Fimela.com, Jakarta Tulisan kiriman Sahabat Fimela.
***
Oleh: Wiwiek
“Rasaku takkan pernah berubah, meskipun kita berbeda ruang. Ingatlah bahwa aku akan tetap menyayangimu.”
Kata orang cinta pertama seringkali berakhir tragis, tak kesampaian. Awalnya aku tak percaya dengan omongan yang lebih seperti takhayul itu, tapi ketika pada akhirnya aku sendiri mengalaminya, rasanya ingin sekali kuputar kembali waktu dan menarik diriku yang tengah asyik bermain dengannya, agar kami tak sempat menumbuhkan benih-benih cinta itu, dan tak membuatnya menjadi cinta pertamaku.
Kami adalah teman bermain waktu sekolah dulu. Mungkin ini bisa dibilang cinta monyet, karena pada saat kami mulai saling suka, kami masih duduk di bangku sekolah dasar. Tak seperti remaja zaman sekarang yang pacaran saling memanggil mama-papa, ayah-bunda,dan melakukan hal-hal yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa.
Aku dan dia lebih sering memanggil dengan nama julukan. Saling meledek satu sama lain. Bermain permainan yang menyenangkan seperti permainan yang anak-anak sekarang jarang mainkan, karena sudah tergantikan dengan adanya gadget. Kami bermain bersama-sama, ramai-ramai dengan yang lain.
Kebersamaan itu menjadi semakin menumbuhkan rasa sukaku padanya. Tiap kali kami tak bisa bertemu karena satu dan lain hal, rasa rindu pun mulai bersemi, memenuhi rongga pernafasan sampai sesak tak terkira. Dan saat rasa rindu itu terselesaikan hanya dengan melihat wajahnya, leganya seperti menemukan sumber air ditengah padang pasir.
What's On Fimela
powered by
Melepasnya
Tapi kebahagiaan itu harus berangsur-angsur terkikis. Kala dia, pemuda yang kucintai beranjak dari kanak-kanak menjadi remaja. Sementara aku, masih dengan seragam merah putihku. Walaupun begitu, kami masih sering bertemu saat bermain bersama. Tapi itu sudah tak seintens dulu. Lama-lama dia lebih suka absen dari kelompok bermain, dan pada suatu ketika kami benar-benar jauh. Dia tak terjangkau dengan tangan mungilku.
Dan ketika diriku beranjak menjadi remaja, tangannya sudah benar-benar hilang. Sampai saat ini, aku tahu dia telah memilih hati yang lain untuk dia jadikan tempat singgah selamanya.
Sakit. Pasti hatiku sakit dan perih, tapi kita tidak pernah bisa mengalahkan takdir yang sudah ditentukan oleh-Nya, bukan? Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha menjaganya, dengan usaha-usaha dan doa. Tapi ketika semua usaha dan doa telah kita lakukan, dan hasilnya tetap sama, maka yang bisa kita lakukan bukan memaki-Nya, tapi lebih ke ikhlas.
Cinta pertama memang pengalaman paling indah dan termanis yang kita rasakan. Karena itu yang pertama. Namun, ketika cinta pertama kita tak tersampaikan, ingatlah bahwa cinta sejatimu tengah menunggumu di ujung jalan hidupmu.
#ElevateWomen