Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.
***
Oleh: Della Renanda Puspa
Jika ada yang bertanya pada saya, “Tahun manakah yang menjadi tahun terbahagia dalam hidupmu?” Maka saya akan menjawab, “2014.”
Setidaknya, sampai detik ini, tahun tersebut masih menyandang predikat sebagai tahun yang paling berkesan dalam hidup saya. Ya, pada tahun itu saya jatuh cinta pada seseorang, cinta pertama saya. Mungkin terdengar klise kalau saya katakan bahwa alasan di balik rasa bahagia itu sejatinya hanya karena saya sedang berbunga-bunga dan dimabuk asmara. Namun lebih dari itu, saya merasa menjadi wanita yang dihargai di muka bumi ini dan dapat menjadi versi yang lebih baik.
Benih-benih cinta yang tumbuh kala itu bukanlah hadir tanpa alasan. Berikut saya beberkan beberapa hal yang membuat saya kagum dengannya, jatuh cinta kepadanya, hingga sulit untuk melupakan sosoknya:
Pendengar Setia yang Bijaksana
Dulu, saya sering berbagi cerita dengannya. Baik suka maupun duka, ia selalu setia mendengar dan merespons cerita saya. Begitu pun jika saya sedang membutuhkan saran atas masalah yang sedang saya hadapi, ia senantiasa mencoba membantu saya menemukan jalan keluar yang terbaik. Pemikirannya begitu matang, sehingga ia dapat dengan bijak menanggapi suatu permasalahan. Cara pandangnya dan pendapat-pendapat yang diutarakan telah membuka perspektif baru di hidup saya.
Pandai
Ia adalah salah satu murid unggulan di sekolahnya; berprestasi dan bertalenta. Di bidang non-akademik, ia memiliki keahlian dalam bermusik dan berolahraga. Terlihat dalam berbagai pertandingan basket yang diikutinya dan kerap tampil sebagai pemain gitar di acara sekolahnya.
Di bidang akademik, ia memiliki kecakapan dalam berbahasa Inggris. Karena kecakapannya itu, ia terpilih mewakili sekolahnya dalam English Debate Competition. Ia selalu senang berbagi ilmunya kepada saya setiap kali saya menemui kesulitan dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris.
Di laman media sosialnya, ia kerap membagikan quotes atau membuat status berbahasa Inggris. Hal tersebut telah memacu saya untuk terus belajar lebih dalam lagi, agar setidaknya saya bisa memahami apa saja yang ia bagikan di media sosialnya. Sederhana memang, tetapi motivasi kecil itulah yang membuat perubahan besar pada diri saya.
Saat itu saya mulai membeli buku-buku untuk belajar grammar dan tenses, menerjemahkan lirik lagu Barat, memahami berbagai jenis kalimat dan idiom, berlatih menulis dan berbicara menggunakan bahasa Inggris, hingga membeli novel berbahasa Inggris. Terlebih lagi, saya menjadi termotivasi untuk dapat berprestasi seperti dirinya. Jika saja saya tidak belajar banyak darinya pada saat itu, mungkin saya hanya menganggap bahasa Inggris sebatas mata pelajaran sekolah saja. Sejak itu saya sadar, kehadirannya telah membawa kemajuan bagi semangat belajar saya. Tak sebatas dalam bahasa Inggris saja, namun juga bidang ilmu lainnya.
Puitis dan Kritis
Keahlian lain yang Ia miliki adalah dalam hal merangkai kata-kata menjadi tulisan yang begitu dalam dan sarat akan makna yang dapat menyentuh hati pembacanya. Caranya menyampaikan argumentasi dan kritik dalam tulisannya juga begitu halus, terkadang dibumbui dengan unsur satir yang menohok, yang bertujuan untuk menyadarkan pembacanya.
Dua hal yang begitu membekas di hati adalah saat ia memberikan pujian dan mengungkapkan permintaan maafnya kepada saya. Yang pertama, saya tersipu malu dibuatnya. Yang kedua, berhasil membuat saya terenyuh. Semua itu karena ketulusan hati yang dipadukan dengan keahliannya dalam merajut kata-kata. Hal tersebut menimbulkan kesan tersendiri bagi saya, dan juga telah membuka ketertarikan saya pada dunia sastra.
Semangat yang Tinggi
Mungkin ini juga menjadi salah satu hal yang membuat saya salut kepadanya. Ia merupakan pribadi yang memiliki semangat yang tinggi. Semangat belajar, semangat berkarya, dan semangat berkontribusi dalam hal-hal positif. Salah satu contohnya adalah ia dengan sukarela membantu mengajar anak-anak di sebuah surau kecil di desanya. Ia juga tak pernah mengeluh meski harus menempuh jarak sejauh kurang lebih 25 km demi dapat menimba ilmu di salah satu sekolah terbaik di daerahnya. Dari situ, pelajaran yang dapat dipetik adalah bahwa yang sesuatu yang terbaik memang layak diperjuangkan.
Yang saya sebutkan di atas adalah beberapa hal yang membuatnya spesial di mata saya. Kebaikan hati dan perhatian yang dulu ia berikan telah melengkapi kebahagiaan saya pada kala itu. Namun, semua yang indah itu kini tinggal kenangan. Kata perpisahan telah menciptakan jarak di antara kami.
Meski begitu, tak ada alasan saya untuk membencinya. Karena pada kenyataannya, telah banyak hal-hal positif yang dapat saya contoh dari dirinya. Kisah cinta yang telah kandas itu menyisakan hikmah yang dapat saya jadikan pelajaran untuk memperbaiki diri saya kedepannya. Cerita kali ini akan saya tutup dengan sebuah kalimat yang terdapat dalam poster film Flipped, “You never forget your first love.”
#ElevateWomen