Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.
***
Oleh: Kartika
Kisah cinta terpanjang adalah kisah cinta kepada diri sendiri. Tubuh dan jiwa ini akan terus bersamaku sepanjang hayat. Hal ini kusadari betul sebenarnya, namun aku masih saja sering melupakannya.
Secara fisik mungkin aku sudah cukup memanjakan tubuh ini. Memberi tidur yang cukup, makan makanan yang sehat setiap hari, rutin berolahraga, selalu berpenampilan yang terbaik, dan selalu menyempatkan diri untuk bersenang-senang dengan me time. Tapi secara mental, masih ada beberapa hal yang sering aku lewatkan.
Seperti ketika aku melakukan sebuah kesalahan, aku sering lupa memahami dan memaafkan diri ini. Kesalahan itu masih sering kusebut berulang-ulang, dan kemudian memberi label pada diri sendiri. Bahwa aku gagal. Bahwa ini tidak termaafkan. Aku masih marah dan mencoba menghukum diri ini untuk bekerja lebih keras lagi.
Sebenarnya aku menyadari ada faktor lain yang membuat aku melakukan kesalahan. Artinya, kesalahan ini tidak sepenuhnya milikku. Aku tahu itu. Namun aku masih saja terlalu keras pada diriku.
What's On Fimela
powered by
Mencintai Diri Sendiri
Aku juga menyadari sikap keras ini muncul karena aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama nanti. Tapi aku juga perlu mengingatkan diri ini bahwa aku sudah bekerja keras dan kesalahan selalu bisa terjadi. Maafkanlah diri ini yang mungkin sedikit kewalahan waktu itu. Aku sudah melakukan yang terbaik yang aku bisa, dan jika hasilnya mengecewakan, maafkan dan terimalah diri ini kembali seutuhnya.
Terima maafnya dan berikan senyum yang paling manis, seperti yang biasanya aku lakukan pada orang-orang yang kusayangi. Kepada orang lain saja aku bisa memaafkan, kenapa pada diri sendiri sungguh sulit?
Aku harus lebih sering berlatih untuk mau menerima diriku, terutama ketika di saat-saat terpuruk. Ketika aku sedang cantik, sehat, atau sukses di pekerjaan, menerima diri ini sungguh mudah dan bahkan membanggakan. Ketika aku sedang terpuruk, sudikah aku menerima diriku yang malang ini?
Apa pun yang kulakukan, benar atau salah, aku perlu untuk bisa menerima diriku seutuhnya. Memaafkan kesalahannya dan menerimanya dengan tangan terbuka. Meski tidak ada orang lain yang memaafkan dan menerimaku kembali, aku akan pastikan bahwa aku selalu ada untuk diriku sendiri. Aku tidak sempurna, tapi dengan ketidaksempurnaan ini, aku belajar mencintai diriku dengan tulus.
#ElevateWomen