Ulasan Novel Jika Kucing Lenyap dari Dunia

Endah Wijayanti diperbarui 20 Mar 2021, 11:38 WIB

Fimela.com, Jakarta Apa yang kira-kira akan kamu lakukan jika diberi tahu kematianmu sudah dekat? Apa yang kamu lakukan di sisa hidupmu saat diberi tahu oleh dokter bahwa hidupmu kemungkinan tinggal setengah tahun lagi? Inilah yang dialami oleh seorang pria di usia 30 tahun dalam novel Jika Kucing Lenyap dari Dunia.

Ketika diberi tahu dirinya mengidap tumor otak stadium IV, pria yang berprofesi sebagai tukang pos ini dibanjiri perasaan yang campur aduk. Dia tak meresponsnya dengan terlalu dramatis seperti yang mungkin dibayangkan banyak orang. Alih-alih, ia seakan merasakan sebuah kehampaan sekaligus desakan untuk melakukan hal-hal "hebat" di sisa usianya.

Sampai kemudian sesosok Iblis mendatanginya. Iblis memberinya sebuah penawaran menarik. Iblis bisa membantunya menambah usianya dengan satu syarat. Untuk setiap satu hari tambahan hidup, ada satu hal yang perlu dilenyapkan. Melihat ada harapan baru, pria itu pun menyanggupinya. 

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Novel Karya Genki Kawamura

Novel Jika Kucing Lenyap dari Dunia./Copyright Endah

Judul: Jika Kucing Lenyap dari Dunia

Penulis: Genki Kiwamura

Penerjemah: Ribeka Ota

Editor: Anton Kurnia

Pemeriksa Aksara: Dian Pranasari

Penata Isi: @nurhasanahrdiwan12

Perancang Sampul: @designgendang & Garisinau

Cetakan II: Februari 2021

Penerbit BACA

Apakah yang akan kamu lakukan jika umurmu tinggal hitungan hari? Apa perasaanmu jika kamu akan segera mati?

Seorang lelaki muda penyendiri yang bekerja sebagai tukang pos divonis mengidap kanker stadium akhir. Umurnya tinggal sebentar lagi. Dalam kekalutan, datang tawaran menggiurkan untuk melakukan perjanjian dengan Iblis agar hidupnya terselamatkan. Syaratnya: setiap hari dia harus bersedia menghilangkan sebuah benda yang dia sayangi dari dunia ini.

Jika kamu yang berada pada posisi dia, maukah kamu menerima tawaran sang Iblis? Jika ya, benda apa yang rela kamu hilangkan? Maukah kamu menghilangkan mantan pacarmu? Maukah kamu melenyapkan binatang kesayanganmu dari dunia yang aneh ini?

Novel unik ini tak hanya asyik dibaca dan sangat menghibur, tapi juga akan memberi kita pencerahan tak terduga, sekaligus membuat kita tertawa, menangis, dan merenung.

***

"Jika kucing tiba-tiba lenyap dari dunia. 

Bagaimana dunia ini tampak berbeda dan bagaimana hidupku akan berubah?" (hlm. 2)

Judul novel ini sangat menarik. Kira-kira apa yang akan terjadi bila kucing tiba-tiba lenyap dari dunia? Apa yang akan terjadi jika untuk bisa bertahan hidup, kita harus melenyapkan hal-hal paling berharga yang pernah kita punya atau kita gunakan? Apa yang akan terjadi pada dunia jika diri kita yang kemudian lenyap dari dunia? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menggelitik sepanjang membaca novel ini. Kita diajak untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan ketika beberapa hal penting di dunia ini dilenyapkan dan tak pernah ada.

Telepon, film, jam, dan kucing, saat itu semua lenyap, perubahan apa yang akan terjadi dalam hidup? Baru berusia 30 tahun dan berprofesi sebagai tukang pos, pria yang menjadi tokoh utama novel ini membuat keputusan-keputusan yang tak mudah demi bisa menambah harapan hidupnya. Di sisa hidupnya yang tinggal sebentar, ia kembali menjumpai cinta pertamanya. Ia pun kembali memaknai kehidupannya. Serta, kembali merenungkan hubungannya dengan ayahnya yang merenggang.

"Cinta pasti akan berakhir. Meskipun kita tahu akan hal itu, kita tetap jatuh cinta.

Mungkin soal hidup juga sama seperti itu. Suatu saat pasti akan berakhir. Meskipun kita tahu akan hal itu, kita tetap menjalani kehidupan. Sama seperti cinta, justru karena akan berakhir maka hidup terlihat gemerlap." (hlm. 89)

Kita semua tahu bahwa kehidupan yang kita punya ini tak berlangsung selamanya. Hanya saja ketika dihadapkan pada kabar kalau kematian sudah dekat, rasanya pasti ada kecemasan dan ketakutan yang menyelimuti. 

 

"Keluarga itu sebenarnya bukan sesuatu yang 'ada'. Keluarga itu seharusnya 'dibina'." (hlm. 203)

Bagi para penyayang kucing, mungkin juga akan merasakan kesamaan ikatan yang dirasakan oleh pria dalam novel ini dengan Salad dan Kubis, kucing-kucing kesayangannya. Seekor kucing bisa menjadi lebih dari sekadar hewan peliharaan. Malah bisa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keluarga. Kalau kucing benar-benar lenyap dari dunia, apakah ada kepingan kebahagiaan dan kenangan indah yang juga ikut lenyap?

Alih-alih terlalu merasa tertekan dengan vonis kematian yang sudah dekat, tokoh utama dalam novel ini kembali mengajak kita untuk memikirkan lagi hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan. Khususnya tentang hubungan keluarga yang kadang tak kita sadari merenggang begitu saja, padahal selama masih ada waktu kita masih punya kesempatan untuk memperbaiki keadaan. 

 

#ElevateWomen