Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita bersama. Seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba Cerita Senyum Ibu berikut ini.
***
Oleh: R
Perkenalkan aku seorang istri dan memiliki dua orang anak putri dan putra. Sudah lama orangtuaku meninggal, bapak dan ibu yang selalu menyayangi kami. Sejak saat itu kami (khususnya aku) merasakan ada sebagian hidup yang hilang.
Sosok yang biasanya menanti kita sepulang kerja, menanyakan bagaimana hari kita, tadi bawa bekal makan apa siang tadi, panggilan tak terjawab sudah sepuluh kali lebih karena sudah jam pulang tapi belum sampai rumah karena hujan deras, kok nggak semangat, doa-doa terbaik yang selalu menghujani saya, dan masih banyak lagi. Itu semua adalah bentuk kasih sayang orangtua saya. Hari bulan tahun berganti rasa kehilangan masih sangat terasa karena belum sepenuhnya bisa membahagiakan mereka. Sekarang hanya doa yang bisa kami berikan.
Ternyata Allah tidak mengambil semuanya, mungkin aku terlambat menyadari ada seorang ibu lagi yang juga selalu memberi perhatian, kasih sayangnya, dan doanya untukku. Dialah ibu mertuaku, selama ini mungkin karena kami tidak begitu dekat tetapi tetaplah beliau seorang ibu, selalu memaafkan anaknya yang lalai.
Begitu pun denganku, sampai Allah menyadarkanku, bahwa aku masih mempunyai seorang ibu lagi yang begitu kuat, yang begitu sayang dan perhatian, Allah memberiku cobaan dengan memberikan aku sakit yang harus beristirahat total. Di situlah ibu mertuaku selalu datang ke rumah dan merawat aku. Setiap hari beliau memantau perkembangan kesehatanku, mengecek makanan yang aku makan, bahkan obat yang harus diminum pada waktunya.
What's On Fimela
powered by
Ibu Mertua yang Aku Sayangi
Mungkin Allah mau aku bisa membuka mataku, menunjukkan bahwa aku masih punya seorang ibu lagi. Seseorang yang doanya akan selalu dikabulkan Allah, menunjukkan meskipun beliau ibu mertuaku namun kasih sayangnya tidak berkurang seperti layaknya ibu kandung. Bahwa kami seorang menantu tidak boleh membedakan kasih sayang kami antara ibu kandung dan ibu mertua. Mereka sama.
Mungkin memang beberapa di luar sana memiliki ibu mertua yang kasih sayangnya berbeda. Namun, aku berpikir apakah jika kita sudah memberikan kasih sayang dan perhatian yang sama dengan yang kita berikan kepada ibu kandung kita, apa tetap ada jarak antara mertua dan menantu. Setiap orang memiliki cara pandang sendiri-sendiri, dan aku hanya bersyukur Allah memberikan aku seorang ibu lagi yang selama ini sempat aku lupakan.
Aku bersyukur Allah memberikan aku kesempatan kedua untuk berbakti kepada ibuku lagi. Bahkan ketika aku ingin menyenangkan beliau sedikit saja, beliau hanya menjawab, "Melihat kalian rukun, nyaman, tidak kurang dalam ekonomi dan sehat saja Ibu sudah tenang, sudah bahagia."
Dalam kesempatan kali ini, izinkan aku mempersembahkan isi hatiku dalam tulisan bahwa aku sangat menyayangi ibu. Ibu menjadi bagian hidupku, menjadi motivasiku dalam menjalani hidup karena aku juga seorang ibu dan kelak akan mempunyai menantu.
Terima kasih atas kasih sayang yang telah engkau berikan. Terima kasih atas semua pelajaran hidup yang kau contohkan. Terima kasih atas semua doa yang telah engkau panjatkan. Semoga Allah memberikan kondisi yang terbaik untuk ibu di hari tuamu. Tidak selamanya kesan ibu mertua tidak akan sayang kepada menantu itu benar, karena aku telah membuktikannya sendiri. Selamat Hari Ibu, panutanku, semoga aku bisa menjadi seorang ibu yang bisa menjaga amanah dalam hidupku.
#ChangeMaker