Fimela.com, Jakarta Seorang perempuan yang baru bercerai kerap mendapat banyak stigma negatif. Status janda masih sering disertai dengan banyak anggapan miring. Padahal kita tak pernah tahu apa yang telah dan sedang dialami oleh seseorang sampai memutuskan untuk bercerai.
Bangkit setelah perceraian tidak selalu mudah. Namun, bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Berikut ini kisah para Sahabat Fimela yang berjiwa tegar dan memutuskan untuk bangkit dari perceraian. Kembali bersinar dan berjuang menjalani kehidupan dengan lebih baik. Semoga kisah mereka bisa memberi inspirasi bagi kita semua.
1. Mewujudkan Mimpi dan Menorehkan Prestasi Baru
"Aku sama seperti perempuan lain seumuranku, perempuan di akhir 20-an yang memiliki antusias yang tinggi untuk menggapai mimpi. Bedanya, aku ini seorang single mom dengan dua anak. Aku memang menikah di usia muda, dan bisa dibilang, 2018 adalah titik terendah buatku, sekaligus menjadi titik balik untukku menggapai mimpi-mimpi yang sempat menghiasi masa remajaku dulu. Derai tangis sepanjang tahun ini serasa terbayar sudah dengan pencapaian-pencapaian yang kuraih."
Selengkapnya: Kuraih Mimpi Saat Berada di Titik Terendah
2. Bertahan dengan Segala Sindiran dan Cibiran
"Pada awalnya semua tak pernah mudah, ketidakmudahan itu bukan perkara teknis, karena saya terbiasa melakukan banyak hal sendiri. Kendala tersebut lebih pada soal manajemen emosi di kala ingatan dan kenangan datang menghampiri, juga ketika tatapan mata anak-anak yang terlihat envy saat teman atau kerabat terlihat bahagia bersama ayah mereka.
Dalam hati tentu saja menangis perih, namun saya terus mencoba untuk memberi pengertian pada mereka agar tidak menyalahkan kehidupan dan akan selalu berbahagia dengan apapun kondisi mereka."
Selengkapnya: Walau Pernikahan Karam, Kehidupan Tetap Perlu Dijalani Sebaik-baiknya
3. Bekerja dan Melanjutkan Kuliah S2
"Kegiatanku sekarang adalah bekerja sembari melanjutkan kuliah S2. Di usia yang tidak lagi muda, melanjutkan kuliah S2 menjadi tantangan tersendiri di antara teman-teman sekelas yang usianya di bawahku dan fresh graduate. Tapi aku tidak mudah menyerah.
Meski lelah mendera, kondisi kesehatan yang naik turun serta tugas-tugas kantor dan kuliah yang banyak, aku tetap berusaha melakukan semuanya sebaik mungkin."
Selengkapnya: Menjadi Ibu Tunggal dengan Tiga Anak, Cukuplah Tuhan yang Menjagaku
4. Berjuang dengan Menjalankan Usaha
"Aku sangat bersyukur, walau tak dilahirkan dari keluarga kaya raya namun rasa syukurku dapat memenuhi, mencukupi segala kesulitan hingga kebutuhanku keluarga kecilku. Dan kemauanku untuk bekerja keras walau harus merintis usaha kecil-kecilan dengan risiko yang harus siap kuhadapi justru membuatku semakin berdaya hingga membantu sedikit tidaknya para ibu rumah tangga yang membutuhkan tambahan uang bagi kelangsungan ekonomi mereka."
Selengkapnya: Menjadi Ibu Tunggal yang Multiperan, Hidup Ini Kujalani dengan Penuh Cinta
5. Merintis Bisnis Pakaian
"Seiring waktu, usahaku mulai menemukan titik terang. Para konsumen yang menyukai hasil rancangan dan jahitanku, mulai berdatangan dan berlangganan. Bahkan ada beberapa dari luar pulau sengaja memesan dalam partai besar untuk dijual kembali. Aku makin bersemangat untuk menambah karyawan dan peralatan.
Semakin bertambahnya pesanan pakaian, aku mulai membuka konveksi di sebuah ruko yang lebih leluasa dalam menunjang kinerja bisnis yang mulai kirintis dengan serius. Allah Maha Baik. Setelah sekian lama aku mencari sandaran hidup untuk memenuhi kebutuhanku dan anak-anak, akhirnya aku bisa menemukan bidang yang tengah kujalani sekarang."
Selengkapnya: Pernah Berada di Titik Terendah sebagai Ibu Tunggal, Aku Bangkit dengan Bisnis Pakaian
Tidak selalu mudah untuk kembali bangkit setelah perpisahan. Meskipun begitu, harapan baru selalu ada selama kita bisa kembali menegakkan kepala dan kembali melangkah. Semoga kisah-kisah di atas bisa memberi inspirasi untuk kita semua, ya.
#ElevateWomen