Fimela.com, Jakarta Kekerasan dalam rumah tangga mengacu pada perilaku yang mengontrol, memaksa, kasar, manipulatif, mengancam, dan lainnya. Seperti semua bentuk kekerasan lainnya, kekerasan dalam rumah tangga dapat bersifat fisik, seksual, mental, atau emosional. Sementara orang-orang paling sering dilecehkan di dalam rumah yakni pasangan, pengasuh dan anggota keluarga mereka.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun orang cenderung memandang perempuan sebagai satu-satunya korban kekerasan dalam rumah tangga, laki-laki juga sering mengalami kekerasan. Selain itu, baik pria maupun perempuan cenderung merahasiakan pelecehan mereka karena mereka takut orang lain tidak akan mempercayai atau memahaminya. Langkah pertama untuk memastikan bahwa dirimu tidak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga adalah mengetahui perilaku apa yang perlu diwaspadai seperti berikut ini.
1. Pelaku Membuat Korban Merasa Istimewa
Awalnya, orang ini akan menjadi romantis, penuh gairah, dan baik hati. Mereka akan membuatmu merasa bahwa dirimu istimewa dan mereka akan membuatmu percaya bahwa mereka tidak akan pernah melakukan apa pun untuk menyakitimu. Dengan kata lain, mereka akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan kepercayaanmu. Hanya dengan mendapatkan kepercayaanmu mereka pada akhirnya akan dapat memanipulasi dan mengontrolmu
2. Pelaku Menyerang Lingkaran Sosialmu
Pasangan romantis dan penuh gairah ini akan meminta untuk bertemu teman dan keluargamu. Walaupun ini terlihat normal, hanya akan terlihat seperti ini jika dirimu tidak mengetahui niat sebenarnya dari pasangan barumu. Setelah bertemu teman dan keluarga, orang ini akan mencoba memikat mereka. Meskipun dirimu mungkin berpikir ini manis, dirimu akan segera menyadari mengapa mereka sangat ingin bertemu semua orang.
3. Pelaku Menjauhkan Korban dari Keluarga dan Teman
Untuk mengisolasimu dari orang-orang yang menyayangi dalam hidupmu, orang ini pertama-tama harus menjadi bagian dari lingkaran sosialmu. Oleh karena itu, begitu mereka mencapai ini, mereka akan mulai memanipulasi, menjebak rasa bersalah dan mengendalikanmu. Misalnya, mereka mungkin mencoba untuk melarangmu bertemu dengan teman kecuali mereka juga bersamamu. Dengan cara ini, dirimu akhirnya akan menemukan dirimu sendirian.
4. Pelaku Akan Mengendalikan Korbannya
Begitu dirimu benar-benar terisolasi, dirimu akan menjadi rentan. Dirimu akan mulai bergantung pada pasanganmu karena mereka akan menjadi satu-satunya orang yang tersisa dalam hidupmu. Ketika dirimu menjadi tergantung dan rentan, pelaku kekerasan dalam rumah tangga akan mengambil kesempatan untuk mengambil kendali. Mereka akan mengontrol ke mana dirimu pergi, dengan siapa dirimu pergi, dan bahkan caramu berpakaian. Pada akhirnya, dirimu akan menemukan diri yang tidak berdaya.
5. Pelaku Menujukkan Karakter yang Sebenarnya
Akhirnya, dirimu akan melihat siapa sebanarnya pasanganmu yang telah menjadi seorang pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Dirimu akan merasa tersesat dan sendirian saat mereka menyingkirkan semua orang dari hidupmu dan dirimu tidak punya tempat lain untuk berpaling. Selain itu, dirimu mungkin mulai merasa malu karena dirimu tidak dapat memahami bagaimana dirimu membiarkan orang ini mengambil alih hidupmu. Selanjutnya, dirimu mungkin menyalahkan diri sendiri dan terlibat dalam kecenderungan merusak diri sendiri.
Hal terpenting untuk diingat adalah bahwa dirimu tidak bersalah. Jika dirimu menjadi korban kekerasan dan pelecehan dalam rumah tangga, dirimu tidak bisa disalahkan. Kesalahan terletak pada pelaku kekerasan dalam rumah tangga dan bukan pada orang yang dianiaya. Dirimu harus mencari bantuan dari teman dan keluarga.
Cek Video di Bawah Ini
#ElevateWomen