Fimela.com, Jakarta Bulan Maret adalah bulan yang spesial untuk para perempuan di dunia. Tepat tanggal 8 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai International Women’s Day. Tahun ini FIMELA kembali ikut merayakan acara tahunan ini dengan mengambil tema Bicara untuk Setara. FIMELA ingin mengajak seluruh perempuan hebat di luar sana untuk menyuarakan dan berani mengungkapkan pendapatnya tentang makna setara.
Di bulan yang spesial ini, FIMELA menghadirkan sosok Lady Boss Poppy Dihardjo. Sosok di balik Perempuan Tanpa Stigma dan gerakan No Recruit List ini akan berbagi kisahnya di Lady Boss bulan Maret ini. Ia menjadi sosok penting bagi pemberdayaan dan pendampingan perempuan penyintas korban kekerasan.
Banyak yang tidak mengetahui jika ternyata Poppy adalah korban dari kekerasan seksual dan KDRT.
“Aku sendiri adalah penyintas dari KDRT,” jelasnya dalam wawancara khusus yang dilakukan FIMELA, beberapa waktu lalu. Saat ditanya awal mula menjadi seorang feminis dan semangat memperjuangkan dan mendampingi para penyintas kekerasan seksual.
Mengalami Kekerasan dalam Pernikahan adalah Awal Mula Poppy Menjadi Seorang Feminis
Menjadi korban bukan berarti menghalangi langkah Poppy untuk bangkit. Ditinggalkan oleh pasangan sempat membuat Poppy terpuruk. Melupakan dirinya sebagai seorang ibu, namun ini tidak berlangsung lama. Ada satu malam Poppy tersadar bahwa selain ia sebagai seorang istri yang ditinggalkan, ia juga seorang ibu.
Saat menyadari hal tersebut, Poppy sadar bahwa yang dapat mengendalikan hidupnya adalah dirinya sendiri. Kita tidak dapat meminta semua orang untuk baik pada kita, tapi kita dapat mengontrol reaksi kita terhadap orang lain. Poppy percaya, reaksi baiknya terhadap masalah yang dihadapinya akan mengubah hidupnya untuk menjadi lebih baik.
Bangkit dari keterpurukan bagi seorang perempuan bukanlah hal yang mudah. Apalagi, perempuan yang sudah menikah. Stigma yang menempel membuatnya sulit untuk melepaskan diri dan memahami siapa sebenarnya dirinya.
“Saat perempuan sudah menikah dan seorang ibu, maka sulit untuk mendifinisakan dirinya sendiri. Karena peran kita sebagai istri dan ibu sudah menempel pada diri kita.” Jelasnya.
Berani Keluar dari Toxic Relationship adalah Titik Balik Poppy Dihardjo
Butuh waktu untuk Poppy menememukan dirinya kembali setelah perpisahan dan kegagalan yang ia alami. Poppy menyadari, untuk bangkit dari kegagalan ia harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Meminta bantuan pada orang terdekat dan ia percayai adalah langkah yang bisa ia lakukan.
Poppy sempat meminta bantuan kepada profesional untuk pulih kembali. Dalam perjalanannya Poppy berkali-kali mencari sosok yang cocok untuknya. Hingga ia menyadari, semuanya yang ia takuti hanyalah ketakutan semata dan belum tentu terjadi.
Berani untuk keluar dari toxic relationship yang selama ini membendungnya adalah keputusan baik untuk Poppy. Ia menyadari, dalam hidup segala hal sebaiknya tergantung pada diri kita sendiri bukan orang lain.
Keberanian untuk menyadari bahwa yang Poppy alami bukanlah kesalahan dari mantan pasangannya adalah momen saat ia bangkit. Dan menyadari bahwa segala kendali tentang dirinya ada pada dirinya sendiri, bukan orang lain.
Cek Video di Bawah Ini
#Elevate Women