Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.
***
Oleh: Friska Juliana Sumbayak
Saat itu tepatnya tahun 2019 kami mengenal satu sama lain, menjadi teman dan sahabat karena saling tolong menolong dalam pengurusan sesuatu yang penting di kantor kami. Kami berbeda negara, dia dan aku sama sama orang asing.
Dia baik dan usianya jauh di bawah aku. Mulanya hanya teman biasa tetapi lama kelamaan selang berjalannya waktu keakraban itu menjadi benih benih cinta dan saling mengerti satu sama lain. Tetapi, ada satu momen ketika aku membicarakan pernikahan dan bukan dengan nada yang serius, beliau mengatakan di jannah nanti dia akan menikah.
Mulai dari situ, aku menarik diri dari berharap lebih banyak darinya. Tapi semakin aku menarik diri, dia semakin menjadikan aku lebih spesial, memberikan segala keperluan dan kepedulian lebih dibandingkan yang lalu. Dan sudah menunjukkan kecemburuan dan bahkan dia selalu aktif dan terus aktif dalam memberikan kepedulian.
Hati wanita mana pun akan tersentuh dengan perlakuan yang romantis dan di depan teman temanku pada saat itu sehingga banyak yang menyangka kalau kami sepertinya sudah tahap ke jenjang yang serius. Tapi semua itu mimpi.
What's On Fimela
powered by
Mengakhiri Harapan
Dia mengatakan akung kepadaku tapi ketika aku bilang bahwa bukti sayang seorang lelaki adalah ketika dia berani menikahi wanita yang dia cintai, dia mengatakan, "Aku nggak akan menikah denganmu. Kamu tahu itu dari awal." Dia mengatakan itu kepadaku.
Terus perlakuan dia yang sangat manis selama ini apa artinya? Dulu aku sabar menjalani hubungan ini dengan dalih mungkin suatu saat Allah akan membukakan hatinya untuk menikah. Tapi aku sudah lelah menunggu dan kata-kata dia tetap keukeuh hubungan ini tidak ada masa depan dan, "Aku tidak akan pernah menikah denganmu." Sakit. Sangat sakit.
Selama ini dia kunci aku kemana pun dan tidak diizinkan untuk mulai mengenal yang lain, dan kecemburuannya kadang menyiksa batinku. Setelah aku putuskan, aku berani mengambil kesimpulan untuk meninggalkannya dan menjadikannya sebagai teman biasa, walaupun hatiku sakit dan terasa hancur. Hubungan yang aku bina dengan niat baik, akhirnya lulus lantak karena ketidakpastian.
Saat ini aku ingin bangkit dari keterpurukan itu dan ingin menyendiri dulu sampai batas waktu yang ditentukan Allah untuk menemukan pasangan hidupku. Karena usiaku juga sudah semakin bertambah dan ingin dipanggil ibu oleh anakku.
Aku menuliskan cerita ini dengan air mata dan hati tertekan. Kesimpulannya bahwa perempuan jangan diberi harapan dan cinta jika tidak ingin menikahinya karena kebahagiaan perempuan adalah kepastian dari pasangannya tentang hubungan yang dibina atas dasar cinta.
#ElevateWomen