Diary Fimela: Standar Kecantikan yang Toxic Dorong Shirley Oslan Lahirkan Mad for Makeup

Karla Farhana diperbarui 03 Mar 2021, 20:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Standar kecantikan di dunia ini, termasuk di Indonesia, telah menjadi toxic. Perempuan kerap kali mendapatkan komentar menyakitkan ketika mereka tampak berbeda dari standar tersebut. Bahkan pria yang peduli dengan penampilan dan kesehatan kulitnya juga ikutan dihakimi. 

Pandangan, komentar, dan nilai dari lingkungan yang tidak adil dan menyakitkan tentang penampilan inilah yang mendorong seorang aesthetician, dr. Shirley Oslan, untuk melahirkan sebuah brand makeup lokal yang bukan hanya mampu menonjolkan kecantikan perempuan Indonesia tetapi juga menjadi wadah dan komunitas yang memberdayakan kaum Hawa. 

Bertujuan untuk mengingatkan kembali seluruh perempuan di Indonesia kalau mereka cantik tanpa syarat, Mad for Makeup juga lahir dari kegelisahan Shirley akan mahalnya harga produk makeup. Bahkan, produk kecantikan dapat dijual hingga 3 kali lipat harga produksi sebenarnya. 

Sebenarnya, Shirley tidak sendirian mendirikan Mad for Makeup ini. Shirley ditemani Co-Founder Vanessa Therik di bagian Pengembangan Produk, Co-Founder Marsha Haryanto di bidang Desain, Co-Founder Sinthia Delvi di bagian Marketing, dan Co-Founder Damara Anisah di bagian Data. 

Bermula menjual beauty tools, Mad for Makeup kini memiliki beragam produk makeup yang laris di kalangan para beauty enthusiast dan juga perempuan Indonesia lainnya. Antara lain 3 in 1 Poreless Clarifying Treatment Essence+, "Kok Lentik" Secret Comb Curler yang menjadi Curler pertama di Indonesia, Growcara yang merupakan Clumpfree Fiber Serum Mascara, dan Dew 6hr Tinted Lip Moisturizer yang laris terjual lebih dari 10.000 pcs. 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Gerakan yang Memberdayakan Perempuan

dr. Shirley M. Oslan, founder dari Mad for Makeup
Co-Founder Mad for Makeup Sinthia Delvi di bidang Marketing.

Tak hanya sekadar berjualan Mad for Makeup juga mengajak perempuan Indonesia untuk lebih menerima dan mencintai diri sendiri. Caranya, dengan mendukung anak-anak di Panti Sosial Bina Grahita, menggalang danauntuk mendukung para korban kekerasan seksual, berkontribusi pada acara Breast Cancer Awareness, mengangkat isu RUU PKS dan mendukung petisi. 

Selain itu, Marketing Manager Sinthia Delvi Alexander mengatakan Mad for Makeup juga mendorong perempuan Indonesia untuk terus tumbuh. Bukan hanya gerakan-gerakan yang membangkitkan semangat perempuan Indonesia dalam menerima diri mereka dan mencintai diri sendiri, Mad for Makeup juga kerap mengadakan campaign. 

Seperti kampanye mengenai jerawat untuk mengubah padangan masyarakat yang cenderung memandang perempuan berjerawat dengan sebelah mata. 

Para pendiri Mad for Makeup juga kerap kali membagikan ilmu dan pengalamannya kepada perempuan Indonesia. Seperti pelatihan bisnis, branding, dan marketing di berbagai instansi seperti Universitas Padjadjaran, Brand Communication Visual Event dari Glints dan Bicara Perempuan -International Women's Day dari Moka Pos.

#elevate women