Setelah 6 Tahun Hidup dalam Bayang Cinta Pertama, Kuambil Keputusan Penting

Endah Wijayanti diperbarui 07 Mar 2021, 13:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.

***

Oleh: Ira Ningsih

Pada tahun 2005 aku bekerja di suatu perusahaan perorangan sebagai staf sales marketing. Suatu hari aku bertemu dengan adik bosku yang menurutku dia sangat mempesona tapi sayangnya menyebalkan karena selalu menggoda dan merayu teman perempuanku yang cantik, sedangkan aku disapanya pun nggak.

Ternyata dia sosok yang sombong, belagu, dan semena-mena terhadap karyawan. Hanya baik kepada cewek yang cantik saja. Setiap hari aku dan karyawan lain muak dengan tingkahnya. Walaupun aku cewek tapi aku paling berani melawan selama itu benar, aku sering cekcok dan adu argumen.

Dia bilang aku adalah wanita ngeyel dan menyebalkan yang pernah dia kenal. Kami tinggal dalam satu rumah yang disewa sebagai mess dan selalu berpindah-pindah karena kami selalu mengadakan seminar di berbagai tempat. Setiap hari pasti kami ribut dan adu argumen.

Kalau sehari saja nggak ribut atau dia lagi keluar kota rasanya ada yang kurang. Mungkin karena tidak ada orang yang adu mulut denganku. Teman kerjaku yang lain bilang hati-hati keseringan ribut nanti jatuh cinta. Ah mana mungkin kataku, mana bisa aku cinta sama orang rese kaya dia. Dia juga bilang jangan mimpi dia bisa suka sama aku yang hanya wanita biasa.

Setiap hari dia selalu menjahili aku dan bikin hal-hal konyol yang mengesalkan. Tapi entah mengapa lama-lama aku merasa suka saat dijahili olehnya. Suatu hari di tempat kerja banyak customer cewek cantik ada yang lajang dan janda, mereka menggoda J dengan genit dan J pun membalasnya. Tapi ada yang aneh dalam hatiku, tiba-tiba dadaku seperti terbakar, ada perasaan marah dan kesal.

Ada apa ini? Apakah ini yang dinamakan cemburu? Oh tidak sepertinya ini benar-benar rasa cemburu tapi atas dasar apa bukankah dia bukan siapa-siapa kenapa harus cemburu? Dalam hatiku bertanya-tanya. Dan memang sepertinya aku sudah mulai jatuh cinta padanya karena setiap dia ada di dekatku ada perasaan bahagia dan sepertinya mulai jatuh cinta.

Aku sempat bilang jujur tentang semua perasaanku. Ternyata dia pun merasakan hal yang sama dan dia meyakinkanku bahwa dia ternyata sudah menikah. Syok memang tapi aku berusaha menerima, dia bilang carilah laki-laki lain yang lebih baik dan masih lajang. Rasanya sedih mendengarnya tapi memang itulah kenyataan.

Setelah kejadian itu kami jarang bertengkar tapi justru kami jadi partner yang baik, dia pun berubah jadi super baik, nggak pernah semena-mena dan disukai semua karyawan. Aku makin kagum dan rasanya makin jatuh cinta, tapi karena cinta ini semakin menyiksa akhirnya aku memutuskan untuk resign dan pergi diam-diam saat dia keluar kota pada tahun 2006, dan hanya satu tahun aku bertahan kerja di tempat ini.

Aku berharap bisa melupakannya danmulai hidup baru, berharap bisa bertemu dengan laki-laki lain dan bisa menikah. Setiap malam aku selalu memimpikannya. Aku merasa dia adalah sosok cinta sejatiku.

Setelah 3 tahun berlalu aku masih hidup dalam bayang-bayang cinta sejati. Tahun 2009 aku berusaha membuka hati, aku berkenalan dengan laki-laki di tempat kerjaku yang baru. Dia cukup tampan dan menarik. Aku pun bersedia menerima cintanya saat dia menyatakan cinta padakau.

Setelah pacaran selama enam bulan dia serius ingin menikahiku. Kaget awalnya tapi karena mama mendesak agar aku cepat menikah dan menerima laki-laki yang serius tanpa pacaran lama. Perkenalan enam bulan yang singkat membawa aku ke pernikahan. Dan tanpa sengaja J dapat kabar aku menikah dan dia datang ke pernikahanku, dia bilang kalau istrinya meninggal dan tadinya mencariku karena berniat untuk menikahiku.

Aku bilang kenapa telat, coba kemarin-kemarin dia datang mungkin aku takkan pikir panjang karena memang itulah impianku. Mau bagaimana lagi aku sudah terlanjur menikah dan kami belum berjodoh tapi aku akan selalu mencintainya dalam hati dan tidak akan pernah melupakan kenangan bersamanya.

 

2 dari 2 halaman

Kehidupan setelah Menikah

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/kittirat+roekburi

Setelah pernikahan, suamiku ternyata mengeluarkan sifat aslinya, kasar, ringan tangan dan cuek. Bahkan omongan yang paling menyakitkan adalah dia menyesal hidup dengan wanita biasa kaya aku dan katanya mana ada laki-laki yang mau denganku. Aku sangat tersiksa dengan pernikahan ini. Tapi karena aku sudah hamil dan mau tidak mau aku mencoba bertahan.

Sampai anakku usia 3 tahun dia tidak berubah. Dan itu membuatku teringat akan sosok J yang selalu membuatku nyaman dan merasa J adalah sosok cinta sejati. Setiap malam aku selalu berandai-andai untuk mencarinya dan berharap bisa hidup bersamanya.

Pada tahun 2012 suatu hari J mencariku ke tempat kerja dan aku seneng banget, ternyata mimpiku jadi nyata, aku bisa bertemu J lagi. Aku cerita ke dia tentang pernikahanku yang tidak bahagia. Akhirnya dia mengajakku untuk menikah dan aku harus menceraikan suamiku.

Setiap hari aku selalu dandan cantik dan berkencan dengan J, aku tidak peduli lagi dengan suamiku, seakan aku puber lagi, bahkan aku kurang peduli dengan anakku dan selalu titipkan ke mama. Aku bilang aku ingin bercerai dengan suamiku dan menikah dengan J, suamiku akhirnya memohon-mohon untuk tidak bercerai dan janji akan berubah. Tapi karena aku sudah terlalu sakit keputusanku sudah bulat untuk bercerai. Dan aku bilang dan buktikan bahwa masih ada laki-laki yang lebih gagah dan tampan yang menyukaiku.

Suamiku menangis sambil bersujud di kakiku agar aku memberinya kesempatan. Tapi terus terang hanya ada kebencian dalam dadaku saat melihatnya tidak ada rasa cinta sedikit pun untuknya. Hanya rasa kasihan saja saat melihatnya sujud. Karena bimbang aku pergi ke temanku yang tahu masalah kami berdua.

Dia memberiku saran agar pikirkan matang-matang keputusanku untuk bercerai dan dia bertanya pada kami apa penyebab kami ribut. Temanku menyarankan agar kami sama-sama berubah, pikirkan anak kami yang korban.

Dia menyarankan agar kami saling introspeksi diri. Temanku bilang J punya sifat keras kepala yang lebih buruk dari suamiku, sombong dan juga latar belakang keluarga yang berbeda. Belum tentu dia lebih baik dari suamiku, jadi bukankah lebih baik perbaiki dan pertahankan yang sudah ada dari pada nanti gagal dan gagal lagi?

Dadaku bergemuruh kencang mendengarnya. Semua perkataan temanku ada benarnya. Bukankah dulu J memang sangat menyebalkan, dan bisa saja itu sisi buruk yang bisa berulang apalagi setelah pernikahan?

Dia menyarankan agar kami mulai dari nol dan menyadari kesalahan masing-masing. Dia pun meminta suamiku untuk tidak kasar, dan mau menuruti semua kemauanku selama itu baik. Dan aku pun disuruh berubah agar jangan hanya memikirkan nafsu sehingga anak jadi korban dan lupa kodrat seorang istri.

Setelah aku mendengar semua nasihatnya aku pulang dan menangis sejadi-jadinya di punggung suamiku. Aku menyadari semua kesalahanku dan berjanji akan menjadi istri yang baik, begitupun suamiku dia juga berjanji akan menjadi suami yang baik.

Kami pun makin rajin beribadah dan berdoa agar diberikan yang terbaik untuk rumah tangga kami. Waktu demi waktu berlalu aku mulai merasakan cinta yang begitu besar terhadap suamiku karena dia sudah benar-benar berubah dan selalu memberi apapun yang aku minta. Kami pun hidup rukun bahkan bisa bangun rumah yang nyaman dan hidup serba berkecukupan.

Alhamdulillah kini aku menyadari bahwa selama ini aku keliru ternyata cinta sejati itu bukanlah cinta pertama tetapi cinta yang Tuhan berikan dengan cara-Nya yang indah. Karena Tuhan tahu mana yang terbaik untuk umat-Nya yang mau berusaha. Kini tidak terasa kami sudah memasuki usia pernikahan ke-12 dan dikaruniai 2 anak. Semoga pernikahan kami selalu bahagia ke depannya. Amin.

#ElevateWomen