Fimela.com, Jakarta Masa pandemi Covid-19 bukan menjadi penghalang untuk menambah penghasilan. Seperti halnya Yuni Tobing yang membuka bisnis homemade risoles ragout di tengah pandemi.
Yuni berkarir di bidang properti sejak 2001, namun pandemi membuatnya memiliki waktu luang untuk memulai bisnis risolesnya. Selain itu, ia sendiri memang memiliki hobi memasak yang tak pernah absen membuat makanan untuk teman-temannya.
“Saya mencintai dunia properti dari konstruksi, arsitektur dan desain. Dijalanin dari tahun 2001, tapi di saat pandemi, tiba-tiba banyak waktu luang dan nothing to do. Trus saya suka masak, kalau teman ke rumah pasti paling sering masak snack, salah satunya risoles. Habis nyicipin pasti teman-teman nanya risolesnya dijual apa engga. Nah, dari situ saya mulai menjual risoles ragout,” ujar Yuni kepasa Fimela.
Risoles bukan bisnis pertamanya di bidang kuliner, di tahun 2004-2009, ia pernah memiliki brand coffee shop yang dijual di perkantoran. Sayangnya, karena krisis kopi shop terpaksa tutup.
“Sebelum ramai coffee shop seperti saat ini, saya sudah membuat coffee shop di perkantoran. Dari 1 outlet menjadi 9 outlet. Namun terjadi krisis, kantor pun ditinggalkan dan akhirnya coffee shop juga tutup. Akhirnya kembali ke dunia properti. Dan saat ini, pandemi membuat impian untuk bisnis homemade terkabul,” tambahnya.
What's On Fimela
powered by
Tanpa modal, kok bisa?
Jika biasanya mengawali bisnis memikirkan modal awal. Namun tidak berlaku untuk Yuni, ia mengatakan hanya bermodalkan dapur di rumahnya. Untuk bahan-bahan risoles, ia mengandalkan sistem PO atau Pre Order.
“Tidak pake modal, cuma pakai dapur saja untuk buat risoles. Menggunakan sistem PO jadi konsumen kan sudah bayar duluan, dari situ bisa dibelikan bahan-bahannya,” paparnya.
Awalnya, Yuni bercerita jika risoles dijual dengan cukup sederhana. Hanya menggunakan kemasan mika, tidak pakai brand, dan hanya memiliki satu varian yang banyak diminati konsumen, yaitu risoles ragout beef. Dengan pesanan awal 50 pcs risoles.
Namun semakin hari bisnis berkembang, risoles pun memiliki brand dengan nama Raja Risoles. Saat pesanan masuk cukup banyak mulai investasi di alat-alat dapur seperti mixer, membangun dapur lebih serius untuk mengembangkan bisnis home industry.
Kini, ada beberapa varian risoles seperti ayam dan oncom. Dan pesanan pun bisa mencapai 200 pcs perhari, apalagi ketika hari besar seperti lebaran, Yuni bisa membuat pesanan 1000 pcs dalam sehari. Bahkan pengiriman terjauh sudah sampai Singapura.
“Pandemi ini aku juga kaget responnya cukup baik. Sekarang sudah punya pelanggan sendiri. Jadi produksinya bukan hanya saat PO, tapi sudah produksi setiap hari. Jadi bisa dinikmatin setiap saat. Biasanya ini dikerjakan sama saya sendiri dan tim,”ungkapnya.
Trial and error
Yuni mengatakan resep risoles ini didapatkan ketika dirinya berkunjung ke Belanda. Dan mampir ke toko snack yang terkenal dengan snack kroketnya. Lewat obrolan resep pun didapatkan, saat pulang ke tanah air, ia mulai mencoba resep tersebut dan dimodifikasi olehnya.
Alhasil terciptalah risoles yang sesuai standartnya, dengan kulit risoles yang dibuat home made. Tanpa MSG dan tanpa pengawet. Saat dimakan, kulit risoles terasa lembut namun cruncy dengan ragout melimpah. Dan tahan lama walau tidak pakai pengawet.
“Prosesnya pembuatannya cukup ribet, ada enam proses yang dijalanin. Proses pematangan yang sempurna membuatnya tahan lama. Bisa tahan di frezzer sampai satu bulan,” ujarnya.
Selain tidak menggunakan modal bisnis, Yuni mengaku tidak mengalami trial and error karena memasak adalah hobinya. “Kesulitan ngga ada, karena saya sudah terampil melakukannya. Saat jualan udah siap untuk produksi. Dan karena masak memang hobi,” ungkapnya.
Risoles ini dijual secara frozen maupun sudah digoreng. Bisa dipesan melalui whatsap atau Instagram @raja.risoles dengan harga Rp90 ribu per 10 pcs.
“Biasanya kalo kirim buat kantor bisa dimakan langsung, mostly yang pesan kirim ke rumah mintanya frozen. Saya fokus ke produksi, ada tim sendiri yang memasarkan secara offline (supply ke kafe) dan online (admin IG),” tutup Yuni.
#elevate women