Fimela.com, Jakarta Konser Amal Kreatif Lokal meninggalkan banyak sekali kesan dan pengalaman menarik. Apalagi di acara yang merupakan puncak dari rangkaian Festival Kreatif Lokal 2020 tersebut menghadirkan beragam kegiatan. Bukan saja panggung hiburan, melainkn juga sesi bincang-bincang bersama pelaku UMKM, yang juga juara pertama Kreatif Lokal Award 2020.
Salah satunya adalah Muhammad Ikhwan Tariqo pemilik Dekardekor Shop. Juara pertama Kreatif Lokal Award 2020 kategori Kriya ini berhasil mendapatkan nilai tertinggi dari para juri. Kreativitasnya benar-benar menarik perhatian juri, karena mampu menghadirkan hiasan dinding dari kulit kayu. Ia pun tak lupa membagikan kunci suksesnya dalam berbisnis kriya dalam workshop di acara Konser Amal Kreatif Lokal. Seperti apa ya?
What's On Fimela
powered by
Jangan Gegabah Mengawali Bisnis Baru
Sebelum memutuskan fokus menjalankan usahanya, Ikhwan yang juga penyandang disabilitas mengungkapkan jika ia pernah bekerja di sebuah bank. "Selepas kuliah pada 2011, saya memilih kerja di bank swasta, apalagi kesempatan bekerja bagi penyandang disabilitas tidak begitu banyak, jadi tak saya sia-siakan terlebih dulu. Kemudian, bekerja selama 4 tahun, saya tak nyaman, karena yang dilakukan di sana bukan pekerjaan yang saya inginkan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ikhwan menjelaskan jika pada tahun 2014 akhir, ia berpikir untuk mulai usaha tanpa keluar dari pekerjaan utama terlebih dulu. "Ketika penghasilan saya lebih banyak dari pekerjaan utama, akhirnya saya putuskan resign. Jadi, jangan gegabah, perlu dipertimbangkan matang-matang. Apalagi di era digital, teman-teman bisa sambil kerja, sambil usaha, jangan tinggalkan pijakan utama ke pijakan lain."
Kolaborasi Bisa Menutup Keterbatasan dalam Menjalankan Usaha
Sebagai tunanetra, Ikhwan menyadari jika tak sanggup menjalankan usaha sendiri. Alih-alih merasa insecure, ia justru membuka diri dengan berkolaborasi. Hal itu pun turut mempermudah langkahnya dalam menjalankan usaha.
"Ketika mindset saya terbuka, saya berkolaborasi, saya mempercayakan skill apa yang saya tak bisa kepada orang lain yang tepat. kalau tak punya budget untuk menggaji, bisa bagi hasil dengan rekanan. Pokoknya yang harus disadari, era sekarang adalah era kolaborasi, bukan sekadar kompetisi,” sambungnya menjelaskan.
Yakinlah Setiap Barang Ada Pembelinya
Menariknya, Ikhwan bukan saja berpikiran terbuka, tetapi ia prinsipnya dalam berbisnis sangat kuat. Ia meyakini jika setiap barang pasti ada pembelinya. Tinggal seberapa bagus menyiapkan platformnya. Terlebih sebelum memulai bisnis, Ikhwan sudah memupuk banyak pengalaman di dunia digital marketing.
"Saya percaya setiap barang ada pembelinya, tak semua orang bisa mencari pasarnya. Jadi kita balik mindset-nya, kita temukan dulu platformnya, lapaknya. Kalau sekarang, karena ramai jual online, jadi saya fokus memperdalam ilmu dan pengalaman di dunia digital marketing," imbuhnya.
Jangan Ragu untuk Gabung dengan Komunitas
"Awalnya suka belajar, suka ulik, gabung komunitas, marketplace, lalu temukan barang apa nih yang bisa dibuat, tanpa skill khusus tanpa membuatnya, tinggal cari barangnya, karena promosinya sudah ada. Kita ambil dulu dari teman, karena saya awalnya tak punya modal, lalu dipromosiin sendiri, melihat potensi pasar lalu dikolaborasikan dengan digital marketing, baru jualan. Dengan melakukan sesuatu secara kolaboratif hasilnya akan beda, daripada melakukannya sendiri,” jelas Ikhwan menuturkan bagaimana awalnya ia memulai usaha ini.
Adapun produk Dekardekor Shop sendiri, berupa produksi hiasan dinding dari bahan kulit kayu. "Kita menyediakan desain yang bisa disesuaikan dengan ruangan konsumen, bisa untuk rumah, apartemen atau restoran, sesuai tema ruangan konsumen, makanya namanya dekardekor shop karena bisa disesuaikan keinginan teman-teman," jelasnya.
Tak kalah penting, Ikhwan menjelaskan jika dalam berbisnis harus betul-betul mengetahui polanya. Misalnya, dalam bisnis kriya yang digelutinya, secara umum tren penjualan akan turun di awal tahun, lalu naik lagi sejak puasa, hingga mencapai puncaknya saat momen hari belanja nasional tiba.
"Selain itu, bedakan buyer dan user. Misalnya, kalau susu, buyer-nya adalah ibu-ibu, tapi user-nya anak-anak. Jadi fokus promosinya adalah menggaet susu yang bisa mencerdaskan anak, agar ibu-ibu mau beli. Bukan sekadar manis, karena anak-anak tak mungkin membeli sendiri. Jadi, target pasar harus dipetakan dengan jelas," pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan, Konser Amal Kreatif Lokal bukan hanya menyajikan bincang-bincang bersama para pemenang Kreatif Lokal Award 2020, tetapi juga menghadirkan workshop bersama para ikon kreatif, seperti Chef Yuda Bustara, Leka Putra dan Nonita Respati. Selain itu, sederet artis ternama, seperti Enda dan Oncy UNGU, Denny Caknan dan Siti Badriah juga ikut memeriahkan. Di samping itu, acara tersebut juga mengadakan penggalangan dana untuk membantu para pelaku UMKM yang terdampak Covid-19.