Fimela.com, Jakarta Dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, kanker payudara adalah kasus yang terbanyak di Indonesia. Global Cancer Observatory 2020 dari WHO menunjukkan kasus kanker payudara yang terjadi di Indonesia, yakni 65.858 kasus setara dengan 16,6% dari total 396.914 kasus kanker.
Sebagai upaya untuk mengurangi angka tersebut, dalam rangkaian peringatan Hari Kanker Sedunia, komunitas para penyintas kanker payudara yang tergabung dalam Cancer Information & Support Center atau CISC berbagi pengalaman dan informasi kepada publik terkait penanganan kanker payudara HER2-positif stadium dini. Hal ini mengingat 1 dari 5 orang atau sekitar 22.8% pasien kanker payudara di Indonesia adalah tipe HER2-positifm
HER2-positif (Human Epidermal Growth Factor Receptor) sendiri merupakan salah satu jenis kanker payudara yang agresif. Berdasarkan pengamatan CISC, kanker payudara stadium dini umumnya terjadi pada usia produktif sehingga secara tidak langsung memiliki potensi dampak terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat.
Namun, menurut dokter Rita Rogayah Sp.P. (K), M.A.R.S. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, mengungkapkan penanganan kanker payudara yang dilakukan secara komprehensif sejak stadium dini memiliki peluang kesembuhan yang lebih tinggi dan berpengaruh untuk mencegah dan mengurangi resiko kekambuhan atau perburukan penyakit ke stadium lanjut.
"Yang terpenting bagaimana kita bisa menemukan sedini mungkin diagnosisnya supaya bisa ditindak lanjut lebih cepat, dari hal tersebut diharapkan angka penderita kanker payudara akan menurun dan umur harapan hidup pasien dapat meningkat." ujar Rita, dalam webinar yang bertajuk Akses Penanganan Kanker Payudara HER2+ Stadium dini, Tantangan dan harapan, Jumat(19/2).
Pernyataan tersebut juga diamini oleh Spesialis Bedah Onkologi, dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B(K)Onk., M.Epid., MARS, yang mengungkapkan deteksi dini kanker payudara HER2-positif sangat penting guna meningkatkan umur harapan hidup. "Bila tidak segera dideteksi, peluang harapan hidupnya akan kecil" kata Sonar.
Kanker payudara tidak hanya mempengaruhi pasien secara fisik
Selain itu ia juga menjelaskan bahwa kanker payudara tidak hanya mempengaruhi pasien secara fisik, melainkan secara psikologis. Hal ini disebabkan, sebagian penderita kanker payudara terjadi pada masa produktif, tepatnya usia 25-33 tahun."Pada usia produktif ini banyak wanita yang mempunyai tanggung jawab terhadap anak-anak mereka, pekerjaan dan keluarga," terang Sonar.
Untuk mendeteksi kanker payudara, Sonar menyarankan untuk melakukan terapi target dengan trastuzuma dan kemoterapi pada kanker payudara HER2-positif stadium dini. Cara ini menjadi standar pengobatan yang terbukti efektif dapat meningkatkan angka kesintasan dan menurunkan risiko kekambuhan pasien atau bahkan kematian.
Dalam acara tersebut, seorang penyintas kanker payudara HER2-posiruf yang telah menjadi memerangi kanker selama 6 tahun terhitung sejak tahun 2015, Nova Dhelia, S.Psi, turut menceritakan perjalananya.
Nova mengaku sempat merasa tidak terima dan menolak menerima kenyataan, setelah mengetahui hal tersebut. Rasa tidak terima iitu kemudian yang membuat Nova menolak mengetahui tipe kanker payudara yang dialaminya.
Namun siapa sangka, dia mengalami kondisi yang lebih buruk, yakni telah di diagnosa metas tulang belakang. "Ini yang saya takutkan akan mengganggu aktivitas saya sehari-hari, karena itu membuat penderitanya sulit beraktivitas," sesal Nova. Metasis sendiri merupakan komplikasi kanker yang penyebarannya hingga ke organ lain, yang berarti kanker tersebut sudah memasuki stadium lanjut.
Dari pengalamannya, Nova berharap agar para penyitas kanker payudara berani melakukan deteksi kanker payudara sejak dini. "Untuk teman-teman semuanya, alangkah baiknya coba untuk belajar, coba untuk tahu kondisi, setelah itu coba perjuangkan apa yang kita alami, apalagi kalau itu memang bisa membuat kondisi kita lebih baik lagi." ujar Nova.
Di akhir, dokter Sonar kembali mengingatkan kepada para perempuan untuk melakukan tindakan preventif dengan mejaga gaya hidup sebagai usaha paling efektif dalam menangani kanker payudara HER2-positif. "Pencegahan tersebut bisa dilakukan dengan cara memperhatikan gaya hidup dan lingkungan. Itu sebenarnya paling mudah dan efektif. Baru selanjutnya pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini." pungkas Sonar.
Saat ini, para pasien dan penyintas kanker payudara sangat terbantu dengan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mencakup terapi inovatif untuk kanker payudara HER2-positif stadium lanjut. Harapan dari pasien kanker payudara HER2-positif stadium dini, untuk juga memiliki akses yang sama terhadap pengobatan inovatif dan komprehensif dalam Jaminan Kesehatan Nasional.
Penulis: Hilda
#Elevate women