Fimela.com, Jakarta Saat ini Meghan Markle dan Pangeran Harry menjadi pusat perhatian publik. Hal tersebut bermula ketika pasangan ini menjalani wawancara dengan Oprah Winfrey selama dua jam melebihi Putri Diana pada dua dekade lalu.
Seperti dilansir dari CNN, wawancara Meghan Markle dan Pangeran Harry lebih terbuka dan berpotensi menghancurkan keluarga Kerajaan Inggris. Ada beberapa hal yang dibeberkan Meghan dan Pangeran Harry pada kesempatan itu.
Lantas apa saja pernyataan Meghan Markle dan Pangeran Harry pada Oprah Winfrey? Berikut Fimela.com merangkumkan khusus untuk Anda.
What's On Fimela
powered by
Bunuh Diri
Meghan Markle mengatakan jika kesehatan mentalnya menderita ketika ia bertugas sebagai bangsawan. Dalam kesempatan itu, ia mengatakan tentang betapa parahnya pengalaman yang ia alami. Ia mengungkapkan jika dirinya merasa terisolasi dan kesepian di antara keluarga kerajaan.
Meghan Markle berpikir untuk bunuh diri saat mengandung putranya, Archie. Meghan memberitahu Pangeran Harry tentang masalah ini. "Saya tahu jika saya tidak memberitahunya, saya akan melakukannya, saya hanya tak ingin hidup lagi.
Meghan mengungkapkan pikirannya kepada suaminya ketika mereka berada di kediamannya. "Saya tidak siap untuk itu. Aku pergi ke tempat yang sangat gelap. Aku ingin berada di sana untuknya," jelas Harry.
Warna Kulit Archie
Meghan Markle mengaku ada kekhawatiran dalam keluarga kerajaan tentang warna kulit Archie. Menghan mengaku jika anggota keluarga anonim mengangkat masal tersebut, akan seberap gelap warna kulit Archie.
"Itu disampaikan oleh Harry kepada saya. Itu percakapan antara keluarga kerajaan dengannya," ujar Meghan yang menolak untuk mengunkap siapa yang terlibat dalam percakapan tersebut. "Percakapan itu, tidak akan pernah saya bagikan," sahut Harry.
Gelar Bangsawan
Oprah Winfrey bertanya kepada Harry, apakah mereka berhenti sebagai anggota keluarga kerajaan karena mereka meminta bantuan dan tidak bisa mendapatkannya. "Ya pada dasarnya," ujar Harry.
Akan tetapi pasangan ini bersikeras tidak pernah meninggalkan keluarga, mereka hanya mundur dari peran resmi saja. "Kurangnya dukungan dan kurangnya pemahaman adalah alasan paling sederhana mereka pergi," ujarnya.