Fimela.com, Jakarta Dua musisi lintas generasi, Candra Darusman dan Ardhito Pramono melangsungkan sebuah kolaborasi musik. Mereka merilis single berjudul “Waktuku Hampa” yang diambil dari album "Detik Waktu #2" - Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman.
Ardhito Pramono untuk pertama kali menyanyikan lagu yang diciptakan komposer lain. Beruntung, pengalaman pertama itu langsung datang dari idolanya, Candra Darusman sendiri.
"One of my all time favorite song gue itu adalah “Kekagumanku” karya Candra Darusman, lagu ini sempat begitu dekat dan mengisi salah satu fase kehidupan gue, bahkan lirik pada bagian chorus tersebut begitu terpatri dan berkesan bahkan sampai sekarang. Secara umum tentu gue sangat mengagumi Candra Darusman dengan karya – karya jazz yang mempengaruhi musik gue saat ini dan berharap bisa melanjutkan legacy-nya”, tutur Ardhito Pramono.
What's On Fimela
powered by
Sosok yang Cocok
Candra Darusman juga dibuat kagum oleh talenta muda di Indonesia, terlebih Ardhito dengan karyanya yang bernuansa jazz.
“Begitu banyak talenta luar biasa di Indonesia. Sudah beberapa tahun ini banyak musisi-musisi muda yang sukses mencuri perhatian saya, Ardhito adalah salah satunya. Karya-karyanya khas, gaya menyanyinya yang jazzy, laidback yang menjadi cirinya, membedakannya dari penyanyi Indonesia lainnya. Karenanya "Waktuku Hampa" saya pikir paling cocok jika dibawakan oleh Ardhito. Ia mampu memberi warna jazz yang saya bayangkan sekaligus gaya santai anak muda kekinian,” tulis Candra Darusman di postingan Instagramnya.
Pertemuan Candra dengan Ardhito diwujudkan oleh musikus, Nikita Dompas. Ia sekaligus berperan sebagai produser di album "Detik Waktu #2" - Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman ini.
Cerita Lagu
Waktuku Hampa diciptakan Candra Darusman ketika ia masih berada di Singapura bersama sang istri. Ia diketahui pernah bertugas di lembaga PBB WIPO sebagai wakil Direktur untuk regional Asia. Di sela kesibukannya itu terciptalah lagu tersebut.
Liriknya bercerita tentang bagaimana perasaan seseorang saat berada jauh dari sang belahan hat. Sebuah ekspresi personal tentang bergejolaknya jika rasa dan rasio saling berhadapan.
Seperti halnya album "Detik Waktu" - Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman yang berhasil menjadi album "Terbaik Terbaik " serta "Album Pop Terbaik" di ajang penghargaan AMI Awards 2018 yangberisikan karya ciptaan Candra Darusman, album album "Detik Waktu #2" - Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman juga akan menghadirkan karya – karya Candra Darusman baik yang sudah pernah dirilis ataupun yang belum dirilis yang dinyanyikan oleh musisi – musisi muda, tidak hanya Ardhito Pramono.