Fimela.com, Jakarta Sesak nafas menjadi gejala umum seseorang terinfeksi Covid-19, sebab virus ini menyerang saluran pernafasan. Namun, sesak atau sulit bernafas pun dirasakan oleh pengidap asma.
Lalu bagaimana cara membedakan sesak nafas asma dengan gejala Covid-19? Yayasan Asma dan Alergi Amerika (AAFA) telah membuat bagan gejala pernapasan untuk membantu mengenali perbedaan kondisi ini.
Menurut AAFA gejala lama gejala sesak nafas bagi pengidap asma bisa berlangsung dalam jangka waktu singkat hingga berjam-jam. Disertai dengan batuk dan mengi (Seperti suara bersiul atau suara mencicit saat bernapas).
Sedangkan sesak nafas karena virus corona (ringan hingga sedang) mencapai 7-25 hari. Selanjutnya, mereka yang terinfeksi Covid-19 jarang diawali oleh sesak napas, melainkan lebih ke sakit kepala, meriang, tidak enak badan, demam, nyeri pada sendi, hingga kehilangan indera penciuman.
Data AAFA per 27 Januari 2021 tidak menunjukkan peningkatan risiko infeksi Covid-19 atau keparahan penyakit Covid-19 pada orang dengan asma.
What's On Fimela
powered by
Bagaimana dengan orang dengan penyakit asma vaksin Covid-19?
DR. Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyampaikan, penderita asma yang terkontrol baik, gejala <2x per minggu, tak terbangun malam hari, tanpa keterbatasan aktivitas, dan tak butuh pelega >2x per minggu boleh divaksin.
Selain itu, dikutip dari allergy asthma network, penderita asma akhirnya boleh menerima vaksin COVID-19 karena dianggap tidak akan mengalami reaksi alergi langsung.
Sementara itu, menurut American College of Allergy, Asthma, and Immunology (ACAAAI), penderita asma yang mengonsumsi kortikosteroid oral juga bisa mendapatkan vaksin COVID-19.
Namun begitu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami keefektifan vaksin COVID-19 karena ada potensi penurunan respons imun. Hal tersebut juga mungkin bergantung pada dosis harian pasien dan berapa lama pasien mengonsumsi kortikosteroid oral.
#eleavte women