Usaha Tutup, Pasangan Suami Istri Rintis Usaha Roti Balok

Nabila Mecadinisa diperbarui 02 Mar 2021, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tadinya Reni Herawati membantu suami yang berjualan roti balok di pinggir sebuah jalan di Kota Depok. Kini warga Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok ini, bisa duduk sambil mengawasi dagangannya di depan rumah. Kebab dagangannya bisa hadir berkat kerja sama antara Raffi Express dengan Global Wakaf – ACT dalam program Wakaf Usaha Produktif.

“Sebelumnya dagang di luar, semenjak ada bantuan dari Global Wakaf – ACT, alhamdulillah bisa berdagang di rumah. Jadi suami dagang di luar, saya dagang di rumah. Kalau ada orderan paling saya kerjakan malam hari,” kata Reni menjelaskan kesehariannya pada Rabu (17/2/2021) lalu.

Perjalanan panjang dilalui Reni dan suaminya selama berjualan roti. Mereka tadinya merupakan karyawan sebuah di sebuah perusahaan yang pada tahun 2008 memutuskan untuk berhenti ketika perusahaan itu merger dengan perusahaan lainnya.

Awalnya mereka memiliki sebuah toko es teh yang sedang trend saat itu. Dari satu stan bisa bercabang ke 4 stan dan memiliki karyawan sendiri. Namun akhirnya tren tersebut turun juga sampai akhirnya satu per satu stan es teh mereka mesti tutup.  

 

2 dari 2 halaman

Mencoba ragam hal untuk bertahan

Saat pandemi, satu per satu stan usaha Reni dan suaminya tutup. Mereka kemudian memutar otak dan kembali bangkit meskipun di masa sulit.

“Dari empat, sampai dua, sampai satu, sampai kita enggak ada karyawan sampai kita jaga sendiri. Kita letaknya di stasiun Depok Lama. Pas kemarin PSBB, bulan Maret tahun kemarin, itu penjualan sudah menurun. Pemasukan sudah enggak sesuai sama pengeluaran lagi, akhirnya pas PSBB itu kita mundur,” cerita Reni.

Sempat tiga bulan Reni dan suami bertahan di rumah sambil memikirkan usaha apa yang akan mereka jalankan. Selepas Lebaran, tepatnya di bulan Juli 2020, mereka mulai lagi dari awal dengan berjualan bubur dan modal tersebutlah yang digunakan untuk memproduksi roti balok serta aneka makanan lainnya yang bisa dibuat Reni. “Kita modal seadanya dahulu. Untuk bikin gerobak saja seadanya. Jadi bikin sendiri buat dagang di sana (pinggir jalan),” kata Reni.

Sampai sekarang mereka masih berjalan, mencoba bangkit kembali setelah sempat dihadang pandemi. Sang suami masih berjualan di pinggir jalan, sementara sehari-harinya Reni juga menerima pesanan roti balok dan donat yang bisa mencapai 12 boks. “Lebih banyak yang offline, kalau yang online seminggu 3 kali paling. Perbandingannya ada 70% offline, 30% online ada mungkin,” ujar Reni.

Jalan mereka makin dipermudah setelah menerima bantuan Wakaf Usaha Produktif dari Global Wakaf , ACT dan Raffi Express. Paket modal usaha berupa stan, beberapa peralatan dan bahan baku usaha diterima Reni dan kini telah berdiri di rumahnya. Dia juga menjual sosis bakar untuk camilan. "Buka dari jam 10 baru yang kebabnya laku 5, minuman laku 3,” ujar Reni di hari keduanya berjualan. Dia pun merasa terbantu dengan kehadiran program ini untuk mendorong kembali usahanya.