Fimela.com, Jakarta Teman-teman Tracy Strauss memperingatkannya untuk tidak memelihara anjing. Namun, di tengah pandemi, justru itulah yang ingin dilakukan Tracy.
Setelah berbulan-bulan berada dalam isolasi sosial, Tracy merasa terputus dari berinteraksi dengan manusia. Jalan-jalan secara sosial distancing dengan teman-temannya adalah jeda singkat dari rasa sakit kesendirian yang dialami Tracy.
Ia mencoba mengunjungi orang-orang yang dicintainya melalui Zoom dan FaceTime, namun dunia maya tidak terasa nyata baginya. Tracy juga menghabiskan berjam-jam mengajar jarak jauh setiap minggu, membuatnya mengembangkan sakit kepala kronis yang justru membuatnya enggan bermain media sosial dan berpikiran untuk memelihara anjing.
Seiring berjalannya waktu, Tracy merasakan jarak antara dirinya dan orang lain yang semakin jauh. Ia sangat ingin hidup seperti teman-temannya yang berpasangan dan tinggal serumah dengan orang lain.
Karantina yang tidak terbatas karena COVID-19 memperburuk perjuangan jangka panjang Tracy mengatasi kecemasan dan depresi. Ia sering merasa kesepian, walaupun sedang berada di tempat yang ramai, alasan kuat Tracy ingin memelihara anjing.
Tracy memiliki trauma akan pengalaman masa lalu yang buruk dan kelam
Ketika masih kecil, ia memohon kepada orangtuanya untuk memelihara anak anjing, namun mereka menolaknya. Tracy mengalami penyerangan dan pelecehan seksual sejak dirinya masih anak-anak, ia mengisolasi diri di masa remaja, takut akan kedekatan, sebelum akhirnya beralih ke terapi.
Saat usianya hampir 30 tahun, ia didiagnosis menderita depresi berat dan PTSD. Perlahan-lahan, ia kembali ke dunia nyata, memulai karier mengajar, dan membangun hubungan interpersonal yang kuat.
Sekarang, lebih dari 1 dekade kemudian, Tracy menemukan dirinya berada dalam isolasi lagi. Terapis bahkan menegaskan bahwa ia diisolasi bukan karena pengaruh masa lalu, namun karena alasan yang sama seperti orang lain, yaitu penyakit mematikan dan menular.
Tracy berpikir bahwa mengadopsi seekor anjing adalah jawabannya. Sayangnya, prosesnya tidak semudah yang dibayangkan, memasuki masa pandemi, proses adopsi anjing jauh lebih selektif.
Ketika akhirnya Tracy menjemput seekor anak anjing di New England, ia merasa bersemangat dan ketakutan. Ia mendapatkan anjing campuran Labrador kuning berumur 3,5 bulan yang diselamatkan 6 minggu sebelumnya dari bawah sebuah rumah di Mississippi.
Memelihara Beau mengubah hidup Tracy
Tracy menamainya Beau. Seorang teman pemilik anjing memberi tahu Tracy bahwa memiliki anak anjing berarti melepaskan kendali.
Hampir setiap hari-hari pertama Tracy menangis, ia tidak tidur atau makan. Berat badannya turun 10 pon, ditambah lagi saat mengantar Beau ke dokter hewan, ia mengalami kecelakaan mobil untuk pertama kalinya.
Biaya perbaikan dan tagihan lainnya menumpuk membuat rekening bank Tracy mengering. Tracy memutuskan untuk lebih mengenal anjingnya, ia membaca buku dan menonton video tentang pelatihan anak anjing.
Beau akan mengalami serangan panik jika Tracy meninggalkannya begitu saja. Tracy merasa membutuhkan bantuan untuk menjaga Beau, yang pada akhirnya ia berhasil mendapatkannya dari beberapa orang terdekat.
Beau membuat orang-orang lebih dekat dengan Tracy. Keinginan Tracy untuk berbagi ruang hidup dengan orang lain menjadi kesempatan untuk menerima dan merawat Beau.
#Elevate Women