Mengenal D-dimer, Kondisi Pasien COVID-19 yang Mengalami Pembekuan Darah

Annissa Wulan diperbarui 26 Feb 2021, 07:00 WIB

Fimela.com, Jakarta D-dimer sedang ramai diperbincangan sejak artis Ashanty dinyatakan dalam kondisi kritis setelah positif terinfeksi COVID-19. Namun, tahukah kamu apa itu sebenarnya kondisi D-dimer?

D-dimer berkaitan dengan pembekuan darah, di mana fragmen protein muncul saat bekuan darah larut dalam tubuh. Pemeriksaan D-dimer dilakukan pada pasien dengan kriteria tertentu, salah satunya adalah saat saturasi oksigen turun tiba-tiba, yang biasa dialami oleh pasien COVID-19.

Sedangkan dalam kondisi normal, tubuh memiliki mekanisme untuk melakukan pembekuan dan pengenceran darah. Orang-orang yang terinfeksi COVID-19 bisa mengalami pembekuan atau penggumpalan darah, yang dipicu oleh reaksi imunitas.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

D-dimer bukan nama penyakit, namun parameter untuk mengukur

Ilustrasi koma. Sumber foto: unsplash.com/Marcelo Leal.

Jika D-dimer tinggi, bisa menyumbat pembuluh darah dari jantung ke paru-paru, yang berisiko kematian. Jangan sembarangan, pengenceran darah untuk mengatasi D-dimer yang tinggi tidak boleh dilakukan sembarangan.

Pengenceran darah membutuhkan obat antikoagulan atau pencegah penggumpalan yang disuntikan. Dari sini, kita mengetahui bahwa D-dimer sebenarnya bukan penyakit, namun parameter yang diukur jika dokter menemukan adanya aktivitas pembekuan darah yang tidak biasa.

3 dari 3 halaman

Saksikan video menarik setelah ini

#Elevate Women