4 Hal yang Terjadi jika Hidupmu Cuma Mengikuti Standar Orang Lain

Endah Wijayanti diperbarui 15 Jan 2021, 13:25 WIB

Fimela.com, Jakarta Hidup di era media sosial seperti ini, mudah sekali bagi kita untuk membandingkan hidup kita dengan orang lain. Mudah sekali bagi kita untuk menjadikan gambaran hidup orang lain sebagai standar hidup yang kita anggap "ideal". Tak jarang kita malah mengisi hidup kita dengan hanya mengikuti standar hidup orang lain.

Tentu saja tidak apa-apa untuk memiliki panutan. Tidak apa-apa menjadikan pencapaian orang lain sebagai motivasi. Yang bahaya adalah bila kita hanya terpaku pada standar hidup orang lain dalam menjalani hidup kita sendiri. 

1. Menyulitkanmu untuk Bahagia

“The purpose of life is not to be happy. It is to be useful, to be honorable, to be compassionate, to have it make some difference that you have lived and lived well.”― Ralph Waldo Emerson

Hanya menjadikan standar kehidupan orang lain sebagai satu-satunya patokan kesuksesan atau kebahagiaan malah bisa menyulitkan diri kita sendiri untuk bahagia. Ibarat mengendarai mobil, kita mengikuti jalan yang ditempuh oleh pengemudi lain. Ada tempat yang sebenarnya ingin kamu capai, tapi kamu malah mengikuti pengemudi lain yang berbeda arah. Akibatnya, kamu malah menjauh dari kebahagiaanmu sendiri. Padahal kamu selalu punya pilihan untuk menjalani hidup sesuai dengan pilihanmu sendiri.

2. Menghadirkan Stres yang Berlipat Ganda

“Take time daily to reflect on how much you have. It may not be all that you want but remember someone somewhere is dreaming to have what you have.”― Germany Kent

Kadang kita makin tertekan saat kita membandingkan apa yang kita punya dengan yang dipunya orang lain. Sebagai contoh, kita menjadikan standar orang lain yang bisa punya rumah megah sebagai satu-satunya patokan kesuksesan. Padahal saat ini sudah bisa mencukupi kebutuhan sendiri dengan mandiri adalah pencapaian yang sama-sama luar biasanya. Kita tak pernah tahu awal perjalanan dan perjuangan tiap orang. Jadi, jika terus menjadikan standar orang lain sebagai sumber kebahagiaan, yang terjadi malah akan membuat kita stres sendiri.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

3. Menghalangimu Mendapat Kepuasan Batin

Ilustrasi./Credit: freepik.com

“The best way to insure you achieve the greatest satisfaction out of life is to behave intentionally.”― Deborah Day, BE HAPPY NOW!

Kita bisa kehilangan suara dan makna hidup kita sendiri jika terus berpatokan pada cermin kehidupan orang lain. Kita malah mungkin akan sulit mendapatkan kepuasan batin dari setiap pencapaian yang kita punya. Makin kesulitan untuk merasa cukup. Bahkan bisa membuat kita lupa untuk lebih banyak bersyukur. Hidup pun jadi seakan dipenuhi penderitaan karena tidak bisa benar-benar mendapatkan ketenangan batin.

4. Membuat Hidup Terasa Hampa

“Your first purpose is to find a purpose for yourself. And your second purpose must not immediately be trying to reach that purpose you found but to investigate thoroughly whether that purpose is really necessary for yourself or whether it is worth at all to struggle for it! Because millions are fighting for a purpose which will in no way make them happy at the end!”― Mehmet Murat ildan

Seakan hanya mengejar bayangan hitam. Menjadikan standar kehidupan orang lain sebagai satu-satunya tolok ukur kebahagiaan atau kesuksesan bisa memicu hadirnya kehampaan dalam hidup kita sendiri. Kita terlalu sering melihat cermin orang lain. Padahal yang perlu kita perbaiki dan poles adalah cermin kita sendiri. Jadi, jangan sampai kebablasan dalam menjadikan standar kehidupan orang lain sebagai standar kehidupan yang ideal.

Semoga hidupmu bisa kamu jalani dengan penuh makna. Kita semua berhak menentukan pilihan hidup kita. Serta, pastinya kita bisa senantiasa membuat pencapaian kita sendiri dan lebih banyak bersyukur dalam setiap kesempatan yang ada.

#ElevateWomen