Fimela.com, Jakarta Teknologi di era digital terus berkembang dengan pesat. Terutama, menurut riset yang dilakukan McKinsey, Artificial Intelligence (AI) dan Fintech yang berpotensi meningkatkan PDB nasional hingga 12-18 persen. Nilainya bahkan bisa mencapai 366 USD dalam 10 tahun ke depan.
Untuk mencapai potensi besar ini, dibutuhkan kompetensi di bidang ekonomi digital. Terutama fintech yang menjadi pendorong ekonomi Indonesia di masa depan. Untuk itu, Unika Atma Jaya, OVO, dan Bareksa meluncurkan Fintech Acadey untuk menyiapkan SDM yang siap kerja.
Fintech Academy, menurut Presiden Direktur OVO / Founder & CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, merupakan cara untuk menyiapkan SDM yang siap-kerja untuk mengantisipasi perkembangan fintech yang pesat di Indonesia.
"Harapan kami kolaborasi ini dapatmenjadikan Gen Z tidak hanya menjadi konsumen digital, namun menjadi generasi yang dapatmemberikan inovasi dalam industri fintech dan dapat mengatasi masalah kesenjangan SDM diindustri ini yang perlu ditangani secara kolaboratif,” kata Karaniya.
Materi-materi Fintech Academy
Di tahap awal, Unika Atmajaya, OVO, dan Bareksa memulai Fintech Academy dengan memberikan mata kuliah fintech dengan materi seperti big data, blockchain, e-money, e-investment, insurtech, P2P Lending, alternative credit scoring, dan lainnya yang akan dibawakan langsung oleh pakar fintech dari OVO dan Bareksa.
Sementara, sesinya terbagi dalam sesi kuliah umum dan MOOC atau perkuliahan daring yang menawarkan akses terbuka lewat internet. Sehingga, kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses langsung materi ajar sangat besar.
Dalam jangka panjang, Fintech Academy akan mengembangkan Early Learning Program (ELP) Fintech untuk anak SMA, program magang di fintech, dan membuat program inkubasi startup untuk mahasiswa.
#elevate women