Setelah 3 Minggu Saling Mengenal, Kami Bersatu dalam Ikatan Pernikahan

Endah Wijayanti diperbarui 09 Mar 2021, 12:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.

***

Oleh: Intan Siti Noer Rita Daswan

Tak pernah saling mengenal sebelumnya. Tak ada kata sapa ataupun tahu siapa namanya. Namun, itulah cinta. Ia menyapa dengan caranya. Terkadang logika manusia tak bisa memahaminya.

16 September 2014. Saat itu, selepas salat maghrib, aku sedang mengajar les matematika ketika ada tamu berkunjung ke rumah. Almarhum Bapak memintaku untuk keluar kelas sebentar, beliau menjelaskan kalau ada seseorang yang meminta izin untuk mengenalku lebih dekat.

Setelah pertemuan malam itu, keesokan harinya Almarhum Bapak dan Almarhumah Mamah berbicara panjang lebar. Mereka berdua tidak memaksaku. Tapi, sepertinya mereka setuju jika aku menerimanya.

Ada satu pengharapan yang terpancar dari wajah keduanya. Dari awal aku mendengar obrolan Bapak dan Mamah, tidak ada sepatah kata pun yang keluar, hanya tetes air mata yang menjadi jawaban di setiap ucap mereka. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Namun, aku sudah punya janji pada diri sendiri, siapa pun laki-laki yang datang ke rumah, jika kedua orangtua dan kakak-kakakku sudah setuju, maka aku akan membuka hati untuknya.

Ya, janji yang tidak pernah orang lain tahu. Tapi, aku yakin Allah Maha Tahu. Dan aku harus menepati janji itu. Meski waktu itu, aku tidak mengenal sosoknya sama sekali. Apalagi agak sedikit shocked ketika mendengar ia berasal dari suku yang berbeda.

Tapi, waktu itu aku kembalikan semuanya kepada Allah Swt. Jika dia memang jodohku, yakinkan aku, itulah pintaku. Dan ternyata kedatangannya disambut baik oleh kedua orangtua dan juga keluargaku. Kalau sudah begitu, aku pun harus menunaikan janjiku.

Setelah pertemuan itu, kami berdua mencoba saling mengenal tanpa bertemu. Ya, kami hanya berdiskusi tentang keluarga, impian dan juga pola asuh lewat Whatsapp. Proses perkenalan dan saling meyakinkan itu kami jalani selama 3 minggu.

2 dari 2 halaman

Bersatu dalam Pernikahan

Cinta menyapa./Copyright Intan Siti Noer Rita Daswan

Pada 8 Oktober 2014, ia meminta izin kepada Almarhum Bapak untuk meminangku. Tepat ketika titik pusat geometri bulan, bumi dan matahari berada pada satu garis, ia bersama Ibu, Paman dan sahabatnya datang untuk proses pertunangan. Berbagai rasa saling menyapaku saat itu. Bulir kristal memaksa untuk membasahi wajahku, saat almarhum Bapak memberikan nasihat dan bertanya tentang jawabanku. Tidak hanya itu, perasaanku terasa gugup ketika sebuah cincin mulai dipakaikan oleh ibunya di jariku.

Apa proses pertunangan ini terlalu cepat? Mungkin bisa jadi terlalu cepat. Tapi kami yakin, tidak ada waktu yang terlalu cepat atau lambat untuk sebuah ketetapan dari-Nya.

10 Januari 2015, hari paling bersejarah dalam hidup kami. Kami berdua sama-sama yakin untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Keyakinan itu hadir tanpa kami paksa. Meskipun kami tidak pernah saling bertatap muka apalagi jalan berdua hingga hari H pernikahan. Di hari itu, ada janji yang melangit untuk melangkah bersama dalam ikatan cinta suci.

Kami berdua yakin rasa cinta itu datang tanpa dipaksa. Ia tetap akan menyapa dan bertumbuh dari hati yang saling menjaga. Alasan kami melakukan ini semua, karena kami ingin cinta yang tak biasa.

Saat ini, pernikahan kami sudah memasuki tahun ke-6. Kami pun sudah diamanahi dua malaikat kecil. Ada banyak cerita yang telah, sedang dan akan kami tuang dalam lembaran kisah hidup ini.

Kami bedua sadar ada banyak perbedaan antara kami. Perbedaan budaya, bahasa dan juga karakter menjadi hal yang sering memercikkan api. Namun, rasa cinta adalah penawar yang mampu memadamkan itu semua.

Sampai detik ini, kami berdua masih terus belajar untuk senantiasa saling menjaga cinta. Kami yakin, tidak ada kata jeda untuk saling mencintai dan melengkapi. Karena cinta sejati tak mengenal kata berhenti.

#ElevateWomen