Kisah Perjuangan Perempuan dengan Penyakit Jantung Bawaan Bertahan Hidup di Tengah Pandemi

Annissa Wulan diperbarui 29 Jan 2021, 15:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Musim gugur lalu, Clare Almand sedang duduk di teras rumah masa kecilnya di Arlington, Virginia bersama orangtuanya. Ia bukan satu-satunya perempuan berusia 30 tahun yang pulang ke rumah untuk karantina, ia tidak pergi karena ingin, ia pergi karena harus, mengingat penyakit jantung bawaan yang dideritanya.

Sebelum pandemi COVID-19 melanda, Clare telah berjuang dengan krisis kesehatannya sendiri, penyakit jantung bawaan. di Los Angeles. Ia menderita gagal jantung lanjut, ia tidak bisa berjalan jarak pendek, tanpa mengambil napas dalam-dalam yang menyebabkan dadanya sesak.

Clare akan pulang setelah mengerjakan 1 atau 2 tugas yang membuatnya kelelahan, meringkuk dalam posisi janin sampai sesaknya mereda, dan ini terkadang membutuhkan waktu 30 menit. Clare telah mengalami hal seperti ini 3 tahun sebelumnya.

Ia memiliki lubang di antara aorta dan ventrikel kanan yang mengeluarkan darah yang menyebabkan gejala serupa, tapi yang sekarang berbeda. Ia memiliki gejala baru dan penyakit jantung bawaan yang dideritanya menjadi lebih buruk, dadanya terasa sesak dan kehilangan nafsu makan.

 

 

2 dari 3 halaman

Penyakit jantungnya memburuk di tengah pandemi

Ilustrasi koma/Kisah Perjuangan Perempuan dengan Penyakit Jantung Bawaan Bertahan Hidup di Tengah Pandemi. Sumber foto: unsplash.com/Daan Stevens.

Tahun 2020 lalu, ternyata Clare memiliki lubang lain di aortanya, namun operasi tambalan cepat yang pernah dilakukan di tahun 2017, tidak berhasil di tahun 2020. Aortanya robek lagi dan satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah operasi jantung terbuka.

Yang dialami Clare adalah penyakit jantung bawaan, jenis yang muncul saat lahir, jenis yang tidak benar-benar bisa diperbaiki, dan karenanya akan terus menerus mengancam hidupnya, tanpa disadarinya. Ketika kasus COVID-19 meningkat, Clare juga menderita gangguan pernapasan.

Di hari ia dioperasi, UCLA Medical Center, rumah sakit Clare berhenti mengizinkan pengunjung untuk datang. Orangtua Clare yang terbang dari Virginia ke Los Angeles khusus untuk menemani Clare operasi, terjebak di sebuah kamar hotel, yang jauhnya 1 mil dari rumah sakit.

3 dari 3 halaman

Clare harus pulang ke rumah masa kecilnya

Ilustrasi koma/Kisah Perjuangan Perempuan dengan Penyakit Jantung Bawaan Bertahan Hidup di Tengah Pandemi. Sumber foto: unsplash.com/Marcelo Leal.

Selama 9 hari yang dihabiskannya di unit perawatan intensif jantung untuk memulihkan diri, Clare berkomunikasi melalui panggilan telepon dan FaceTime dengan orangtuanya. Proses pemulihannya pun tidak mudah, Clare harus dibantu untuk mandi, berpakaian, ia juga tidak bisa mendorong, menarik, dan mengangkat beban lebih dari 10 pon selama 8 minggu.

Kondisi tersebut membuat Clare harus kembali ke rumahnya di Virginia. Itu adalah pertama kalinya dalam 8 tahun mencoba menjadi penulis skenario di New York dan Los Angeles, ia tidak khawatir tentang bagaimana kariernya akan terpengaruh.

Ia merindukan Los Angeles, namun Clare juga menikmati setiap momen yang terjadi di rumah masa kecilnya bersama dengan keluarganya. Tiga bulan setelah operasi, Clare mengalami masa pemulihan yang pesat, berkat para keponakannya.

#Elevate Women