Fimela.com, Jakarta Merantau atau menjadi perempuan rantau akan dihadapkan pada sejumlah tantangan. Tidak selalu mudah untuk menaklukkan setiap tantangan dan kesulitan. Namun, merantau bisa memberi pengalaman berharga dan menghadirkan kebaikan tersendiri.
Berikut ini kisah dari para Sahabat Fimela yang penuh inspirasi dan menghangatkan hati tentang menjadi perempuan rantau. Semoga dari kisah-kisah ini kita bisa mendapatkan semangat baru dalam menjalani pilihan hidup kita.
1. Merantau dengan Keteguhan Hati Berkat Ibu
"Momen lain yang tak kalah untuk diingat adalah setiap aku akan bergegas kembali ke perantaun, saat aku akan pergi aku melihat ada bendungan air mata di mata ibuku. Lalu ibuku pun berucap “Hati-hati, Nak," sambil melepas kepergian anaknya keperantaun. Kondisi tersebut bukanlah hal yang mudah bagiku, tentu membuat aku pun merasa sedih karena harus berpisah lagi dengan ibuku."
Selengkapnya: Ibu Menjadi Penguatku untuk Bertahan selama Merantau
2. Merantau Menghadirkan Rasa Cinta yang Baru
"Tiga tahun lalu, tepatnya pada pertengah tahun 2017. Aku berada di masa-masa yang penuh dengan dilema dan masa yang sulit dalam hidupku. Pada waktu itu adalah saat di mana aku akan melanjutkan kehidupanku sebagai seorang mahasiswi.
Masa di mana setiap temanku berjuang untuk mendapatkan tempat terbaik di universitas ternama di Indonesia. Aku sendiri saat itu belum bisa menentukan akan melanjutkan kuliah kemana sehingga saat semuanya berjuang, aku juga turut berjuang akan tetapi perjuanganku kala itu tidak sekeras teman-temanku karena memang aku masih belum tahu akan melanjutkan ke mana."
Selengkapnya: Merantau Menghadirkan Arti Baru tentang Mencintai Indonesia
3. Merantau demi Memenuhi Kebutuhan Adik-Adik
"Sepeninggal ibu, aku memang mengalami kedukaan. Namun, aku harus tetap berjuang memberikan pendidikan yang terbaik buat adik-adik. Amanah ibu harus kutunaikan agar beban di hatiku berkurang.
Aku tetap meneruskan pekerjaan di perantauan. Kutahan rindu kepada adik-adik demi memberikan bekal hidup layak kepada mereka. Adik bungsu kutitipkan kepada adik tertua dan nenek. Adik yang masih kuliah kuminta tetap melanjutkan kuliah."
Selengkapnya: Merantau demi Menghidupi Adik-Adik, Memenuhi Pesan Terakhir Ibu Tercinta
4. Merantau untuk Mengangkat Derajat Orangtua
"Menjadi anak rantau bukanlah hal yang mudah, terpisah jauh dengan keluarga puluhan kilometer dan harus beradaptasi dengan lingkungan baru, suasana baru, dan budaya baru. Kata orang merantaulah dan keluarlah dari zona nyamanmu, maka kau akan tahu berjuang itu apa, proses itu apa, kehidupan itu apa, dan menjadi kuat itu seperti apa.
Sudah hampir masuk tahun ke-6 aku menjadi anak rantau. Berawal dari menginjakkan kaki di kota hujan untuk sebuah kewajiban menuntut ilmu hingga akhirnya kembali merantau dan menginjakkan kaki di ibu kota untuk sebuah hak, hak untuk hidup dengan bekerja. Tidak pernah terpikir dan memiliki keinginan sebelumnya untuk pergi jauh dari orang tua."
Selengkapnya: Merantau untuk Mencari Rezeki, Tetap Kuat demi Mengangkat Derajat Orangtua
5. Merantau dan Menemukan Keindahan Baru
"Tiga tahun lalu, sebelum memutuskan berkelana ke tanah orang, bagiku kampung halaman hanyalah sebatas tempat untuk pulang. Namun, setelah menjalaninya, benar-benar di luar dugaan. Rindu akan tanah kelahiran datang membayang. Terlebih dengan suasana pantai dan kuliner daerahku. Ah, iya sampai lupa. Aku lahir di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pulau yang terkenal dengan keelokan pantainya. Dan malangnya, aku yang selama di perantauan belum pernah sekalipun memanjakan kakiku dengan halusnya pasir pantai."
Selengkapnya: Merantau dari Lombok ke Yogyakarta, Aku Makin Mengenal Keindahan Wajah Indonesia
Bagi yang saat ini sedang merantau, tetap semangat ya. Semoga ada banyak kebaikan dari perjuangan yang sedang dilakukan saat ini.
#ElevateWomen