Diary Fimela: Skincare dari Resep Nenek Jadi Bisnis Produk Lokal Sampai Global

Annissa Wulan diperbarui 22 Jan 2021, 18:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Bicara tentang bisnis, tidak ada yang tidak mungkin, jika kita mau mencoba. Sama halnya dengan usaha coba-coba yang awalnya dilakukan Azizah untuk mengatasi permasalahan kulitnya sendiri.

Untuk Diary Fimela kali ini, kami berkenalan dengan Azizah, founder label skincare lokal Lubinar. Berawal dari permasalahan kulitnya yang sensitif dan tidak bisa menggunakan sembarang produk, Azizah memutuskan untuk menciptakan solusi sendiri dari resep neneknya.

Dulu, sang nenek merawat kulitnya menggunakan beras ketan, sehingga ini jugalah yang mendasari alasan mengapa produk Lubinar bahan utamanya adalah beras ketan. Azizah juga tidak asal mencoba, ia mencari literatur yang sesuai dengan solusi yang diinginkannya.

Produk pertama Lubinar, yaitu lulur atau masker lahir sekitar tahun 2012, ketika banyak kasus kerusakan kulit yang bahkan juga dialami oleh teman-teman Azizah, karena krim abal-abal. Dari sini, Azizah mencoba memberikan produk yang dibuatnya sendiri kepada teman dan orang-orang terdekatnya.

Tak disangka, responnya sangat baik, karena banyak orang yang cocok dengan produk racikan Azizah. Tidak berhenti di situ, saat menerima tugas kuliah untuk membuat perencanaan bisnis, Azizah mengangkat produknya sendiri yang kemudian diberi nama Lubinar, yang merupakan kepanjangan dari Lulur Bening Indonesia Natural.

Lubinar bahkan sempat mendapatkan dana dari pemerintah melalui Dikti, yang kemudian digunakan Azizah membuat lebih banyak produk untuk dibagikan. Setelah lulus kuliah, Azizah sempat bekerja selama 10 bulan dan memutuskan resign untuk mulai membesarkan bisnis Lubinar.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Azizah rajin mengikuti pameran untuk memperkenalkan dan ajang promosi Lubinar

Azizah bersama Kemenristek dan Kepala TBIC. Sumber foto: Document/Azizah.

Inilah awal mula Lubinar dikerjakan dengan serius, mulai dari uji lab sampai mengurus legalitas bisnis. Kegigihan Azizah tidak main-main, di tahun 2017, ia mulai gencar membawa Lubinar mengikuti berbagai pameran, dari tingkat desa hingga internasional. Ya, di tahun 2018, Lubinar berhasil mengikuti expo di Malaysia.

"Tahun 2020 ini sebenarnya ada lagi undangan ke Dubai. Kalau nggak ada pandemi, kita sudah berangkat untuk pameran di sana," ujar Azizah saat dihubungi oleh Tim FIMELA.

Saat ini, Lubinar telah memiliki beberapa varian produk, yaitu facial mask, body scrub, facial wash, dan serum. Menurut Azizah sebagai pelaku UMKM, tantangan membesarkan bisnis ini adalah bagaimana caranya agar tetap bisa berinovasi.

"Zaman sekarang, orang gampang bosan, jadi kita berusaha gimana caranya biar orang tetap pakai Lubinar dengan mengutamakan kualitas. Sebenarnya, kalau dari segi kualitas, kita cukup percaya diri bersaing sama produk lokal lainnya. Yang sedang aku pelajari sekarang adalah tentang promosi."

Sedangkan menurut Azizah, penjualan justru semakin meningkat di masa pandemi ini, karena orang-orang mulai fokus merawat kulit mereka. Kesulitan yang dihadapi tim Lubinar di masa pandemi ini adalah ketika harus berinteraksi dengan tim reseller.

Facial Mask Lubinar. Sumber foto: Document/Azizah.
3 dari 3 halaman

Azizah berani bersaing dari segi kualitas

Lubinar masuk di tenant BIT BPPT sejak tahun 2018 dan inagurasi di tahun 2020 dengan predikat very good. Sumber foto: Document/Azizah.

Selain itu, menurut kacamata Azizah, tantangan terbesar bagi para pelaku UMKM untuk membesarkan bisnis mereka adalah modal. Produk boleh diadu, namun mereka jarang dilihat karena kurangnya modal.

"Kalau di aku, bantuan dari pemerintah itu terasa signifikan, pemerintah sangat membantu proses promosi."

Bagi Azizah, untuk memulai sebuah bisnis, seseorang tidak boleh ragu atau takut untuk memulai. Ia juga tidak boleh patah semangat.

"Kalau yakin, pasti ada jalannya. Dan namanya bisnis pasti ada pasang surut, jadi nggak boleh patah semangat. Harus bisa terus berinovasi dan yang terpenting harus bisa menerima saran dari orang lain."

Sosok yang juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai pemuda pelopor Kabupaten Bogor ini juga menekankan bahwa mulailah dengan membuat produk yang bisa menjadi solusi buat orang lain. Azizah ingin membuktikan bahwa perempuan adalah makhluk yang mandiri.

"Kalau produk kita bisa jadi solusi buat orang lain, nanti orang yang akan nyari produk kita," tutup Azizah di akhir wawancaranya dengan Tim FIMELA.

#Elevate Women