Fimela.com, Jakarta Rasanya mustahil jika dalam berbisnis, kita tidak menghadapi kesulitan atau tantangan sama sekali. Sama halnya dengan perjalanan Reza Pahlevi dalam membangun usaha cuci sepatu yang dinamainya Gurat Clean.
Ya, kali ini Diary Fimela berkenalan dengan Reza Pahlevi yang akrab dipanggil Lepay. Saat ini, sembari menjalankan usaha cuci sepatu Gurat Clean, Lepay juga bekerja di sebuah media digital yang berbasis di Jakarta.
Bukan tidak menyadarinya, Lepay sangat memahami bahwa usaha cuci sepatu telah menjamur, terutama di kota-kota besar. Namun, kecintaan Lepay pada sepatu dan pengalaman tidak mengenakan yang pernah dialaminya justru membuatnya yakin memulai Gurat Clean.
"Suatu kali, pernah cuci sepatu di satu tempat yang sudah punya nama besar. Tapi hasil dan pelayanannya nggak memuaskan untuk harga yang menurutku nggak murah. Waktu itu, aku ingin unyellowing, akhirnya aku coba sendiri dengan cara-cara yang aku Google dan berhasil. Waktu itu, hasilnya tahan lama lagi," cerita Lepay.
Gurat Clean dimulai sejak bulan Agustus di tahun 2018. Awalnya, Lepay meminta teman-teman terdekatnya untuk mau cuci sepatu di Gurat Clean.
Pengalaman gagal yang membuat Lepay belajar
Karena memang tidak memiliki pengetahuan di bidang cuci sepatu, Lepay benar-benar belajar dari nol. Terlebih lagi, uji cobanya saat mencucikan sepatu teman-temannya pernah gagal, yang membuatnya benar-benar belajar.
"Waktu itu, ada 2 sepatu yang aku cuci, luntur. Harganya mahal dan nggak ada di Indonesia. Kalo ditotal untuk ganti 2 sepatu, sekitar 7 juta. Bersyukur banget, yang punya nggak minta ganti. Dari pengalaman itu, aku belajar banget bahwa cuci sepatu nggak bisa sembarangan, belajar cari solusi dari masalah yang dihadapi, dan menghadapi customer."
Lepay berani menjamin yang membedakan Gurat Clean dengan usaha cuci sepatu yang lainnya adalah ia tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Sedangkan tantangan terberat yang dihadapinya di bidang ini adalah persaingan harga.
Berawal dari orang-orang terdekat, sekarang Gurat Clean sudah lebih dikenal luas berkat pemasaran media sosial dan kemampuan komunikasi Lepay sendiri. Lepay mengakui bahwa sampai saat ini, ia masih mengandalkan networking yang dimilikinya untuk membesarkan Gurat Clean, walaupun usaha ini masih dikerjakannya secara one man show.
"Kalo aku, kuncinya adalah keep in touch sama customer. Saat jemput atau antar sepatu, aku nggak akan langsung ngomongin sepatu, aku pasti akan ajak ngobrol dulu. Ini aku lakuin sama semua orang, yang aku kenal, maupun enggak. Jadi, kuncinya itu komunikasi dan keep in touch sama customer."
Pendekatan menarik yang dilakukan Lepay agar dekat dengan customer
Pendekatan yang menarik ini jugalah yang membuat customer tidak ragu untuk menggunakan jasa Gurat Clean. Satu waktu, Lepay pernah diminta untuk mencucikan 1 karung berisi 20 pasang sepatu dan 4 tas yang baru terkena banjir.
Melalui akun Instagram Gurat Clean (@guratclean), kamu bisa memilih beberapa jenis jasa; deep clean, unyellowing, whitening, dan repaint. Untuk area Jakarta, Lepay akan mengantar-jemput sendiri sepatu yang ingin dicuci.
"Rencananya, ingin buka toko offline di area Tangerang Selatan."
Ya, perjalanan jatuh bangun Lepay dengan usaha cuci sepatu Gurat Clean ini adalah bukti nyata bahwa berbisnis tidak melulu tentang sukses. Asal ada niat dan mau memulai, Lepay membuktikan bahwa bisnis tidak harus dimulai dengan modal yang besar.
"Dulu, Gurat Clean itu modalnya Rp1 juta. Asal ada niat, karena aku percaya semua orang punya ide, nah, mau nggak merealisasikan ide itu? Lalu, harus tahu mau bisnis apa, harus kuasai bidang itu, cari tahu pasarnya seperti apa, rencanakan, dan konsisten. Selain itu, sekarang melek digital itu penting."
Selain cuci sepatu, Gurat Clean juga memiliki program menarik loh, Sahabat FIMELA! Kamu bisa menyumbangkan sepatumu di Gurat Clean, nanti akan dicucikan terlebih dahulu dengan setengah harga, lalu diberikan kepada orang yang membutuhkan.
#Elevate Women