Putus dengan Pria Mapan, Kupilih Sosok Lain yang Memberi Kepastian

Endah Wijayanti diperbarui 01 Mar 2021, 14:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.

***

Oleh:  Gabriela Sabatini

Menjalin hubungan cinta dengan seseorang yang kita cinta adalah sebuah anugerah terindah dalam hidup. Namun bila terhalang restu, dunia berasa runtuh dalam sekejap mata.

Aku memiliki seorang kekasih yang kucintai. Satu tahun berjalan secara backstreet. Namun aku sesegera mungkin kuceritakan kisahku pada kedua orang tua karena memang dialah laki-laki yg aku rasa sudah membuatku nyaman dan yakin bahwa dia adalah tempatku berbagi hari tua bersamanya.

Alhamdulillah dengan segala keyakinan dan kesabaran orangtuaku menerima kehadirannya, bahkan teramat menyayangi nya layaknya anak sendiri. Dia baik, bertanggungjawab, dan memiliki pekerjaan yang mapan. Ya kemapanannya adalah salah satu pertimbangan yang membuat kedua orangtuaku menerima kehadirannya sebagai tambatan hatiku. 

Enam tahun berjalan dengan mulus. Aku pun mulai mempertanyakan kemana akan kami labuhkan kisah kami ini. Namun aku masih belum mendapatkan kepastian. Dia masih belum berani mengambil keputusan karena dia adalah tulang punggung keluarga. Dia tak ingin bila menikah ujug-ujug aku pun akan menambah beban hidupnya kelak. Hatiku hancur, aku terlalu mencintainya ingin segera menghalalkan hubungan ini, karena aku tak sanggup bila harus menahan diri lebih lama lagi. Aku juga seorang wanita dewasa dan normal, tidak mau terus terusan berpacaran tanpa ada kepastian.

Namun daripada harus kehilangan, aku ikuti kemauan pacarku untuk bersabar. Namun aku tak menutup kemungkinan untuk membuka hati kepada orang lain yang memiliki niat serius untuk berumah tangga denganku. Seiring berjalannya waktu, Tuhan mempertemukanku dengan seorang laki-laki yang notabene masih ada hubungan persaudaraan denganku walaupun nasabnya jauh. Entah apa yang dipersiapkan oleh Tuhan, aku tahu memiliki sepupu jauh yang tinggal satu kota denganku tetapi selama itu pun aku tidak pernah dipertemukan dengannya. Karena suatu alasan aku berjumpa dengannya.

Sengaja mengatur waktu untuk bertemu dengannya, hatiku terasa campur aduk, dan gelisah tidak menentu. Sampai pada akhirnya kami bertemu untuk makan malam.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Menikah Dengannya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Kanut+Srinin

Dia adalah laki-laki yang dewasa dan jujur saja tampan. Dia orang yang to the point, bertanya kenapa belum berumah tangga. Pada akhirnya karena aku merasa nyaman, aku beranikan diri untuk memutuskan hubungan dengan pacarku dan serius menjalani hubungan dengan saudaraku ini. Dengan beragam penolakan dan drama dari mantan pacarku, aku tetap teguh dengan pendirianku untuk memulai hubungan yang baru dan aku akan menikah dalam waktu 3 bulan setelah pertemuan kami.

Tetapi semua tidak berjalan dengan mulus, lagi-lagi kedua orangtuaku secara terang-terangan menolak kehadiran pacar baruku yang memang berniat untuk menghalalkan hubungan kami ini. Beragam alasan yang aku terima terlebih dari ibuku. Dia terlalu menyayangi mantan pacarku yang dahulu.

Terlebih lagi calon suamiku ini bekerja sebagai seorang bartender, sampai-sampai ibuku berkata bahwa uang yang dihasilkan calon suamiku adalah uang haram. Tidak sampai di situ, ibuku setiap hari memberikan berita fitnah tentang calon suamiku, bahwasanya calon suamiku ini sudah memiliki seorang istri dan anak, bahwa calon suamiku ini telah mendukuni sehingga aku jatuh cinta dengannya.

Karena cinta yang sudah tersemat dan niat baik sudah terucap, aku dan calon suamiku berjuang sekuat hati untuk membuktikan semua fitnah yang di sematkan kepada dirinya. Sampai akhirnya aku berani berkata kepada ibuku, "Aku ingin menikah Bu, bukan berzina. Aku mohon bila ibu masih tidak mengizinkan, aku akan tetap menikah dengan izin ayah yang sudah kudapatkan." Akhirnya dengan segala usaha serta doa, restu kudapat dan alhamdulillah aku hidup bahagia bersama suami dan anak gadisku. Mereka adalah harta berharga yang aku miliki, walaupun dia seorang bartender tapi kami hidup penuh dengan rasa syukur dan bahagia yang tiada terkira.

Bulan April adalah genap usia pernikahan kami yang ketujuh. Semoga kami bisa bahagia bersama sampai anak kami juga berbahagia dengan masa depannya.

#ElevateWomen