Fimela.com, Jakarta Berbicara tentang perayaan Imlek, ini merupakan perayaan terpenting bagi orang Tionghoa. Warna merah menjadi ciri khas dari perayaan ini. Sering kita menemui nuansa warna merah sering melekat dalam perayaan ini. Meskipun merah merupakan warna yang paling terkait dengan Tahun Baru Imlek, dalam hal buah-buahan, buah jeruk berwarna oranye menjadi salah satu hal terpenting.
Lebih khusus lagi, citrus reticulata atau lebih dikenal sebagai jeruk mandarin selalu menjadi buah pokok yang diasosiasikan dengan perayaan Imlek. Tidak mengherankan, ada makna yang lebih dalam tentang mengapa orang Tionghoa menyukai buah ini di antara yang lain.
Jeruk mandarin selalu dianggap sebagai simbol keberuntungan. Ini terutama karena kata orange, ketika diucapkan dalam bahasa mandarin, terdengar mirip dengan kata “kekayaan”. Warna oranye pada buah ini juga dikatakan melambangkan "emas", yang menjadikannya buah yang sangat menguntungkan.
Sebagai Lambang Keberuntungan, Buah Ini Selalu Ada dalam Perayaan Imlek
Memberikan jeruk mandarin kepada orang yang dicintai selama perayaan adalah cara simbolis untuk mendoakan kebahagiaan dan kemakmuran seseorang, karena dirimu benar-benar memberi mereka kekayaan. Bertukar jeruk mandarin saat berkunjung ke rumah selalu menjadi bentuk penghormatan dan tradisi. Keberuntungannya menjadikannya sebagai barang dekoratif penting di mana-mana, seperti rumah, kantor, toko, dan lainnya. Kehadirannya bertindak sebagai undangan keberuntungan untuk memberkati penghuninya.
Meskipun bertukar hadiah adalah praktik yang baik, poin utama Tahun Baru Imlek adalah menghabiskan waktu berkualitas dengan orang yang dicintai. Untuk bertemu, untuk mengejar ketertinggalan, untuk menikmati kehadiran satu sama lain. Jeruk mandarin adalah cara sederhana untuk menunjukkan penghargaan kepada orang yang dicintai. Untuk mendoakan mereka kebahagiaan, sama seperti mereka telah membawa kebahagiaan bagi dirimu.
Cek Video di Bawah Ini
#ElevateWomen