Banjir Kalsel, LAPAN: Kemungkinan karena Penurunan Luas Hutan

Karla Farhana diperbarui 19 Jan 2021, 09:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Bencana banjir besar menimpa warga kalimantan Selatan (Kalsel). Hujan besar mengguyur pada Selasa (12/1/21) lalu. Akibatnya, banjir besar merencam 10 kabupaten/kota di Kalsel. Banjir bandang ini bukan hanya merusak dan merendam rumah dan kendaraan, tetapi juga menelan banyak korban luka dan jiwa. 

Dilansir dari Antara News, tercatat 24.379 rumah terendam banjir dan lebih dari 39.000 warga yang mengungsi. Sementara, banjir bandang tersebut hingga saat ini telah menelan 15 korban nyawa. 

Presiden Joko Widodo yang ikut mengunjungi lokasi banjir untuk memberikan dukungan, membagikan bantuan, serta menyampaikan dukanya mengungkapkan curah hujan yang sangat tinggi yang turun selama hampir 10 hari menjadi salah satu penyebab banjir. 

Namun, menurut  Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), berkurangnya hutan primer dan sekunder yang terjadi dalam 10 tahun terakhir ini justru yang menjadi penyeba banjir Kalsel terbesar ini. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Berkurangnya Luas Hutan Primer dan Sekunder

Ilustrasi banjir | pexels.com/@hiteshchoudhary

Berkurangnya luas hutan primer dan sekunder ini disebabkan karena adanya tambang dan perkebunan sawit di Kalsel yang menjadi pemicu degradasi hutan.

Menurut Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh di LAPAN Rokhis Khomarudin mengatakan kepada BBC Indonesia, terjadi penurunan luas hutan primer sebesar 13.000 hektare, hutan sekunder 116.000 hektare, sawah dan semak belukar masing-masing 146.000 hektare serta 47.000 hektare. Penurunan luas ini terjadi antara tahun 2010 hingga 2020 kemarin. Sementara, area perkebunan meluas 219.000 hektare. 

Berkurangnya luas hutan secara masif ini memungkinkan terjadinya banjir di Kalsel. Menurutnya, hal ini dipicu juga oleh curah hujan yang lebat. 

"Ya itu analisis kami, makanya disebutkan kemungkinan. Kalau dari hujan berhari-hari dan curah hujan yang besar sehingga perlu analisis pemodelan yang memperlihatkan apakah pengaruh penutup lahan berpengaruh signifikan," ujar Rokhis seperti dikutip dari BBC Indonesia. 

#elevate women

3 dari 3 halaman

Simak Video Berikut