Fimela.com, Jakarta Daripada Trigger Finger, mungkin kamu lebih sering mendengar istilah jari kejepit. Trigger Finger juga merupakan definisi dari jari pelatuk atau jari terkunci.
Jari kejepit adalah kondisi ketidakmampuan untuk meluruskan atau menekuk jari, akibat tendon yang terperangkap. Jika kamu pernah merasakan kondisi ini, jepitan secara mekanik pada tendon fleksor sewaktu melewati jaringan ikat yang menebal di tangan, perubahan struktur pada tendon, dan muncul nodul pada tendon.
Ada beberapa faktor yang memicu kondisi jari kejepit, terutama penggunaan jari atau tangan secara berulang. Hal ini menyebablan iritasi atau inflamasi area 'pulley', pembengkakan atau terkunci pada posisi fleksi, dan triggering denngan ekstensi.
Gejala jari kejepit juga beragam, seperti nyeri pada jari-jari dan terasa terkunci, bunyi 'kletek' pada saat jari ditekuk atau diluruskan, membutuhkan bantuan jari lain untuk meluruskan jari yang terkena gejala, dan kaku pada jari tangan, terutama di pagi hari. Dua sampai tiga persen masyarakat umum bisa mengalami kondisi ini.
What's On Fimela
powered by
Trigger finger
Perempuan berisiko 2 sampai 6 kali lebih tinggi terkena jari kejepit, daripada pria, dan siapapun yang berusia dewasa muda. Jari kejepit kerap diasosiasikan dengan penyakit diabetes mellitus, terutama bagi orang dengan pekerjaan yang sering menggerakkan jari-jarinya.
Jari kejepit paling sering melibatkan jari manis dan jari telunjuk dan kondisi ini dapat terjadi pada lebih dari 1 jari di 1 tangan. Namun, kamu tidak perlu khawatir, ada beberapa penanganan mandiri yang bisa kamu lakukan, seperti istiraha, splints, dan peregangan tangan.
Jika penanganan mandiri tidak bisa mengurangi keluhan akan kondisi ini, kamu harus segera berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah ortopedi. Penanganan yang akan dilakukan oleh dokter melibatkan injeksi area yang terlibat, night splinting, dan pembebasan tendon melakukan tindakan operasi invasif minimal.
Saksikan video menarik setelah ini
#Elevate Women