Tumbuh di Keluarga yang Mengandalkan Astrologi, Perempuan Ini Berontak saat Zodiak Menentukan Pernikahannya

Annissa Wulan diperbarui 15 Feb 2021, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Pooja Shah lahir di rumah sakit kumuh di Ahmedabad, India, 29 tahun yang lalu. Saat itu, orangtuanya diberi 2 dokumen, yaitu akta kelahiran dan bagan kelahiran.

Dokter memberi tahu ibu Pooja bahwa yang terakhir, yang disebut sebagai bagan kelahiran adalah peta astrologi yang mengungkapkan bagaimana posisi matahari, bulan, planet, dan benda langit lainnya pada saat Pooja lahir. Menurut dokter tersebut, bagan kelahiran memiliki pengaruh terhadap perilaku, ciri-ciri, karakter, dan tujuan hidup Pooja.

"Ia harus diberi nama dengan awalan huruf P dan kalian jangan sampai kehilangan dokumen ini," kata dokter tersebut, sebelum menyerahkan dokumennya.

Ironisnya, akta kelahiran diletakkan di sembarang tempat, namun bagan kelahiran justru utuh dalam bentuk laminasi. Ketika keluarga Pooja pindah ke Amerika Serikat, bagan kelahiran tersebut ikut dan ditempatkan secara permanen di brankas milik ayah Pooja.

Pooja belajar sejak awal bahwa astrologi Veda, jenis astrologi yang dipraktikkan di India, berbeda dengan astrologi Barat, dan berfungsi sebagai tiang penunjuk dalam rumah tangga orangtuanya. Ahli astrologi terpercaya keluarganya sering merujuk pada penyelarasan bintang Pooja sebelum ia diizinkan membuat keputusan monumental.

Keluar dari negara bagian untuk kuliah, Pooja harus berkonsultasi sesuai dengan penempatan planet terlebih dahulu. Memilih karier di bidang hukum juga Pooja harus memastikan zodiaknya sesuai, terutama saat ia ingin menikah.

Pooja tidak membantah ketergantungan orangtuanya pada rekomendasi astrolog, karena itu lebih mudah daripada mencoba membantah keakuratan klaimnya. Mereka menemukan penghiburan dengan mengetahui bahwa semesta entah bagaimana mendukung tonggak penting Pooja dan untuk sebagian besar hidupnya, pengejaran pribadi Pooja tampaknya diperkuat oleh dunia kosmik yang mereka yakini, sehingga Pooja memilih tidak memberontak.

Sampai pada musim panas lalu, Pooja bertunangan dengan seorang pria Indian-Inggris. Pria ini seperti Pooja, adalah produk dari pendidikan liberal, namun memahami kebutuhan untuk menghormati aspek-aspek tertentu dari budaya mereka, seperti keluarga Pooja yang masih sangat mempercayai astrologi.

 

 

2 dari 3 halaman

Ketika Pooja ingin menikah, ia dan tunangannya harus diramal kecocokan zodiak

Ilustrasi astrologi. Sumber foto: unsplash.com/Nastya Dulhiier.

Tak lama setelah pria ini melamar Pooja, keluarga Pooja memutuskan untuk mengakui pertunangan keduanya dengan cara tradisional Hindu atau yang biasa disebut Upacara Kelapa. Selama upacara ini, tunangan Pooja dan Pooja diberi kelapa, uang, dan hadiah lainnya dari kedua sisi keluarga, sebagai tanda keberuntungan saat mereka meresmikan komitmen di hadapan Tuhan.

Seminggu sebelum upacara pertunangan India, Pooja dan orangtuanya, saudara laki-laki, dan tunangannya duduk di ruang tamu rumah Pooja di Queens, New York. Mereka berkerumun di sekitar telepon untuk mempelajari penilaian peramal tentang kompatibilitas Pooja dan tunangannya.

Pencocokan Kundali adalah metode populer di mana ramalan bintang calon pengantin dibandingkan di bawah sistem tidak jelas yang menghitung 36 poin di antara 2 zodiak. Jika 18 poin atau lebih cocok, berarti mereka direstui menikah, namun jika kurang dari 18, berarti pernikahan tidak disetujui oleh zodiak.

Untuk menghitung skor ini, peramal membutuhkan beberapa informasi, seperti tanggal lahir dan waktu tepat kelahiran. Tunangan Pooja dengan enggan menjawabnya, Pooja dapat membaca sikap apatis di wajah sang tunangan.

"16. Tidak cocok. Pernikahan tidak akan berhasil," jawab sang peramal beberapa saat setelah menghitung.

Ibu Pooja dengan segera menanyakan solusi apa yang bisa mereka lakukan. Salah satu solusi yang mungkin adalah praktik kuno yang disebut Kumbh Vivah, sebuah ritual di mana seorang perempuan harus secara simbolis menikahi pot tanah atau pohon pisah terlebih dahulu, untuk menghilangkan kesalahan horoskopik, sesuatu yang pernah dilakukan oleh ibu Pooja.

Tujuannya adalah menetralkan pengaruh negatif planet Mars dalam upaya menyalurkan nasib buruk yang seharusnya menimpa calon suami ke pengantin pria buatan dalam bentuk pohon atau pot tadi. Cara ini memungkinkan pengantin akan memiliki pernikahan yang damai di masa depan.

Solusi lain adalah mengadakan puja, sebuah upacara yang diprakarsai oleh seorang pendeta yang lantunan dan doanya akan menangkal energi yang tidak menguntungkan. Pooja juga bisa memakai batu permata yang sesuai dengan zodiaknya, yang dipercaya dapat memancarkan energi positif.

3 dari 3 halaman

Untuk pertama kalinya, Pooja menarik garis, ia tidak ingin hidupnya dikendalikan oleh ramalan astrologi

Ilustrasi astrologi. Sumber foto: unsplash.com/Farzad Mohsenvand.

Filsafat India memandang pernikahan tidak hanya sebagai komitmen jangka panjang antara 2 orang tetap sebagai penyatuan energi kosmik dan stabilitas permanen. Generasi lama mengandalkan perjodohan horoskop untuk mendapatkan jaminan bahwa pasangan yang sudah menikah akan menikmati kehidupan yang bahagia, stabil, dan sehat.

Pooja memahami niat baik orangtuanya. Sepanjang hidupnya, Pooja hormat dengan mereka dan budaya yang dipegang teguh tersebut, walaupun seringkali membuat Pooja tidak bisa mengambil suatu keputusan yang diinginkannya. Tapi tidak dengan kali ini, Pooja menarik garis.

Pooja beralasan bahwa astrologi tidak akan memberi jaminan nyata tentang bagaimana pernikahannya di masa depan. Pooja berani mengambil risiko menghabiskan sisa hidupnya dengan pasangan yang telah ia pilih, yakin bahwa mereka dapat mengatasi semua rintangan bersama-sama.

Orangtua Pooja tentu menanggapinya dengan penolakan, ibu Pooja memberi contoh saudara-saudara mereka yang menikah tanpa rekomendasi dari peramal, dan berakhir dengan perceraian. Itu justru membuat Pooja dan tunangannya semakin bertekat membuktikan bahwa mereka salah.

Hubungan Pooja dan pasangannya dibangun di atas dasar saling pengertian, komunikasi, dan usaha di kehidupan nyata. Pendekatan yang sama inilah yang akan mereka andalkan ketika mereka menikah, tanpa ruang untuk pendapat semesta.

Bagi Pooja, cinta bukan fenomena mistik, cinta adalah manifestasi dari rasa hormat dan perhatian tanpa syarat yang dimiliki 2 orang untuk satu sama lain, dan itu membuat mereka ingin menghabiskan waktu bersama satu sama lain. Saat ini, berbulan-bulan telah berlalu sejak pembacaan tersebut dan orangtua Pooja dengan senang hati telah memberikan restu, serta berpartisipasi dalam perencanaan pernikahan.

Pooja dan tunangannya berharap untuk menikah di London pada bulan September mendatang, setelah pandemi secara global berakhir. Lalu, mereka berencana mengadakan pesta pernikahan besar-besaran di India, masih banyak hal yang menjadi misteri, namun 1 hal yang pasti Pooja tahu, astrologi tidak akan ada dalam daftar tamu undangan.

#Elevate Women