5 Kisah Menyentuh Hati tentang Pernikahan tanpa Cinta

Endah Wijayanti diperbarui 12 Jan 2021, 09:55 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap pasangan yang menikah pastinya ingin memiliki kehidupan yang bahagia. Membangun rumah tangga bersama orang terkasih bisa menjadi fase kehidupan yang penuh warna baru. Hanya saja pada kenyataannya tak semua pernikahan bisa langgeng dan bertahan lama. Ada pernikahan yang pada akhirnya harus berakhir karena tidak ada lagi cinta.

Cinta tetap dibutuhkan dalam sebuah pernikahan. Pernikahan tanpa cinta jelas tidak pernah diharapkan terjadi oleh siapa pun. Berikut ini lima kisah pilihan tentang pernikahan tanpa cinta yang sangat menyentuh hati.

1. Pernikahan yang Sebatas Formalitas

"Kami menikah setelah berteman 8 tahun. Tanpa cinta dan perasaan apa pun. Kami sepakat pernikahan adalah komitmen untuk hidup bersama, dan jalan terbebas dari masalah drama kehidupan. Selayaknya suami istri kami tinggal bersama, tapi kami seperti memiliki kehidupan sendiri. Awalnya saya tidak pernah mempermasalahkan ini.

Usia pernikahan kami atau jika tidak bisa disebut demikian, komitmen kami sudah 8 tahun berjalan. Perasaan tidak nyaman mulai saya rasakan ketika teman-teman lain sudah memiliki anak. Dan keluarga mereka tampak sempurna. Sementara ketika saya dan pasangan sudah 8 tahun bersama, kami tidak kunjung memiliki keturunan."

Selengkapnya: Pernikahan tanpa Cinta Ternyata Sangat Menakutkan, Mengabaikan Hati Itu Menyiksa

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

2. Suami ke Pelukan Perempuan Lain

Tegar demi anak-anak./Copyright shutterstock.com

"Belum tiga tahun usia anakku, suamiku pergi meninggalkan kami. Gelagat ini sudah terlihat sejak kami sering bertengkar, karena aku butuh bantuan dan perhatiannya. Di mana aku harus bekerja jauh dari rumah, mengurus anak, mengurus rumah juga mengurus suamiku.

Ternyata kepergiannya ini sudah menjadi skenario untuknya. Dia memang sudah lama ingin meninggalkanku, karena dia sudah punyai pacar baru. Bahkan ketika aku hamil dia sudah melakukan perbuatan yang sangat dilarang agama. Kini kusadari semuanya, ketidakpedulian suamiku pada kami ternyata karena adanya orang ketiga."

Selengkapnya: Tegar demi Anak-Anak, Merelakan Suami ke Pelukan Perempuan Lain

3 dari 5 halaman

3. Mengakhiri Pernikahan 9 Tahun

Ada pernikahan yang harus diakhiri./Copyright unsplash.com/@quangchien6041

"Tiba suatu ketika saat ujian kepercayaan itu datang menerpa, sekali dua pasangan saya saat itu mencoba mempermainkannya. Saya mencoba memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri lagi, tapi ternyata semua sia-sia belaka.

Sampai akhirnya, pasangan saya saat itu membuat kesalahan fatal lagi dengan mencoba mempermainkan kepercayaan yang saya berikan. Pada titik itu saya benar-benar diuji dan berpikir keras untuk mengevaluasi kembali pernikahan macam apa yang sedang kami jalani ini."

Selengkapnya: Walau Pernikahan Karam, Kehidupan Tetap Perlu Dijalani Sebaik-baiknya

4 dari 5 halaman

4. Mendapat Seseorang yang Lebih Baik setelah Mengakhiri Pernikahan Pertama

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

"Dan akhirnya di bulan ke 9, saya sudah nggak tahan dan kembali ke orang tua saya. Orang tua saya sudah mencium gelagat keributan kami dari dulu, karena setiap berkumpul, wajah saya kayak orang stres. Orang tua saya masih mampu dan masih kuat untuk menghidupi saya.

Dan akhirnya tepat satu tahun, saya mengajukan perceraian. Yang membuat saya sedih bukan hanya perceraiannya. Tapi ternyata, selama kami mengontrak, ayah saya membangunkan rumah untuk kami. Supaya kami nggak ngontrak di rumah petak lagi. Tapi lagi-lagi itu ditangkap salah oleh si A. Ia malah menuding ayah saya terlalu ikut campur."

Selengkapnya: Meninggalkan Pernikahan yang Buruk, Mendapat Pengganti yang Lebih Baik

5 dari 5 halaman

5. Berjuang sebagai Ibu Tunggal di Tengah Luka yang Masih Belum Sembuh

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

"Hidup penuh dengan keajaiban dan rahasia, demikian juga dengan hidupku. Siapa yang mengira jika kehidupan yang asalnya biasa saja tiba-tiba harus berubah menjadi penuh luka. Aku sebagai seorang single mom berupaya untuk tetap tegar di tengah luka yang tak pernah sembuh.

Cinta bagiku sebenarnya sesuatu yang suci dan harus dijunjung kesuciannya, karenanya ketika pasangan menodainya, hatiku begitu terluka karena pengabdian selama ini diabaikan. Jadilah aku wanita yang tak memercayai lagi ketulusan itu ada di dunia ini. Ketika berbagai cerita kemudian datang dan pergi, aku pun semakin yakin ketulusan itu tak ada."

Selengkapnya: Berusaha Tegar sebagai Single Mom di Tengah Luka yang Tak Pernah Sembuh

Bagi yang saat ini sedang mengalami masalah dengan pernikahan, semoga ada solusi dan jalan keluar terbaik, ya. Bagaimana pun kita tetap berhak  bahagia dan hidup tetap layak untuk terus diperjuangkan.

#ElevateWomen