak sesuai harapan, ya anggap saja menambah kenalan baru. Setidaknya bahan obrolan saat bertukar pesan bisa jadi bahan basa-basi saat tatap muka.

Apakah Sahabat Fimela ada yang punya pengalaman terkait hal ini? Atau mungkin punya pendapat berbeda soal menemui seseorang yang awal kenalan melalui saling tukar pesan teks, seberapa besar pengaruh komunikasi via teks terhadap komunikasi yang terjadi saat tatap muka?

#ElevateWomen