Fimela.com, Jakarta Sedang ramai diperbincangkan mengenai diet yang dilakukan salah satu publik figure, hingga mengeluarkan sebuah buku. Namun pemaparan buku tersebut menjadi perdebatan, salah satunya mengenai konsumsi sayuran yang membuat gemuk hingga mengindari mengonsumsi sayur saat diet.
Lalu apakah benar sayur harus dihindari ketika sahabat Fimela sedang diet? Dr. Arti Indira, MGz., SpGK., FINEM dari PDGKI mengatakan diet tanpa sayur itu adalah hal yang salah. Sebab sayur dan buah mengandung serat yang dibutuhkan oleh tubuh.
"Diet yang benar untuk menurunkan berat badan itu tidak mengurangi kebutuhan asupan di tubuh. Saat diet harus tetap mengonsumsi makanan yang lengkap, harus ada karbohidrat, protein, lemak, serat yang terdapat disayur dan buah. Jika tidak memenuhi kebutuhan tersebut maka disebut diet ekstrem yang akan berdampak pada kesehatan jangka panjang, dan naik berat badannya juga cepat," ujar dr. Arti dalam Instagram Live Good Doctor bersama PDGKI.
dr. Arti juga mengatakan dari berbagai jurnal ilmiah, konsumsi serat untuk penuruan berat badan sangat penting. Secara garis besar, serat dibagi menjadi dua macam, larut dan tidak larut. Umumnya ditemukan di sayur, buah, kacang-kacangan, biji-bijian.
"Serat larut akan diubah seperti gel oleh bakteri usus, membuat feses lebih padat dan berbentuk, serta mengurangi penyerapan zat-zat tertentu yang memiliki dampak negatif untuk tubuh. Misalnya menghambat penyerapan karbo ke darah, sehingga mencegah kelonjakan gula darah. Juga menghambat penyerapan lemak dan kolesterol. Sedangkan serat tidak larut membantu memperlambat penyerapan makanan dan bahan yang tidak dibutuhkan tubuh. Dia membuat volume tambahan di perut sehingga bikin kita kenyang lebih lama. Ini yang membantu penurunan BB," ujarnya.
Serat juga membantu menyehatkan saluran penceranaan dan membantu keseimbangan bakteri usus.
dr Samuel Oetoro , MS., SpGK (K), pun mengatakan jika sayur tidak membuat gemuk. Bahkan bisa membantu penurunan berat badan. "Serat itu sehat sekali, apalagi bagi orang yang obesitas. Kalau seseorang mau turun berat badannya, serat ini wajib dikonsumsi karena dia menyehatkan. Salah satu efek samping dari diet ekstrim adalah konstipasi, karena banyak yang mengurangi serat, atau tidak diperbolehkan makan sayur. Itu keliru besar," papar dr Samuel.
Konsumsi sayuran saat diet
dr Feni Nugraha, MARS, M.Gizi, SpGK menyarankan mengonsumsi 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari. Kecukupan sayur dan buah sangat penting sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat.
selain itu, warna-warni buah dan sayur berfungsi sebagai antioksidan. Warna-warni berbeda memberi antioksidan yang beda pula. Kami rekomendasikan minimal 5 warna per hari: hijau, merah, kuning ungu, dan putih.
"Jadi harus lengkap semua sumber vitamin ketika diet. Bila menjalankan diet dengan komposisi nutrisi dan antioksidan yang sukup, diet pun sehat, dan risiko infeksi turun," ungkapnya.
Rekomendasi serat untuk diet ektrim yakni 20 gr serat/hari. Makan 3-5 porsi sayur memenuhi 50% dari kebutuhan serat 20 gr, atau 10 gr. Ditambah 2-3 porsi buah sehari, maka 80% kebutuhan serat tercukupi. Dengan asumsi satu porsi buah mengandung sekitar 2 gr serat. Maka sisa kebutuhan serat dipenuhi dari karbohidrat kompleks, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
"Serat penting untuk memelihara keseimbangan bakteri usus. sistem imun pun terjaga karena 70% imunitas ada dis aluran cerna. Jadi selama diet, kesehatan saluran cerna kita bisa tetap terjaga. Anggapan bahwa makan serat bikin kembung itu salah," tutur dr. Feni
dr. Feni juga mengingatkan jika diet baiknya penurunan BB yang baik adalah 0,5-1 kg per minggu. Ini tidak mengganggu metabolisme tubuh.
"Saat kita melakukan diet ekstrim, bisa terjadi penurunan BB 1,5 sampai 2,5 kg/minggu, atau bahkan lebih. Makin sedikit kalori yang masuk, penurunan pasti makin banyak. Ketika penurunan BB >1,5 kg/minggu, risiko batu empedu sangat tinggi," paparnya.
#elevate women