Fimela.com, Jakarta Saat ini mudah sekali bagi kita untuk mengintip kehidupan orang lain. Melalui media sosial, kita bisa mengetahui kabar terbaru dari orang-orang dalam jejaring kita. Mungkin ada yang baru bertunangan, menikah, memiliki anak, mendapat pekerjaan, dan lain sebagainya. Saat melihat orang lain bahagia, mestinya kita juga ikut bahagia.
Tapi bagaimana jika yang terjadi adalah kita malah sedih saat melihat kebahagiaan orang lain? Kenapa kita sedih saat melihat orang lain bahagia? Apakah kita sudah menjadi "orang jahat" karena tak bisa ikut berbahagia dengan kebahagiaan yang didapat orang lain?
1. Belum Berdamai dengan Rasa Kesepian dalam Diri
“When you realize you don’t matter, the world becomes inconsequential and claustrophobic. You feel trapped inside your body, and your mind. Nothing can take you out of desperation, unless they take the brunt of your loneliness and make it their own.”― Ellie Fox, And then the Devil Cried: Episode One
Bisa jadi kita belum berdamai dengan rasa kesepian yang sedang kita rasakan saat ini. Melihat orang lain bahagia rasanya malah menambah rasa kesepian dan rasa pedih di dalam diri. Seakan kita makin ditinggalkan oleh orang-orang di sekitar. Namun, coba untuk lihat dari sisi berbeda. Kita tak pernah tahu kehidupan sesungguhnya yang dimiliki tiap orang. Jadi, alih-alih makin merasa sedih karena kesepian yang kita rasa, ada baiknya untuk menerima hadirnya kesepian itu dan lebih fokus pada kehidupan sendiri yang lebih baik.
2. Ada Perasaan Iri dan Cemburu
Muncul perasaan iri dan cemburu karena orang lain tampak lebih bersinar darimu. Orang lain tampak lebih baik hidupnya daripada hidupmu. Kadang kita memang tak bisa menahan diri untuk tidak membandingkan pencapaian kita dengan pencapaian orang lain. Akan tetapi, jangan biarkan rasa iri dan cemburu menguasai dirimu sebab itu hanya akan menghancurkan hatimu. Tak ada salahnya untuk ikut tersenyum pada kebahagiaan orang lain. Dengan begitu, ada perasaan yang lebih tenang dan nyaman yang akan kamu rasakan.
3. Lupa bahwa Tiap Orang Punya Zona Waktunya Masing-Masing
“Some people can’t be in your life because they don’t have the power to help you improve it. That doesn’t mean you don’t wish them well, it just means that you are on Chapter ten of your life, when they are on Chapter five. Maybe, it is just enough to meet at the crossroads in life and agree to take separate paths, then with a cheshire grin you both look back and shout, “Beat you to the top of the mountain”, followed by the funnest sprint of both of your lives.”― Shannon L. Alder
Kita kadang sedih melihat orang lain bahagia karena merasa mereka lebih dulu sampai ke garis akhir dan menjadi pemenang. Padahal tiap orang punya zona waktunya masing-masing. Masing-masing dari kita punya perjalanan kita sendiri. Kita punya zona bahagia kita sendiri-sendiri. Jadi, tak perlu meratapi hidup hanya karena melihat orang lain tampak lebih banyak tersenyum dan tertawa.
4. Belum Cukup Mencintai Diri Sendiri
“Be glad for people when they win; because you have no idea what they've been through when they were losing.”― Jawo
Belum terlambat untuk lebih mencintai diri sendiri. Belum terlambat untuk mulai berbaik hati pada diri sendiri. Kadang rasa sedih muncul karena kita merasa hidup kita merana. Karena kita merasa hidup kita ini tak ada artinya. Padahal seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa tiap orang punya zona waktunya masing-masing. Mungkin saat ini yang perlu dilakukan bukan tenggelam dalam kesedihan, melainkan melakukan sesuatu yang membuat hati kita bahagia.
Kita bisa menciptakan kebahagiaan kita sendiri. Bersedih boleh, secukupnya saja. Jangan lupa bahwa perjalanan hidupmu punya warnanya sendiri.
#ElevateWomen