Fimela.com, Jakarta Percakapan dengan anak remaja tentang seks dan perkembangan bisa jadi tidak nyaman dilakukan. Banyak orangtua merasa bahwa masa remaja merayap pada anak mereka jauh lebih cepat daripada yang mereka perkirakan.
Remaja menghadapi perubahan besar dalam hal tubuh, pikiran, dan lingkungan sosial mereka dan itu bisa sangat mengkhawatirkan untuk dilalui. Orangtua memainkan peran utama dalam membantu anak mereka melewati masa-masa ini.
Dilansir dari huffpost.com, berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang dilakukan orangtua saat bicara dengan anak mereka tentang pubertas. Penasaran?
1. Menunggu anak sampai pubertas untuk membicarakan pubertas
Salah satu kesalahan terbesar yang cenderung dilakukan orangtua adalah meremehkan seberapa besar peran yang mereka mainkan dalam mempersiapkan anak mereka untuk masa puber dan remaja yang berarti mereka kemudian menunda percakapan penting. Persiapan adalah kuncinya.
Anak mulai bergulat dengan apa yang orangtua anggap sebagai hal-hal remaja pada usia yang jauh lebih muda daripada yang sering dikenali orangtua. Mulailah lebih awal, pada usia 5 atau 6 tahun, anak dapat memahami perubahan tubuh mereka.
Jadi, ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk mulai meletakkan dasar bagi perubahan fisik yang lebih besar di masa mendatang dengan menormalkan fakta bahwa tubuh anak datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Mereka berubah dengan cara berbeda, di titik yang juga berbeda. Selain itu, suatu kewajiban bagi orang dewasa untuk mengajari anak istilah anatomi tubuh manusia.
2. Berpikir bahwa orangtua lain mengalami proses yang lebih mudah dan nyaman
Orangtua kadang enggan melakukan pembicaraan terkait pubertas karena mereka merasa tidak nyaman, terutama jika mereka juga tidak melakukan percakapan yang sama di waktu kecil. Menghindari percakapan ini dengan anak dapat secara tidak sengaja membuat topik menjadi memalukan untuk dibahas.
3. Membebani anak dengan informasi
Karena percakapan ini bisa jadi tidak nyaman untuk dilakukan, beberapa orangtua merasa perlu mempersenjatai diri dengan banyak informasi. Cara paling mudah untuk memulai percakapan ini adalah dengan bertanya langsung kepada anak, jangan serta merta menguliahi anak hanya karena kamu ingin mereka mendapatkan banyak informasi.
4. Tidak mengakui perubahan pada pubertas dan anak remaja
Terkadang orangtua mencoba menerapkan pengalaman masa remajanya sendiri ke dalam percakapan dan melakukannya secara berlebihan. Pertama dan terpenting, akui bahwa banyak hal telah berubah, sehingga kamu juga mempertimbangkan realitas yang terjadi ketika melakukan percakapan dengan anak.
5. Mengabaikan citra tubuh
Orangtua yang berhasil bicara dengan anak mereka tentang pubertas terkadang lupa untuk mempelajari sisi emosional dari semua ini. Secara khusus, mereka mungkin lupa untuk secara eksplisit bicara kepada anak tentang apa yang mereka rasakan kaitannya dengan citra tubuh.
Anak yang memasuki masa puber merasa tidak aman dengan tubuh dan penampilan mereka dan itu hal normal pada masa perkembangan. Anak akan secara alami membandingkan diri dengan orang lain dan orangtua dapat membantu hanya dengan mengakui hal tersebut, memberi mereka ruang untuk membicarakannya.
Saksikan video menarik setelah ini
#Elevate Women