Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.
***
Oleh: Friskia Ramawati
Kesal dengan pacar kadang membuat kita tanpa sadar melakukan sumpah serapah seperti, "Pergi kek lo sana dari hidup gue, bikin kesel gue aja." Tapi ketika Tuhan menjadikannya nyata, apakah kita bisa terima? Tentu tidak.
Awal april 2015, seperti biasa, aku selalu penasaran dan ingin coba bila ada tempat makan baru, "Yank ada bakso sumsum sama nasgor cumi di OTW Food Street, deket loh ini di Kelapa Gading. "Ya udah yuk ke sana" dia menimpali. "Oke, nanti sekalian nonton ya di Artha," kataku. Dan dia mengangguk sambil tersenyum.
Tidak seperti biasanya, ada yang aneh dengannya, dia seperti resah juga gelisah. Beberapa kali aku mengajaknya ngobrol tetapi dia tidak fokus dan aku merasa hanya raganya bersamaku saat itu, tidak dengan pikirannya. Tapi aku tidak terlalu menghiraukannya, aku pikir mungkin dia sedang pusing dengan hal kecil yang terjadi di tempat kerjanya.
Keesokan paginya aku kirim pesan singkat seperti biasa, tidak ada jawaban, aku menelepon, tidak diangkat. Tak lama, nomor ponselnya pun tidak bisa dihubungi. Aku coba ke rumahnya, orangtuanya hanya bilang dia dipindahtugaskan kerja ke luar daerah.
What's On Fimela
powered by
Jawaban atas Penantian
Dia sama sekali tidak memberiku kabar dan menghilang bagai ditelan bumi. Saat itu duniaku serasa hancur, selama 4 tahun menjalin hubungan, ini pertama kalinya aku harus menghadapi semua sendirian. Tidak ada lagi dia di kelas perkuliahan, tidak ada lagi yang menemaniku menyusun skripsi, tidak ada lagi yang mengantarku ke kantor, tidak ada lagi yang datang ke kost-an membawakan makanan, tidak ada lagi yang menemaniku berburu tempat makan baru, tidak ada lagi yang memberiku kue saat aku ulang tahun.
Aku sendiri, benar-benar sendiri. Aku berharap ketika aku keluar ruang sidang skripsi, dia datang membawakan buket bunga dan memberikan selamat kepadaku. Aku menunggu hingga satu per satu semua temanku pergi, tetapi dia tetap tidak terlihat di depan mataku.
Satu tahun berlalu. Sepertinya Tuhan mendengar doaku. Dia kembali, kembali menemani hari-hariku.
Dia menemaniku wisuda, dia mengantarku ke tempat kerja, dia juga menemani berburu tempat makan baru, dan dia memberiku kue saat aku ulang tahun. Di tahun dia kembali ini, dia juga melamarku dan menikahiku.
Tuhan, inikah jawaban dari penantianku? Maafkan aku Tuhan jika aku terlalu berlebihan dalam meluapkan kekesalanku. Tolong jangan pisahkan kami lagi karena aku sangat mencintai dia, suamiku. Ayah dari anakku.
#ElevateWomen