Fimela.com, Jakarta Kita semua menginginkan hidup yang lebih baik. Kita ingin bisa menghadirkan makna dalam hidup yang kita jalani. Hanya saja kadang kita merasa lelah atau kehilangan harapan dalam menjalani hidup.
Untuk bisa kembali menemukan harapan baru dan merangkai prioritas yang lebih baik dalam hidup, kita bisa memulainya dengan membaca buku yang tepat. Kali ini Fimela membagikan sebelas buku pilihan yang cocok untuk dibaca demi hidup yang lebih baik. Semoga rekomendasi buku berikut ini bisa jadi referensimu untuk mulai membangun harapan baru yang lebih indah ke depannya.
1. Love for Imperfect Things
Love for Imperfect Things ditulis oleh Haemin Sunim yang sebelumnya menulis buku yang sudah terjual tiga juta eksemplar berjudul Things You Can See Only When You Slow Down. Pada buku kali ini, penulis yang merupakan seorang guru agaram Buddha Zen dan merupakan penulis paling berpengaruh di Korea Selatan, mengumpulkan refleksi dirinya saat belajar melihat duni dan dirinya sendiri dengan lebih penuh kasih. Buku yang mengangkat tema cinta sebagai pembahasan utama ini ditulis berdasarkan inspirasi yang ia dapat dari orang-orang yang telah membagikan kisah hidup dan pertanyaan saat kuliah umum serta lewat media sosial.
2. Very Good Lives
Pada tanggal 5 Juni 2008, J.K. Rowling memberikan pidatonya pada acara wisuda di kampus Harvard. Isi pidato tersebut sangat menggugah. Mengandung banyak pesan positif. Memberi pandangan baru soal kegagalan dan imajinasi. Pidato tersebut kemudian dibukukan dengan judul Very Good Lives yang disertai sejumlah ilustrasi karya Joel Holland.
3. Loving the Wounded Soul
Loving the Wounded Soul merupakan buku yang sangat penting untuk dibaca kita semua. Siapa saja bisa mengalami depresi, meski memang ada orang-orang tertentu yang memiliki tingkat kerentanan berbeda terhadap depresi. Dari buku ini, kita bisa memahami kesehatan mental dengan lebih mendalam melalui bahasa yang sangat mudah dicerna. Ditambah dengan pengalaman-pengalaman Regis sebagai penyintas depresi dan akademisi psikologi, kita mendapat banyak pandangan baru tentang depresi dan pentingnya mencintai diri sendiri.
4. Mengheningkan Cinta
Mengheningkan Cinta merupakan buku yang sangat ramah untuk jiwa. Tidak ada kesan menghakimi atau menggurui perihal cinta dalam buku ini. Justru kita akan merasa seolah tangan kita digandeng dan tubuh kita didekap melalui berbagai pemahaman dan pemaknaan soal cinta. Cinta mungkin tak selalu membuat kita baik-baik saja. Kadang ada luka dan rasa sakit yang ditimbulkannya. Namun, kita selalu punya kemampuan untuk menyeimbangkan rasa dan menjalani hidup bersama cinta.
5. Gadis Minimarket
Membaca Gadis Minimarket ini seakan menghadirkan refleksi diri. Apakah karena berbeda maka bisa dicap abnormal? Apakah hidup normal tapi banyak masalah itu jauh lebih baik daripada hidup abnormal tapi baik-baik saja? Perkara pernikahan, apakah menikah bisa menyelesaikan semua masalah sekaligus?
6. I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki 2
I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki 2 bisa dibilang lanjutan dari kisah Baek Se Hee yang berkonsultasi dengan psikiaternya. Perawatan kejiwaan yang dia lakukan terus berlanjut. Jika pada buku pertama, ia cenderung mengasihani diri sendiri, pada buku kedua ini ia mencoba untuk lebih menerima dirinya dan tidak membenci dirinya.
7. Man's Search for Meaning
Setiap orang punya cara sendiri untuk mencari dan menemukan makna dalam hidupnya. Dalam buku Man's Search for Meaning, Frankl menggunakan istilah "logoterapi" untuk menamai teorinya. Kata logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti "makna." Dijelaskan bahwa logoterapi percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut. Saat kita bisa menemukan makna dalam hidup, maka kita akan selalu punya alasan dan semangat untuk menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
8. The Things You Can See Only When You Slow Down
Buku The Things You Can See Only When You Slow Down bisa menjadi salah satu buku yang tepat untuk menemanimu istirahat. Buku yang ditulis oleh Haenim Sunim yang merupakan seorang biksu Zen dan mantan dosen di perguruan tinggi liberal arts di Massachusetts ini memuat beberapa esai pendek dan kumpulan kalimat mutiara yang bisa menjadi refleksi diri kita di tengah dunia yang sangat sibuk. Dibuka dengan bab berjudul Istirahat, buku ini memberi pengalaman membaca yang menenangkan dan membuat hati nyaman.
9. Honjok: Seni Hidup Sendiri
Buku Honjok: Seni Hidup Sendiri memuat latar belakang gerakan honjok di Korea Selatan hingga sejumlah panduan tentang menikmati kesendirian. Ada perbedaan antara kesepian dan kesendirian yang dijabarkan dalam buku ini. Bukan hanya orang bertemperamen introver saja yang butuh menyendiri. Orang ekstrover pun bisa saja sengaja meluangkan waktu untuk menyendiri atau memilih menjalani hidup sendirian.
10. #LOVELIFE 88 Thoughts on Love and Life 03 - PRIORITIES
Buku #LOVELIFE 88 Thoughts on Love and Life 03 - PRIORITIES hadir untuk menjadi pengingat kita tentang prioritas hidup. Berisi kumpulan kutipan, rangkaian kata inspiratif, dan ilustrasi yang cantik, buku ini sangat cocok dibaca oleh kita yang sedang berupaya untuk memperbaiki prioritas hidup kita.
11. Atomic Habits
Mengubah kebiasaan seringkali menjadi semacam pertempuran batin. Mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang lebih baik butuh proses. Bahkan seringkali dalam perjalanannya, kita selalu saja kesulitan dan gagal dalam membangun kebiasaan yang lebih baik. Melalui Atomic Habits, James Clear membagi berbagai informasi dan tips bermanfaat yang dapat digunakan untuk menciptakan kebiasaan baru yang lebih baik dalam hidup kita.
Semoga buku-buku di atas bisa jadi referensi yang pas untuk membantumu mendapatkan hidup yang lebih baik, ya. Happy reading!
#ElevateWomen