Fimela.com, Jakarta Musim liburan menjadi yang ditunggu-tunggu bagi hampir kebanyakan orang, namun nyatanya bisa jadi ancaman bagi orang yang menderita gangguan kecemasan. Saat liburan tiba, seperti Natal dan Tahun Baru, justru jadi masalah serius bagi 40 juta orang Amerika yang menderita gangguan kecemasan menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA).
Hal ini justru sangat bisa dialami oleh orang yang sangat sukses dalam karier dan kehidupan pribadi. Namun ekspektasi yang meningkat dari liburan dapat membuat mereka yang memiliki kecemasan merasa tidak terkendali.
"Orang yang hidup dengan kecemasan hidup dalam keadaan yang disebut kecemasan antisipatif, di mana mereka gugup tentang 'bagaimana jika' dalam hidup," ujar Psikolog Sanam Hafeez melansir dari rd.com.
Namun bukan berarti tidak bisa diatasi, berikut 9 hal yang paling ditakuti orang dengan gangguan kecemasan serta cara mengelolanya untuk tetap bertahan di musim liburan. Mungkin kita bisa membantu mereka;
1. Mampu Mengatakan
Agenda liburan yang padat dari daftar liburan, makan malam besar, dan lainnya bisa jadi pemicu stres liburan terbesar karena kamu merasa harus melakukan segalanya sesuai rencana yang sudah diatur. Tapi kamu bisa memilih jadi bos liburan sendiri.
"Jika daftar liburan panjang membuatmu gugup, mulailah menyicil belanja di bulan Oktober. Jika makan malam besar tidak nyaman, rencanakan kumpul-kumpul kecil dengan orang yang memahami situasimu," saran Dr. Hafeez.
Yang terpenting jangan merasa bersalah karena hal tersebut karena hanya akan membuatmu semakin stres. Meski kebanyakan stres buruk, ada beberapa jenis stres yang bisa jadi baik.
2. Liburan bisa memicu kenangan stres
Baik atau buruk, kenangan liburan masa lalu bisa menjadi pemicu kecemasan. Bisa jadi liburan mengingatkanmu dengan perceraian, penyakit, atau kehilangan orang yang dicintai.
Pastikan mencari dukungan dari teman, keluarga, atau terapis. Dan buatlah rencana liburan agar kamu bisa mengendalikan traumatis atau pengalaman tidak menyenangkan.
3. Meluangkan waktu untuk istirahat
Tentu ini adalah harapan tiap orang saat liburan, memberi waktu bagi diri sendiri. Namun saat liburan keluarga, kita tentu dituntut harus berinteraksi, apalagi jika liburan ke rumah saudara.
"Jujurlah dengan mengatakan apa yang kamu butuhkan, apakah berjalan-jalan sendiri saat menginap. Hal itu bisa menghilangkan stigma kecemasan saat liburan." ujar Pelatih Kecemasan yang berbasis di Toronto, Kanada Julian Brass.
4. Bepergian bisa jadi menakutkan
Bagi mereka yang memerangi agorafobia atau gangguan panik, bandara yang padat atau pusat transit yang sibuk dapat menjadi pemicu kecemasan. Orang dengan kecemasan dapat menghindari masalah tersebut dengan mengonfirmasi semua jadwal dan detail perjalanan sebelumnya.
Serta merencakan aktivitas untuk seluruh rangkaian perjalanan. Dan mempelajari strategi menghilangkan kecemasan seperti latihan pernapasan dalam.
5. Menjaga Rutinitas
Mematuhi rutinitas adalah cara terbaik bagi siapa saja untuk mengelola stres, tetapi bagi mereka yang hidup dengan kecemasan, hal tersebut menjadi sangat penting. Meski beberapa perubahan jadwal tidak bisa dihindari selama musim perayaan, penting bagi mereka yang cemas untuk menjaga rutinitas seperti biasa.
"Karena ada banyak acara terkait liburan, seperti lebih banyak makan, kita biasanya kurang tidur, kurang olahraga, dan minum lebih banyak alkohol yang bisa meningkatkan kecemasan. Sebab itu berhati-hatilah pada pilihan makanan dan tetap meluangkan waktu untu berolahraga," ujar Brass.
6. Tetap Melakukan Treatment untuk Diri Sendiri
Di tengah musim memberi, kadang kita melupakan satu hal penting, diri sendiri. Dr. Hafeez merekomendasikan untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri yang merupakan pereda kecemasan instan.
"Belilah sesuatu untuk diri sendiri sebagai kado. Atau merawat diri dengan spa, sampai staycation yang membuat kamu merasa istimewa dan dimanja," ujarnya.
7. Menemukan cara untuk membalik skrip
Pemicu kecemasan yang besar menurut Dr. Hafeez adalah skenario "bagaimana jika. Cobalah ganti skrip liburan dengan memikirkan tiga hal yang kita syukuri dan fokus pada hal tersebut.
"Ya, memang banyak stres dan kecemasan sepanjang 2020 tapi ada juga banyak hal indah terjadi," tutupnya.
Simak Video Berikut
#ChangeMaker