China Gunakan Swab Anal untuk Deteksi COVID-19, Efektifkah?

Vinsensia Dianawanti diperbarui 30 Jan 2021, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta China mulai menggunakan metode swab anal untuk mendeteksi virus COVID-19. Dalam sebuah berita di televisi China, otoritas melakukan pengambilan sampel usapan di anal dimulai dari penduduk Beijing pada pekan lalu.

Dikutip dari Forbes, alat tes swab anal ini tidak jauh berbeda dengan tes PCR COVID-19. Ukuran alat tes ini sendiri berkisar 5cm dengan lapisan kapas di bagian ujungnya. Alat ini kemudian dimasukkan ke dalam rektum atau anus untuk pengambilan sampel.

Sama seperti tes usab yang dilakukan melalui tenggorokan, swab anal juga dilakukan untuk menguji adanya kandungan virus atau tidak. Menurut Li Tongzeng selaku Wakil Direktur Departemen Penyakit Pernapasan, dan Infeksi di Rumah Sakit You An, Beijing, tes usap anus dinilai bisa lebih akurat daripada tes hidung atau tenggorokan.

 

2 dari 3 halaman

Lebih akurat dibanding swab tenggorokan

ilustrasi covid-19 copyright by diy13 (Shutterstock)

Li menuturkan penelitian menunjukkan bahwa virus bertahan lebih lama di anus atau kotoran daripada saluran pernapasan. Virus diketahui dapat bertahan hidup di tenggorokan pasien selama 3-5 hari. Sehingga kerap memberikan hasil negatif palsu. Dengan tes swab anal bisa lebih baik dalam mengidentifikasi penyakit dalam kasus ringan atau tanpa gejala.

Dalam sebuah wawancara, Li menyebut bahwa pengambilan sampel dengan metode dapat meningkatkan akurasi pendeteksian COVID-19 pada kelompok-kelompok prioritas. Beberapa orang yang telah melakukan swab anal mengaku rasanya tidak nyaman. Jauh lebih tidak nyaman dibandingkan usap pada tenggorokan.

3 dari 3 halaman

Simak video berikut ini

#Elevate Women