Fimela.com, Jakarta Adakalanya anak menjadi sangat tantrum yang ditandai menjadi lebih rewel dan sulit diatur. Bahkan tingkah tantrum sang anak tidak jarang membuat orangtuanya kewalahan.
Perlu diingat bahwa tantrum pada anak adalah hal yang normal. Menandakan bahwa mereka sebenarnya sehat. Biasanya, anak menjadi tantrum ketika diingatkan bahwa waktu bermainnya sudah habis atau diminta orangtua untuk tidur siang.
"Balita memiliki banyak emosi dan energi, dan seperti orang dewasa, membutuhkan pelepasan yang sehat dengan cara menangis," kata Deena seorang terapis anak melansir dari Purewow.
Namun masalahnya, bagaimana mengatasi anak yang tantrum secara tepat?
What's On Fimela
powered by
1. Tahap pertama: lihat mereka
Perhatikan dengan seksama apa yang sebenarnya diinginkan anak. Dalam konteks bermain, mungkin anak kamu memang ingin terus bermain dengan mainannya.
2. Tahap kedua: pahami perasaannya
Hati-hati dalam mengungkapkan rasa marah pada anak karena bisa menjadi trauma psikis yang membekas. Sebagai orangtua, perlu memahami bagaimana perasaannya saat dimarahi. Sehingga orangtua bisa mengatur tingkat kemarahannya dan tidak menjadi berlebihan.
3. Tahap ketiga: batasan
Sebagai orangtua, tegas lebih baik daripada marah. Tegaskan pada anak akan batasan bahwa waktu bermain memang sudah habis. Mainkan peran orangtua sebagai pemilik aturan yang tegas.
4. Tahap keempat: alihkan pembicaraan
Kompromi dengan anak bisa menjadi cara untuk meredakan tantrumnya yang berlebihan. Berikan pilihan lain pada anak agar ia tidak lagi fokus pada mainannya.
Untuk mengendalikan anak yang tantrum hanya butuh ketenangan dan mempertahankan batasan yang konsisten. Sembari orangtua juga memikirkan alternatif pilihan agar anak tidak lagi fokus pada mainannya.
Simak video berikut ini
#changemaker