Menciptakan Standar Baru Kecantikan yang Setara dengan Hilangkan Kata Normal

Anisha Saktian Putri diperbarui 24 Mar 2021, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Studi yang melibatkan 10.000 orang dilakukan oleh Unilever di sembilan negara. Ditemukan bahwa lebih dari separuh responden berpendapat bahwa industri kecantikan dan perawatan tubuh dapat membuat orang merasa dikucilkan.

Mayoritas responden ingin melihat industri kecantikan dan perawatan tubuh lebih berfokus untuk membuat orang merasa lebih baik, daripada semata terlihat lebih baik. Serta lebih dari separuh responden mengatakan bahwa mereka sekarang lebih memperhatikan sikap sebuah perusahaan terhadap masalah sosial sebelum membeli produknya

Tujuh dari sepuluh orang setuju bahwa penggunaan istilah 'normal' pada kemasan produk dan iklan memiliki dampak negatif. Pada responden yang berusia lebih muda usia 18-35 tahun jumlah mereka yang setuju dengan pendapat ini bahkan meningkat menjadi delapan dari sepuluh orang.

Studi tersebut membuat Unilever secara global mengumumkan akan menghilangkan istilah 'normal' dari semua kemasan dan iklan brand Beauty and Personal Care atau brand perawatan tubuh dan kecantikan sebagai bagian dari peluncuran visi dan strategi “Positive Beauty” (Cantik yang Positif) yang baru.

Sunny Jain, President Beauty and Personal Care Unilever mengatakan visi “Positive Beauty” membawa komitmen brand perawatan tubuh dan kecantikan Unilever seperti Dove, Lifebuoy, Axe, Sunsilk, dan banyak lainnya untuk menciptakan standar baru bagi kecantikan yang setara, inklusif, serta berkelanjutan untuk kelangsungan planet bumi.

Keputusan untuk menghapus istilah normal adalah salah satu dari banyak upaya yang dilakukan Unilever untuk mendobrak citra kecantikan yang sempit, sebagai upaya membantu mengakhiri diskriminasi dan mendukung terciptanya visi kecantikan yang lebih inklusif.

"Semangat ini timbul dari hasil studi global tentang pengalaman orang-orang di industri kecantikan, yang mengungkapkan bahwa penggunaan istilah normal untuk mendeskripsikan rambut atau kulit ternyata membuat kebanyakan orang merasa dikucilkan," ujar Sunny.

Selain menghapus istilah normal, Unilever tidak akan menggunakan teknologi digital untuk mengubah bentuk tubuh, ukuran, proporsi, atau warna kulit seseorang dalam iklan-iklannya, dan akan meningkatkan jumlah iklan yang menggambarkan orang-orang dari berbagai kelompok yang kurang terwakili.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Mendorong perubahan positif bagi manusia dan planet

Standar kecantikan baru/ Shutterstock

Inti dari visi “Positive Beauty” adalah ambisi untuk membawa lebih banyak manfaat, bukan hanya mengurangi kerugian, bagi masyarakat dan planet ini.

Keputusan Unilever menghapus istilah normal dari kemasan dan iklannya hanyalah satu tindakan dalam rangkaian tiga komitmennya dalam menciptakan dampak yang nyata dan terukur, seperti mengambil tindakan melalui brand-brandnya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, serta memajukan ekuitas dan inklusi dengan menjangkau 1 miliar orang per tahun pada tahun 2030.

Lalu membantu melindungi dan meregenerasi 1,5 juta hektar lahan, hutan, dan lautan pada tahun 2030, dan Mendukung larangan global dalam hal pengujian hewan untuk kosmetik pada tahun 2023.

“Positive Beauty” juga akan mempercepat program sains dan teknologi serta kemitraan untuk inovasi, mendorong transformasi berkelanjutan tentang bagaimana produk-produk dirancang dan diformulasikan untuk lebih banyak orang dan demi planet yang sehat.

Termasuk di antaranya mengembangkan produk sesuai ragam kebutuhan orang di seluruh dunia, memberikan manfaat konsumen yang nyata dan bermakna, didukung oleh ilmu pengetahuan mutakhir. Inovasi yangdilakukan juga akan mengutamakan penggunaan bahan-bahan yang lebih alami, dapat terurai secara hayati, dan regeneratif – di samping inovasi pengemasan berkelanjutan yang menggunakan lebih sedikit plastik, plastik dari jenis yang lebih baik, hingga tanpa plastik.

 

 

#eleavate women