5 Obat Bintik Merah pada Bayi Baru Lahir

Fimela Editor diperbarui 03 Okt 2023, 11:11 WIB

Fimela.com, Jakarta Jika dibandingkan orang dewasa, bayi memiliki kulit yang lebih sensitif, sehingga membuatnya lebih rentan mengalami bintik merah atau ruam pada kulit. Penyebab bintik merah juga beragam, bisa termasuk eksim, jerawat, atau infeksi.

Perlu diketahui, sebagian besar ruam wajah pada bayi baru lahir tidak berbahaya dan cenderung hilang tanpa pengobatan. Namun terkadang, bintik merah tersebut dapat mengindikasikan kondisi yang lebih serius.

Mampu membedakan jenis bintik merah pada bayi dapat membantu orang tua mengobatinya dan mengetahui kapan harus mencari bantuan dokter. Karena itu, dikutip dari Medical News Today, berikut ini jenis bintik merah dan obatnya pada bayi baru lahir. 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

2. Cradle cap

Bintik merah pada bayi baru lahir bisa disebabkan banyak hal. Kenali penyebabnya dan cara mengobatinya beriikut ini.

Pada bayi umumnya ruam ini muncul di kulit kepala. Namun, cradle cap juga bisa memengaruhi pipi, terutama di sekitar mata dan hidung.

Ciri-ciri cradle cap ditandai dnegan kemerahan dan peradangan, penampilan berminyak , bercak putih atau kuning bersisik atau berkerak.

Pengobatan

Cradle cap umumnya tidak berbahaya, dan biasanya menghilang antara usia 6 dan 12 bulan. Namun, jika si kecil terus rewel karena tidak nyaman, pengobatan mungkin perlu dilakukan sesegera mungkin.

Untuk gejala ringan, obat OTC seperti krim anti jamur dapat membantu meredakan ketidaknyamanan dan mempercepat penyembuhan. Namun pastikan untuk konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan produk ini pada bayi.

Jika ruam bersisik, mengoleskan minyak mineral atau petroleum jelly ke kulit kepala bayi 1 jam sebelum menggunakan sampo antiketombe dapat membantu melonggarkan dan menghilangkan sisik.

Sementara, untuk bayi dengan gejala yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan steroid topikal untuk mengurangi peradangan.

Cradle cap yang sangat parah dapat meningkatkan risiko infeksi. Segera periksa ke dokter jika kulit bayi terasa panas, mengeluarkan cairan, hingga mengeluarkan bau yang tidak sedap.

3. Milia bayi

Sekitar 40 hingga 50 persen bayi baru lahir yang sehat mengembangkan milia. Ruam ini ditandai benjolan kecil berwarna putih atau kuning berukuran sekitar 1-33 mm.

Milia dihasilkan dari pori-pori yang tersumbat. Ruam tersebut umumnya ditemukan di area mata dan hidung bayi baru lahir. Meski begitu, milia cenderung hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu setelah pori-pori terbuka.

Pengobatan

Kamu tak perlu khawatir jika si kecil mengalami milia, sebab ruam ini tidak diperlukan perawatan khusus. Penggunaan krim dan salep pada bayi hanya akan semakin menyumbat pori-pori dan menyebabkan lebih banyak milia pada si kecil.

Namun, kamudapat menggunakan rangkaian perawatan di rumah seperti,

• Cuci wajah bayi setiap hari dengan sabun lembut.

• Jangan menggosok dengan keras atau mencubit area yang teriritasi.

• Hindari losion atau produk wajah berminyak.

3 dari 3 halaman

4. Jerawat bayi

ilustrasi anak bayi lucu/Photo by Pixabay on Pexels

Jerawat tidak hanya dialami oleh anak-anak remaja atau dewasa, tetapi juga pada bayi baru lahir atau kerap disebut neonatal. Umumnya, jerawat ini bisa muncul pada bulan pertama kehidupannya, yakni sekitar usia 2-6 minggu. Namun, beberapa bayi terlahir bersama mereka.

Diperkirakan hormon yang diturunkan oleh ibu ke bayi dalam kandungan dapat menyebabkan jerawat pada bayi. Jerawat bayi ini biasanya terlihat seperti benjolan kecil berwarna merah, dan cenderung berkembang di pipi, hidung, dagu, leher, dada, hingga punggung bayi.

Pengobatan

Umumnya, jerawat bayi tak perlu dikhawatirkan. Sebab, jerawat tersebut akan hilang tanpa pengobatan setelah beberapa minggu atau bulan. Kendati demikian, beberapa tindakan perawatan tetap harus dilakukan guna meminimalisir merebaknya jerawat pada area yang lainnya.

Beberapa cara tersebut ialah;

• Mencuci lembut kulit bayi dengan air hangat

• Hindari menggosok area yang terkena jerawat

• Hindari produk perawatan kulit yang berminyak.

5. Jerawat infantil

Jerawat infantil berkembang pada bayi yang berusia lebih dari 6 minggu. Biasanya muncul pada periode emasnya atau antara usia 3 dan 6 bulan. Jerawat infantil lebih jarang terjadi dibandingkan jerawat bayi baru lahir. Gejala bisa lebih parah dan mungkin memerlukan pengobatan.

Sebelum mengobati jerawat infantil, penting untuk menyingkirkan kondisi lain, seperti eksim dan infeksi, yang lebih umum terjadi pada kelompok usia ini.

Pengobatan

Jerawat infantil biasanya hilang dalam 6-12 bulan setelah pertama kali muncul. Namun, pentingnya untuk melakukan konsultasi ke dokter kulit agar mendapat saran terbaik tentang cara merawat jerawat dan mencegah jaringan parut.

Pencegahan ruam bayi

Meskipun ruam pada bayi sangat umum terjadi, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu mencegah ruam.Melansir dari Healthline, berikut langkah preventif yang bisa Anda coba,

• Sering mengganti popok

• Menjaga kulit agar tetap bersih

• Menggunakan deterjen bebas iritasi yang diformulasikan untuk bayi

• Jangan memakai pakaian terlalu tebal, ketat, atau kotor, atau yang bersifat iritan (wol atau sintetik), pakailah bahan katun yang lebih baik

• Menganalisa reaksi kulit terhadap apapun makanan sehingga kamu dapat menghindari makanan sebagai pemicu ruam pada kulit bayi baru lahir

• Jangan biarkan orang asing mencium bayi

• Menggunakan lotion, sampo, dan sabun khusus untuk kulit sensitif bayi.

Kapan harus ke dokter?

Kebanyakan bintik kemerahan pada wajah bayi tidak berbahaya. Pasalnya, ruam tersebut dapat hilang dengan sendirinya. Namun, ada beberapa tanda-tanda yang dapat mengindikasikan infeksi atau kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Temui dokter segera jika ruamnya bertambah parah atau jika bayi tersebut mengalami lepuh berisi cairan, demam, kehilangan nafsu makan, garis merah emmanjang dari ruam, bintik merah atau ungu kecil yang tidak memudar saat seseorang menekan, kelenjar getah bening bengkak, kelesuan, hingga batuk. 

Penulis: Hilda

#Elevate women