Fimela.com, Jakarta Rumah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk berkumpul bersama keluarga di tengah situasi pandemi seperti saat ini. Namun, faktanya ternyata justru angka kekerasan terhadap perempuan di ranah privat semakin meningkat dan memunculkan fenomena 'Pandemi Bayangan'. Tidak hanya sebatas itu saja, pandemi juga mempengaruhi kesehatan mental dan banyak aspek dalam kehidupan lainnya.
Fakta inilah yang mendorong AXA & AXA Mandiri berkontribusi untuk masyarakat dengan menghadirkan berbagai inisiatif luar biasa untuk menghadapi isu-isu yang muncul dari dampak pandemi. Hal ini terungkap lewat sesi interview spesial tim Fimela bersama Julien Steimer, Country CEO AXA Indonesia, Komisaris AXA Mandiri Financial Services & Presiden Komisaris Mandiri AXA General Insurance, dan Niharika Yadav selaku Presiden Direktur AXA Financial Indonesia & AXA Indonesia Global Sponsor of Diversity & Inclusion.
AXA & AXA Mandiri Memahami dan Melindungi Kesehatan Mental Masyarakat
Julien Steimer mengungkapkan bahwa pandemi mengubah banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya yang cukup terpengaruh adalah dampaknya terhadap kesehatan mental masyarakat.
“Menurut saya pandemi telah mengubah hidup dan kebiasaan masyarakat lebih dari yang kita bayangkan, serta memunculkan isu-isu pada sektor kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah sosial. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang proteksi, AXA dan AXA Mandiri memiliki misi untuk menjaga masyarakat, serta melindungi kesehatan masyarakat, oleh karena itu kami menaruh perhatian besar pada pencegahan dan penanganan terhadap isu-isu tersebut termasuk kesehatan mental,” ungkap Julien Steimer dalam sesi interview tersebut.
AXA dan AXA Mandiri pun berusaha memberikan dukungan untuk masalah kesehatan mental itu sendiri. Ia menjelaskan bahwa hal pertama yang dilakukan AXA adalah mendukung langkah pemerintah dengan kebijakan Work from Home kepada karyawan agar mereka dapat merasa lebih nyaman bekerja di masa pandemi ini. Untuk nasabah AXA dan AXA Mandiri meluncurkan berbagai inisiatif dan layanan baru untuk membantu nasabah dalam menjaga kesehatan mental mereka dengan menyediakan fasilitas telekonsultasi dengan psikolog dan juga dokter umum.
Inisiatif AXA & AXA Mandiri dalam Isu Sosial
Di awal pandemi, AXA Mandiri bersama dengan Bank Mandiri memberikan perlindungan kepada para tenaga kesehatan seperti dokter, perawat serta garda terdepan yang bekerja di rumah sakit di Indonesia.
“Sebelum pindah ke Indonesia, saya bekerja di Perancis dan sudah meluncurkan program untuk melindungi kaum perempuan. Di indonesia saya memutuskan untuk meluncurkan program yang sama yaitu Aman untuk Semua bagi para perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini berdasarkan data yang kami ketahui bahwa selama pandemi, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat. Jadi inilah alasan mengapa kami menjalankan program agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kekerasan yang terjadi di ranah privat mereka,” pungkas Julien.
Komitmen dan Dukungan AXA untuk Isu Kekerasan di Ranah Privat
Niharika Yadav menjelaskan bahwa AXA sangat memperhatikan Diversity & Inclusion termasuk kesetaraan gender. Kami memiliki program seperti WILL (Women in Incredible leadership program) yang fokus pada pengembangan bakat perempuan untuk mendobrak semua hambatan dan memiliki keyakinan diri untuk mewujudkan impian mereka. Selama masa Pandemi meningkatnya insiden kekerasan yang menimpa perempuan di Indonesia menjadi perhatian kami. Hal ini mendorong AXA & AXA Mandiri untuk turun tangan dan berkolaborasi dengan instansi pemerintah untuk mengatasi masalah kekerasan di ranah privat melalui inisiatif ini. Aman Untuk Semua bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan topik tersebut, mempromosikan inisiatif helpline dan mensosialisasikannya agar efek maksimal dapat dilakukan. Memberikan pemahaman dan penanganan terhadap kekerasan di ranah privat dan akhirnya kami ingin meningkatkan semangat kepercayaan diri para korban sehingga mereka mengetahui bahwa kehidupan yang baik ada dalam jangkauan mereka.
“Fakta masih banyak perempuan di Indonesia yang belum menyadari apa itu kekerasan di ranah privat. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu seperti apa tanda dari kekerasan dalam ranah privat. Dalam beberapa bulan terakhir, dengan langkah-langkah seperti lockdown dan bekerja dari rumah yang diterapkan untuk mencegah penyebaran COVID-19, kami mengetahui bahwa di seluruh dunia dan di sini juga di Indonesia, sayangnya hal itu mengakibatkan meningkatnya kasus kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini seiring juga dengan meningkatnya kecemasan, tingkat stres dan rasa frustasi, yang menjadi katalisator para pelaku kekerasan dan bahkan membuat para korban semakin tidak berdaya dibandingkan saat-saat biasa. Pada dasarnya, masalah seperti kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan muncul dari ketidaksetaraan kekuasaan dalam keluarga, yang terwujud dalam bentuk yang tidak terbatas pada kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan emosional dan ekonomi. Akar yang mendasari adalah penerimaan budaya atas ketidakberdayaan perempuan, ketidaksetaraan. Namun penyebab yang paling umum adalah ketergantungan finansial dan selama pandemi ini krisis keuangan sangat parah. Dengan kondisi ini kami ingin memastikan bahwa masyarakat memahami dan dapat mencegah kekerasan di ranah privat melalui program Aman Untuk Semua. Program ini kami kemas secara komprehensif, mulai dari sosialisasi fasilitas layanan darurat, bagaimana mengenali dan mencegah kekerasan di ranah privat hingga pemberdayaan perempuan, khususnya korban kekerasan,” jelas Niharika.
Aman untuk Semua, Kolaborasi dengan Berbagai Pihak
Niharika mengungkapkan bahwa program Aman untuk Semua yang diluncurkan AXA dan AXA Mandiri juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik itu pemerintah maupun organisasi non pemerintah. Dengan adanya kolaborasi ini AXA & AXA Mandiri dapat mencapai tujuan dari program tersebut untuk dapat melindungi korban kekerasan di ranah privat.
“Saat ini sebenarnya di Indonesia sendiri sudah memiliki fasilitas bantuan yang dikelola oleh pemerintah maupun organisasi non pemerintah yang cukup lengkap, hanya saja tidak banyak masyarakat yang mengetahui fasilitas tersebut. Jadi fase pertama pada program ini yang menurut kami penting untuk dilakukan adalah mensosialisasikan fasilitas bantuan yang tersedia kepada masyarakat melalui website dan media sosial kami. Kami juga melihat program ini mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat,” lanjutnya.
Di fase kedua adalah tentang pencegahan dan penanggulangan. Ia menjelaskan bahwa AXA berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta organisasi yang fokus dalam bidang tersebut seperti LBH APIK, Yayasan Pulih dan House of Perempuan. Melalui kolaborasi ini, AXA & AXA Mandiri mengadakan rangkaian webinar dengan mengangkat topik terkait pencegahan dan penanggulangan kekerasan perempuan di ranah privat. Melalui rangkaian webinar yang digelar sepanjang tahun 2020 dan telah mencakup lebih dari 3,500 peserta yang terdiri dari berbagai komunitas dari Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak DKI Jakarta, karyawan, tenaga pemasar dan juga nasabah, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap kekerasan di ranah privat semakin meningkat.
Fase ketiga adalah yang paling penting dan menjadi inti dari program ini, yaitu pemberdayaan para korban agar memiliki kepercayaan diri dan keyakinan bahwa mereka berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan terlepas dari situasi tersebut. “Dalam beberapa kasus para korban takut untuk dapat keluar dari situasi ini dikarenakan ketergantungan ekonomi. Untuk mengatasi hal ini, kami bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mendukung mereka melalui berbagi pengalaman dan keahlian kami agar mereka dapat merdeka secara finansial dengan membuka akses pada program training dan coaching,” jelas Niharika.
Niharika berharap program ini dapat menjangkau banyak orang terutama para korban kekerasan serta memberikan dampak sosial secara langsung kepada masyarakat Indonesia. Dan bersama-sama kita bisa menjadikan rumah kita tempat yang aman untuk ditinggali semua orang. “Pada fase pemberdayaan ini kami juga membuka peluang bagi para korban kekerasan di ranah privat untuk bergabung bersama kami sebagai financial advisors. Dengan demikian mereka bisa memiliki pekerjaan dengan fleksibilitas waktu, sehingga mereka bisa tetap merawat keluarga, mengurus rumah, sekaligus meraih kemerdekaan secara finansial,” tutup Niharika