Hijabersmom Community, Wadah Ibu-ibu Muslimah Belajar Agama dan Dunia

Febriyani Frisca diperbarui 30 Jan 2021, 16:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjadi seorang ibu dan istri merupakan perjalanan yang panjang bagi perempuan. Untuk itu, dibutuhkan kesabaran dan ilmu yang cukup untuk menjalaninya. Untuk mendapatkannya, support system dari keluarga atau teman menjadi salah satu sumber yang bisa diandalkan. Bergabung di komunitas adalah salah satunya.

Seperti yang dilakukan oleh para ibu di HijabersMom Community (HMC), sebuah komunitas bagi para perempuan muslimah untuk saling bertukar wawasan baik tentang dunia maupun soal agama. Tersebar di 35 kota di Indonesia, HMC didirikan oleh para perempuan hebat, yakni Irna Mutiara, Hannie Hananto, Najua Yanti, dan Monika Djufri.

Dilatarbelakangi oleh keinginan ingin untuk menjadi sebaik-baiknya manusia dengan saling berbagi wawasan, HMC hadir untuk menjadi wadah para ibu muslimah yang memiliki misi dan visi yang sama dengan HMC. Terbukti dari kegiatan-kegiatan HMC, yang berusaha melibatkan semua anggota untuk bisa saling berbagi ilmu yang dimiliki.

"Dengan semakin bertambahnya para muslimah yang berhijab dari beragam profesi yang dilandasi oleh kesamaan keyakinan menjalankan syariat dengan baik & benar, diperlukan sarana untuk saling berinteraksi satu sama lain dalam rangka mengokohkan ukhuwah," kata Anna Ahtzugan, Ketua HMC Malang.

What's On Fimela
Kegiatan demo makeup HMC Malang sebelum pandemi. (Sumber foto: Instagram HMC Malang)

Terbentuk pada 24 September 20112, HMC kini telah berkembang menjadi sebuah yayasan bernama Yayasan Ukhuwah Hijabersmom. "HMC memiliki visi sebagai wadah bagi wanita muslimah untuk saling bertukar wawasan baik mengenai sosial kemasyarakatan (Hablumminannas) maupun meningkatkan ketaqwaan (Hablumminallah)," jelas Anna.

Memiliki 35 cabang di seluruh Indonesia, HMC memiliki kegiatan beragam. Namun, di setiap kegiatannya, HMC sebisa mungkin melibatkan semua anggota dan dengan rekomendasi HMC pusat. "Seperti pengajian rutin, kelas tahsin, kelas tauhid, kelas bahasa arab, kelas janaiz, bazaar, demo kerudung, demo make up, fashion show, seminar wirausaha, narasumber dari anggota yang sudah berhasil atau pakar di luar anggota, dan masih banyak lagi" ujar Anna saat dihubungi lewat pesan teks.

"Setiap kegiatan cabang bisa menjadi acuan untuk cabang lain, seperti kegiatan rohani, seminar, baksos, fashion festival, dan lain-lain. Begitu juga latar belakang, visi, dan misi HMC Malang juga sama dengan HMC pusat," tambah Anna.

Gathering HMC Malang. (Sumber foto: Instagram HMC Malang)

Selama pandemi, HMC tidak lantas menghentikan berbagai kegiatannya yang bermanfaat itu. Melalui daring, HMC mengaktifkan kegiatan-kegiatannya.

"Kegiatan selama pandemi hanya sebatas daring bekerjasama dengan beberapa pihak sebagai sponsor kegiatan, contoh KULWAF (Kuliah Wakaf) berkolaborasi dengan Wakaf Salman ITB, kajian-kajian islam kolaborasi dengan yayasan-yayasan dan pemateri ternama, seperti Cinta Quran Foundation, Aksi Cepat Tanggap, Aisya Dahlan, dan Elly Risman," jelas Anna.

Komunitas perempuan berhijab memang banyak, tapi menurut Anna, yang membedakan HMC dg komunitas lain serupa adalah spesifikasi status ibu, yang basically selain ibu rumah tangga, juga merangkap profesi lain guru, dosen, dokter, designer, pengusaha, dan lain-lain," tandas Anna.