Tips Olahraga dengan Nyaman Saat Menstruasi

Fimela Editor diperbarui 24 Feb 2021, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Menstruasi adalah siklus kewanitaan yang normal dialami setiap bulan. Penting bagi kita untuk memantau siklus menstruasi yang umumnya terjadi pada 28 hingga 35 hari. Menghitung siklus tersebut ternyata bisa bermanfaat dalam berbagai hal, terutama pada perempuan di usia subur dan menyiapkan program kehamilan.

Melansir the guardians, Seorang pemilik gym, Evgenia Koroleva mulai belajar tentang siklus menstruasi dan pengaruhnya terhadap tubuh. Kini Koroleva membuat program olahraga berdasarkan siklus individu, yang menurutnya akan mengurangi rasa sakit saat menstruasi dan membuat tubuh sehat bugar.

Dilansir dari theguardian.com, berikut beberapa tips dan cara untuk tetap rutin berolahraga saat menstruasi.

Ketahui siklus menstruasi 

Siklus menstruasi berjalan 28 hari dibagi menjadi dua bagian - folikel dan luteal, di kedua sisi ovulasi. Secara umum, mengambil siklus 28 hari mendefinisikan fase yang paling relevan sebagai fase folikel awal (hari pertama sampai hari kelima), dengan estrogen dan progesteron yang rendah; folikel terlambat (hari ke enam sampai 12). Sedangkan dengan estrogen tinggi dan progesteron rendah; dan mid-luteal (hari ke 20 sampai 23), dengan estrogen dan progesteron tinggi.

Kenali gejala pramenstruasi

Ada lebih dari 150 gejala pramenstruasi, seperti nyeri payudara, sakit kepala, dan lainnya. Hal ini berpotensi, mengurangi semangat dan kemampuan untuk beraktivitas. Tapi kemudian juga terbukti bahwa latihan intensitas sedang, seperti yoga, bermanfaat untuk meredakan gejala pramenstruasi. Sekitar hari ketiga sampai lima periode, estrogen mulai meningkat, saat itulah tubuh harus mulai memaksimalkan olahraga. Jangan terlalu memaksakan tubuh untuk berolahraga.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Pada fase folikel akhir dan pertengahan luteal, estrogen lebih tinggi

Ilustrasi Olahraga | unsplash.com

Periode ketiga adalah masa dimana satu dari banyak efeknya adalah membantu membangun massa otot. Dalam hal ini tubuh boleh melakukan olahraga jenis kardio. Tubuh kita tidak memiliki jumlah testosteron yang besar, tetapi testosteron meningkat selama ovulasi dan ini menjadikannya waktu yang ideal untuk benar-benar mendorong, karena tingkat energinya. Namun, ada beberapa bukti bahwa, ketika estrogen tinggi, sekitar fase folikel akhir, ada peningkatan risiko cedera, karena hormon membuat ligamen dan tendon lebih kendur.

Ini adalah sesuatu risiko yang harus diperhatikan, tapi bukan berarti kita berhenti berolahraga. Kenali tubuh agar bisa menyesuaikan dengan jenis olahraga yang ditekuni. Jangan lupa melakukan pemanasan dan minum air putih yang banyak.

Penulis: Adonia Bernike Anaya (Nia)