5 Kisah Nyata Perempuan Hebat yang Tetap Bekerja setelah Menikah

Endah Wijayanti diperbarui 14 Jan 2021, 10:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjadi ibu pekerja (working mom) pastinya akan dihadapkan pada berbagai tantangan tersendiri. Membagi waktu antara pekerjaan di luar rumah dan berbagai urusan di dalam rumah kadang tidak mudah. Meskipun begitu, seorang ibu pekerja bisa bersinar dengan perannya dan pilihannya tersebut.

Bagi yang saat ini menjadi ibu pekerja atau memutuskan untuk tetap bekerja setelah memiliki anak, kisah-kisah berikut ini bisa memberi inspirasi dan semangat baru. Ada yang menghangatkan hati dari kisah para ibu pekerja ini.

1. Jabatan Lebih Tinggi dari Suami

"Sebagai perempuan yang mandiri, memang sebuah dilema di kala harus memilih antara pekerjaan dan keluarga. Bukannya aku mengorbankan keluarga demi pekerjaan yang lebih baik, tapi aku berusaha semaksimal mungkin memprioritaskan keduanya secara bersamaan. Memang tak semudah kata-kata, karena betapa repotnya saat tengah dituntut pekerjaan, keluarga pun membutuhkanku sebagai istri dan juga ibu."

Selengkapnya: Punya Jabatan yang Lebih Tinggi dari Suami, Tak Membuatku Tinggi Hati

2 dari 5 halaman

2. Berbagi Peran dengan Suami

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/GiantPixsPhotogarph

"Sebagai dosen lepas, aku hanya perlu bekerja saat ada jadwal kuliah. Jadwal mengajarku biasanya adalah tiga hari dalam seminggu dan dalam satu hari hanya tiga SKS atau setara dengan 2,5 jam. Hal ini membuatku hampir sepanjang hari bisa berada di rumah dan membersamai anak-anakku yang masih batita. Di samping itu aku tetap mendapat penghasilan dari mengajar.

Sisa waktu yang aku miliki setelah mengajar sebenarnya lumayan banyak tetapi tetap saja terasa kurang untuk menyelesaikan semua kegiatan di setiap harinya. Untuk itu, aku harus pintar membagi waktu."

Selengkapnya: Sebagai Ibu yang Bekerja, Berbagi Peran dengan Suami Sangat Memudahkan Banyak Hal

3 dari 5 halaman

3. Setiap Rasa Lelah Mendatangkan Kebaikan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Makistock

"Bisa bibayangkan ilustrasi berikut? Cucian belum selesai dilipat, adik nangis berkesinambungan gegara ngantuk tapi kesulitan tidur, tugas kantor numpuk, plus, kakak yang juga minta digendong tiba-tiba?

Ya, itu gambaran yang kualami. Barusan saja. Bukan hal yang baru, sebenarnya. Tapi, di tengah tekanan deadline tugas, tangisan anak berasa jadi neraka kecil."

Selengkapnya: Menjadi Ibu yang Bekerja, Lelahmu Datangkan Kebaikan untuk Keluargamu

4 dari 5 halaman

4. Rutinitas Padat yang Berat tapi Banyak yang Disyukuri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Makistock

"Pagi-sore saya mengajar di sekolah, sore harus menjemput anak saya pulang sekolah dan sore menjalan bisnis di rumah berganti shift dengan suami saya, dilanjutkan mengajar anak belajar pada malam hari dan di Sabtu-Minggu saya jalankan kuliah saya dari pagi sampai dengan sore. Berat. Sangat berat tapi ternyata saya bisa menyelesaikan studi saya tepat waktu dengan nilai yang lebih dari cukup dan wisuda bersama undangan dari seluruh Indonesia."

Selengkapnya: Menjalani Rutinitas Bekerja, Belajar, dan Mengurus Rumah Tangga dengan Ikhlas

5 dari 5 halaman

5. Hati Sangat Bahagia di Tengah Kesibukan

Ibu rumah tangga dan bisnis online./Copyright shutterstock.com/g/sutlafk

"Sebagai seorang ibu bekerja yang mempunyai 2 (dua) orang anak yang masih batita dan balita, saya harus membagi waktu saya antara pekerjaan di kantor dengan tugas-tugas saya sebagai seorang istri dan ibu dari kedua anak saya. Saya bekerja dari Senin sampai Jumat dan sebelum berangkat kerja, saya masih harus memandikan kedua anak saya, memakaikan bajunya, menyiapkan baju suami untuk bekerja dan menyiapkan sarapan untuk suami dan kedua anak saya."

Selengkapnya: Tetap Bekerja Setelah Menikah, Tanggung Jawab Makin Berat Tapi Hati Bahagia

Tantangan dan kesulitan menjadi ibu pekerja akan selalu ada. Namun, selalu ada kebaikan dan kebahagiaan tersendiri saat memilih untuk tetap bekerja setelah menikah.

#ElevateWomen